BANTENRAYA.CO.ID – Kelompok 41 kuliah kerja mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa (Uniba) melakukan pendampingan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Desa Pematang, Kecamatan Kragilan.
Kali ini yang mendapatkan pendampingan dari Kelompok 41, KKM Uniba adalah pelaku UMKM kue gipang yang ada di Desa Pematang.
BACA JUGA : Kelompok 62 KKM Uniba Berikan Layanan Kesehatan
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Sri Sukmawati mengatakan, berdasarkan panduan KKM dan arahan dari Rektor Uniba Furtasan Ali Yusuf, bahwa salah satu program kerja KKM adalah dalam bidang ekonomi, yaitu melakukan pendampingan untuk mengembangkan pelaku UMKM di Desa Pematang.
Sri mengaku, tujuan kegiatan ini adalah agar pelaku UMKM mampu mengembangkan produknya dengan lebih inovatif dan kreatif. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai jual produk UMKM kue gipang di Desa Pematang guna melestarikan cemilan khas daerah.
“Secara keseluruhan kegiatan ini lancar dan memperoleh respon positif dari pelaku UMKM kue gipang,” katanya.
Ketua Kelompok 41 KKM Uniba Wildan Firdaus mengatakan, sebelum melakukan pendampingan, pihaknya bersama DPL melakukan survei dan wawancara kepada pelaku UMKM kue gipang yang ada di Desa Pematang.
“Setelah mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi UMKM kue gipang, kami melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk inovasi produk kue gipang baik dari segi rasa dan kemasan,” katanya.
Wildan mengaku, kegiatan ini juga didampingi oleh Dosen Pendamping Kelompok Mahpudohdi rumah salah satu pelaku UMKM kue gipang Ibu Nabawiyah. Inovasi produk yang dilakukan adalah dengan menambah variasi rasa nanas dan rasa coklat, sebagai toping atau lapisan atas kue gipang.
“Selanjutnya gipang dikemas dalam plastik pouch dan diberikan label. Hal ini merupakan ide awal dari mahasiswa KKM Uniba kelompok 41, sebagai strategi dalam meningkatkan kreatifitas pelaku UMKM di Desa Pematang,” ucapnya.
Sementara itu, Nabawiyah, Pelaku UMKM Kue Gipang yang mendapatkan pendampingan mengatakan, Kelompok 41 KKM Uniba mampu menumbuhkan semangat dalam mengasah kemampuan inovasi dan kreasi untuk produk yang dibuat.
Menurutnya, kegiatan pendampingan ini sangat dirasakan bermanfaat, terutama pendampingan dalam kemasan yang selama ini pelaku UMKM hanya terpaku dengan toples, ternyata dengan plastik bisa dijual lebih menarik, praktis dan murah. ***