Kembangkan UMKM, Ini yang Dilakukan Kelompok 40 KKM Uniba

IMG 20230727 WA0029

BANTEN RAYA.CO.ID – Kelompok 40 kuliah kerja mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa (Uniba) melakukan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) produksi bahan baku singkong, yang semula hanya membuat tape sekarang dikembangkan menjadi produk opak di Desa Sukajadi.

BACA JUGA : Musala di Kampung Ini Dipercantik oleh Kelompok 40 KKM Uniba

Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 40 KKM Uniba Ulfi Jefri memberikan masukan agar mahasiswa bisa mengembangkan produk yang berbahan dasar singkong pada UMKM di Desa Sukajadi.

Bacaan Lainnya

Awalnya, UMKM di Desa Sukajadi hanya fokus pada produksi tape singkong, sebagai produk utama mereka. Namun, Kelompok 40 melihat potensi besar dalam bahan baku tersebut, dan berinisiatif untuk mengembangkan produk lain yang dapat meningkatkan nilai tambah serta peluang pasar bagi UMKM tersebut.

Para mahasiswa pun melakukan survei dan riset pasar untuk mengidentifikasi produk potensial yang bisa dihasilkan dari singkong. Setelah melakukan berbagai kajian, mereka memutuskan untuk mengembangkan produk opak berbahan dasar singkong.

Opak adalah makanan tradisional Indonesia yang umumnya terbuat dari tepung ketan atau tepung beras yang digulung dan dibentuk menjadi lembaran tipis.

Dalam pengembangan produk ini, Kelompok 40 tidak hanya berfokus pada aspek kuliner dan rasa, tetapi juga pada aspek pemasaran dan kemasan yang menarik. Mereka bekerja sama dengan pengusaha UMKM di Desa Sukajadi untuk mengimplementasikan rencana ini dengan tepat.

Langkah pertama adalah memperbaiki proses produksi tape singkong yang telah ada sebelumnya.

Mahasiswa memberikan arahan dan gambaran bahwa apabila bahan dasar singkong tersebut selain dibuat tape bisa juga dibuat opak, sehingga akan memberikan tambahan pendapatan yang nantinya akan meningkatkan perekonomian keluarga.

Efisiensi produksi tape agar dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat.

Selain itu, mereka juga memperkenalkan konsep produksi opak dengan peralatan sederhana dan biaya terjangkau, sehingga UMKM dapat dengan mudah mengadopsi teknologi ini. Keterlibatan mahasiswa dalam mengembangkan UMKM di Desa Sukajadi tidak hanya berhenti di situ.

Mereka juga membantu menyusun strategi pengembangan jangka panjang, memberikan pelatihan kewirausahaan bagi pengusaha lokal, serta menyusun rencana untuk mengembangkan rantai pasok yang berkelanjutan.

Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, proyek kuliah kerja Kelompok 40 Universitas Bina Bangsa ini menjadi contoh suksesnya keterlibatan mahasiswa dalam mendorong pengembangan UMKM di Indonesia.

Melalui upaya mereka, produk opak dari singkong desa Sukajadi menjadi sukses dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal serta masyarakat desa secara keseluruhan. ***

Pos terkait