Khutbah Jumat Singkat dan Menyentuh Hati, Tema: Ikhlas dalam Beramal

khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati.
khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati. (Pixabay/apassingstranger)

BANTENRAYA.CO.ID – Inilah informasi seputar khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati yang bertemakan ikhlas dalam beramal.

Materi khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati ini bisa anda gunakan pada saat jadi khatib hari ini atau Jumat selanjutnya.

Khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati ini bertemakan ikhlas menjadi hal penting dalam kehidupan, terlebih saat beramal, sering sekali manusia melakukan amal baik bukan semata-mata karena Allah SWT.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: MASIH AKTIF! Kode Voucher Lazada Hari Ini 28 April 2023, Dapatkan Diskon dan Cashback Spesial Produk Makin Murah Parah

Penasaran dengan materi khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati yang bertemakan ikhlas dalam beramal? Simak artikel ini sampai selesai.

Dikutip Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, Berikut ini adalah khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati yang bertemakan ikhlas dalam beramal:

Khutbah I

BACA JUGA: Naskah Khutbah Jumat Tema: Menjaga Semangat Ibadah Pasca Ramadhan, Menyentuh Hati dan Membangkitkan Semangat Beribadah!

اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا ﷺ الَّذِيْ جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ خَلْقِهِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ اَشْرَفِ عِبَادِهِ. أَما بعد: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin jama’ah Jumah hafidhakumullâh,

Saya berpesan kepada pribadi saya sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita terus berusaha meningkatkan taqwa kita kepada Allah dengan mematuhi semua perintah dan menjauhi aneka macam larangan-larangan-Nya.

BACA JUGA: Khutbah Jumat Kedua di Bulan Syawal, Tema: Keberkahan pada Hari Jumat Bersamaan dengan Hakikat Kemenangan di Bulan Syawal

Hadirin sidang jumat hafidhakumullâh,

Rasululloh SAW. berpesan kepada umatnya;

إنّما الأعْمالُ بِالنِّيَّة -وفي رواية: بالنِّيّاتِ-، وإنَّما لِكُل امْرِئٍ ما نَوى، فَمَن كانَتْ هِجْرَتُه إلى اللهِ ورَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ، ومَن كانَتْ هِجْرَتُهُ إلى دُنْيا يُصِيبُها أوِ امْرَأةٍ يَتَزَوَّجُها، فَهِجْرَتُهُ إلى ما هاجَرَ إلَيْهِ»

“Sungguh sahnya amal itu bergantung dengan niat. Bagian setiap orang (dari amalnya) adalah niatnya. Barang siapa hijrahnya karena Allah SWT. dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah SWT. dan rasul-Nya (diterima dan mendapat pahala). Barang siapa hijrahnya karena dunia yang digapai atau perempuan yang dinikahi maka hijrahnya karena tujuan tersebut (tercela, tidak diterima di sisi Allah SWT. dan tidak mendapat pahala).”

BACA JUGA: 8 Hotel Murah di Makassar, Ada Harga Promo Cuman Rp40 Ribuan, Sudah Dapat Fasilitas Wifi, Netflix dan Kamar AC

Begitu luas makna dari hadis di atas, bahkan dikatakan hadis tersebut merupakan separuh ilmu. Bagaimana tidak, amal yang dikerjakan oleh setiap orang muslim sangat-sangat bergantung pada niat. Bahkan tidak berlebihan kiranya jika dikatakan niat lebih utama dari pada amal . Sebab, balasan dari amal seorang muslim tergantung oleh niatnya.

Az-Zarnuji dalam Ta’lim al-Muta’alim menjelaskan;

كَمْ مِنْ عَمَلٍ يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَةِ أَعْمَالِ الدُّنْيَا وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِّيَّةِ مِنْ أَعْمِالِ الْآخِرَةِ وَكَمْ مِنْ عَمَلٍ يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَةِ أَعْمَاِل الْآخِرَةِ ثُمَّ يَصِيْرُ مِنْ أَعْمَالِ الدَّنْيَا بِسُوْءِ النِّيَّة

“Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena bagusnya niat, dan banyak pula amal yang berbentuk amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia karena buruknya niat”

BACA JUGA: 8 Tempat Wisata di Kota Pekanbaru yang Wajib Dikunjungi, Instagramable hingga Cocok untuk Healing

Andai kita mau berangan-angan, sekilas orang yang tidak makan semenjak fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat puasa Itu sama saja dengan orang yang tidak makan tanpa niat puasa. Mereka berdua sama-sama kehausan, sama-sama kelaparan, lemas dan kurang tenaganya karena tidak makan dan minum. Akan tetapi orang yang pertama mendapat pahala ibadah puasa karena telah niat puasa. Sementara orang yang kedua tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan haus, karena apa? Tentu jawabannya karena tidak terbesit di dalam hatinya untuk niat puasa, beribadah kepada Allah SWT.

Begitu luas makna dari hadis di atas, bahkan dikatakan hadis tersebut merupakan separuh ilmu. Bagaimana tidak, amal yang dikerjakan oleh setiap orang muslim sangat-sangat bergantung pada niat. Bahkan tidak berlebihan kiranya jika dikatakan niat lebih utama dari pada amal . Sebab, balasan dari amal seorang muslim tergantung oleh niatnya.

Az-Zarnuji dalam Ta’lim al-Muta’alim menjelaskan;

كَمْ مِنْ عَمَلٍ يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَةِ أَعْمَالِ الدُّنْيَا وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِّيَّةِ مِنْ أَعْمِالِ الْآخِرَةِ وَكَمْ مِنْ عَمَلٍ يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَةِ أَعْمَاِل الْآخِرَةِ ثُمَّ يَصِيْرُ مِنْ أَعْمَالِ الدَّنْيَا بِسُوْءِ النِّيَّة

“Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena bagusnya niat, dan banyak pula amal yang berbentuk amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia karena buruknya niat”

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Padat Jelas Terbaru 2022, dengan Cukuplah Kematian Menjadi Pengingat

Andai kita mau berangan-angan, sekilas orang yang tidak makan semenjak fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat puasa Itu sama saja dengan orang yang tidak makan tanpa niat puasa. Mereka berdua sama-sama kehausan, sama-sama kelaparan, lemas dan kurang tenaganya karena tidak makan dan minum. Akan tetapi orang yang pertama mendapat pahala ibadah puasa karena telah niat puasa. Sementara orang yang kedua tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan haus, karena apa? Tentu jawabannya karena tidak terbesit di dalam hatinya untuk niat puasa, beribadah kepada Allah SWT.

Hadirin sidang jumat hafidhakumullâh,

Maka dari itu sangat penting kiranya kita murnikan setiap aktifitas yang kita jalankan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Imam al-Ghozali menjelaskan, ikhlas adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW. ketika ditanya tentang ikhlas; dalam Ihya’ Ulum ad-Din al-Ghozali menjelaskan;

وَإِنَّمَا الْبَيَانُ الشَّافِيْ بَيَانُ سَيِّدِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآَخِرِيْنَ ﷺ إِذْ سُئِلَ عَنِ الْإِخْلَاصِ فَقَالَ أَنْ تَقُوْلَ رَبِّيَ اللهُ ثُمَّ تَسْتَقِيْمُ كَمَا أُمِرْتَ أَيْ لَا تَعْبُدْ هَوَاكَ وَنَفْسَكَ وَلَا تَعْبُدْ إِلَّا رَبَّكَ وَتَسْتَقِيْمُ فِيْ عِبَادَتِهِ كَمَا أُمِرْتَ وَهَذَا إِشَارَةٌ إِلَى قَطْعِ مَا سِوَى اللهِ عَنْ مَجْرَى النَّظَرِ وَهُوَ الْإِخْلَاصُ حَقًّا

“Penjelasan yang tuntas (terkait ikhlas) adalah penjelasan pemimpin setiap makhluk SAW. saat ditanya perihal ikhlas. Rosulullah SAW. Menjelaskan (ikhlas adalah) kamu berkata; “Allah Swt. adalah Tuhanku” lantas kamu konsisten sebagaimana kamu diperintah. Artinya jangan kamu sembah hawa nafsu kamu, jangan kamu sembah selain Tuhan kamu dan kamu konsisten dalam beribadah kepada Allah SWT. Penjelasan demikian memberi isyarat untuk menghilangkan selain Allah dalam pandangan dan inilah hakikatnya ikhlas.”

Sederhananya, yang dapat mengukur taraf keikhlasan adalah diri kita sendiri, bagaimana kita mengarahkan hati dan fikiran supaya beramal murni untuk Allah SWT. Menghilangkan tujuan-tujuan lain yang dapat merusak amal sehingga apa yang kita lakukan tidak ada artinya.

Terakhir, mari kita berdo’a bersama semoga kita bisa meluruskan niat dalam beribadah kepada Allah, semoga amal kita diterima di sisi Allah Swt.

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ الْاَمِنِيْنَ وَاَدْخِلْنَا وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ * وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ * قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ * قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Demikian khutbah Jumat singkat dan menyentuh hati yang bertemakan ikhlas dalam beramal.***

Pos terkait