BANTENRAYA.CO.ID – Mantan Ketua KPK Taufiqurrahman Ruki, salah satu perwakilan tokoh masyarakat Banten yang juga Ketua Perkumpulan Urang Banten (PUB), memberikan banyak catatan pada peringatan 23 tahun Provinsi Banten.
Dia mengatakan, ada banyak persoalan yang harus segera dicarikan solusi, salah satunya adalah tentang kerusakan alam di Banten.
Taufiqurrahman Ruki yang merupakan mantan Ketua KPK mengatakan, kerusakan alam di Provinsi Banten sudah terlihat sangat parah.
Akibat kerusakan itu, Sungai-sungai dan danau mengering.
Sehingga, anak-anak saat ini sudah tidak bisa lagi menikmati air sungai yang jernih dan mandi di sungai seperti yang ia lakukan ketika kecil dulu.
BACA JUGA:10 Ucapan HUT TNI ke-78 Penuh Doa dan Harapan Untuk Peringatan Hari Abri 5 Oktober 2023
Dia mengatakan, saat ini takut bila akan terjun dari jembatan ke sungai seperti saat dulu pernah dia lakukan.
Sebab air di sungai semakin sedikit sehingga bila terjun ke sungai akan menyebabkan kaki patah.
“Deet ayeuna mah (dangkal sekarang mah airnya-red). Bisa patah tulang saya,” kata dia.
Kerusakan alam di Banten juga menyebabkan banjir yang merusak sejumlah daerah di Banten.
Banjir menghantam wilayah di Provinsi Banten seperti Cigobang, Cipanas, Labuan, dan wilayah lain.
Sementara di daerah lain seperti Serang Utara malah kesulitan air dan krisi air.
Dia mengatakan, saat ini Rawa Danau sudah mulai kering sehingga bisa digunakan sebagai lokasi sepak bola.
Waduk Krenceng dan Bendungan Pamarayan juga sudah dangkal.
Semua kondisi ini menurutnya akibat adanya kebijakan para pendahulu yang baru terasa saat ini.
“Yang paling menyakitkan adalah umur saya 77 tahun lebih baru tahun kemaren saya tahu yang namanya Serang kerendem banjir,” katanya.
Taufiqurrahman Ruki mengungkapkan, kondisi ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan lingkungan hidup yang signifikan di Banten.
Sebab ketika hujan terjadi banjir dan ketika kemarau air kering kerontang sehingga harus beli.
“Jangan sampai terjadi tanahnya kita sewa airnya kita beli,” katanya.
Menanggapi hal itu, Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, semua masukan yang disampaikan oleh Taufiqurrahman Ruki merupakan masuk yang berharga bagi Pemerintah Provinsi Banten.
Karena itu, ke depan Pemerintah Provinsi Banten akan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi Provinsi Banten.
BACA JUGA:Tempat Wisata Terindah di salatiga Paling Terbaru dan Tercantik Untuk Dikunjungi
Terkait kekeringan, dia mengatakan bahwa saat ini disebabkan karena kemarau panjang akibat dari fenomena El Nino.
Berdasarkan data, hingga 22 September 2023 luas lahan yang terkena dampak kekeringan adalah seluas 4.722 hektare atau 1,02 persen dari total luas tanam 463.613 hektare.
Adapun rinciannya yaitu terkena kekeringan ringan 1.789 hektare atau 0,39 persen, yang kekeringan sedang 1.532 hektare, dan puso 514 hektare atau 0,11 persen.
Menghadapi itu, Pemerintah Provinsi Banten mempersiapkan cadangan pangan pemerintah sebesar 214,99 ton beras dan beras persediaan sumber dana insentif daerah sebesar 2.139,17 ton beras yang siap disalurkan apabila masyarakat sudah membutuhkan.
Banten juga memiliki pangan lokal seperti jagung, pisang, porang, singkong, talas beneng, sukun, dan ubi jalar.
BACA JUGA:Pra PON Cabor Sepakbola, Banten Satu Grup dengan DKI dan Jabar
“Kami juga melakukan identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, dan peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung, dam, parit, sumur pantek, power threaser, sumur resapan, dan pompanisasi serta pengelolaan jaringan irigasi sepanjang 361,3 kilometer dengan luas layanan 29,211 hektare,” katanya. ***