BANTENRAYA.CO.ID – Marak angkutan dalam kota (angkot) Serang mencopot tarif ongkos penumpang.
Pencopotan stiker tarif ongkos penumpang dilakukan, lantaran tarif ongkos yang ditetapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang tidak sebanding dengan harga bahan bakar minyak (BBM).
Salah seorang sopir Angkot trayek Pakupatan-Pasar Rau, Imam mengatakan, tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Serang tidak sebanding dengan harga BBM yang digunakan. Sedangkan yang menggunakan Angkot, saat ini sudah mulai jarang.
BACA JUGA:Pemilih Pemilu 2024 di Kota Serang Bisa Ajukan Pindah TPS, Tapi Syaratnya…
“Iya sekarang yang naik angkot gak sepenuh dulu, udah jarang sekarang, cari penumpang satu dua orang udah susah,” ujar Imam, kepada Bantenraya, Selasa 11 Juli 2023.
Imam dan beberapa supir angkot lainnya terpaksa harus menaikkan tarif ongkos menjadi Rp 6.000 untuk umum dan Rp 5.000 untuk pelajar dan mahasiswa.
“Sekarang enam ribu jarak jauh atau dekat, itu buat orang dewasa, untuk anak sekolah kita Rp 5000, mentok-mentok mereka ngasih Rp 4000,” ucap dia.
BACA JUGA:Atlet Taekwondo Kota Serang Bawa Pulang Medali dari Thailand
Imam dan beberapa sopir angkot lain di Kota Serang berharap agar Pemkot Serang melakukan penyesuaian tarif ongkos yang baru.
“Kepengen kami ada penyesuaian tarif baru, supaya kitanya gak tekor setorannya,” jelasnya.
Serupa dikatakan sopir angkot 04 trayek Terminal Cipocok Jaya – Pakupatan, Aji.
BACA JUGA:Jalan Berlubang di Kota Serang Dipasang Batang Kelapa
Aji mengatakan, pihaknya terpaksa mencopot stiker tarif ongkos angkot dalam Kota Serang, karena karena tidak sesuai dengan harga BBM yang sudah naik.
Harusnya, kata Aji, tarif ongkos untuk mahasiswa Rp 5.000, karena mahasiswa termasuk kategori penumpang dewasa.
“Bukannya nggak sesuai kita ngikutin harga. Harusnya mahasiswa Rp 5.000, masuknya orang dewasa. Bukan anak-anak. Kalau anak sekolah wajar. Mahasiswa harusnya 5000,” ujar Aji, ditemui di Tugu Patung Debus, Kemang, Kelurahan Panancangan, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Selasa 11 Juli 2023.
Menurut Aji, penyesuaian tarif angkot yang ditetapkan Pemkot Serang berpengaruh terhadap pendapatan para sopir, karena tidak sebanding dengan harga kenaikan BBM jenis pertalite yang sudah Rp 10 ribu per liter.
Belum lagi, kata Aji, para penumpang angkot sudah mulai sepi, karena harus bersaing dengan angkutan umum online atau membawa kendaraan pribadi.
“Sebenarnya ngaruh sih. Karena BBM naik, ditambah lagi penumpang umumnya sepi. Kita cuma ngarepin anak sekolah. Tinggal nangisnya aja. Kalau nggak ada Anak sekolah, mahasiswa muatan sepi,” tuturnya.
BACA JUGA:Karena Pusak, Padi di Kota Serang Dipanen Dini
Aji tidak menampik untuk setoran angkot, para sopir angkot masih bisa dapat, hanya saja untuk penghasilan sopir makin minim, bahkan kerap kali nombok alias sampai tekor.
“Setoran mah dapat. Nggak ngapes. In syaa Allah. Uang makan kita belum tahu. Rp 30 ribu. Belum dipotong sama rokok. Apalagi yang udah punya keluarga bingung, apalagi yang ngontrak,” keluhnya.
Aji mengaku terkait keluhan tarif ongkos penumpang sudah disampaikan langsung kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Serang.
BACA JUGA:Pemkot Serang Ajukan KH Samaun Bakri Jadi Pahlawan Nasional
“Kita udah ngobrol sama organda, dishub. Saya cuma perwakilan dari teman-teman. Kita adanya stiker banyak yang ngeluh,” akunya.
Aji menuturkan, keluhan para sopir angkot dalam Kota Serang makin bertambah, menyusul banyaknya sopir luar daerah seperti dari Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang, yang menerobos hingga ke dalam Kota Serang.
“Saya ngerasa ditambah sekarang mobil kota udah kejepit. Cilegon nariknya ke kota masuk ke sini. Mobil Ciomas pada ngetem kampus di Sindangsari. Dia langsung ke sini ke terminal. Ini mobil kota jadi penonton doang.
BACA JUGA:Pemkot Serang Diminta Usulkan KH Samaun Bakri Jadi Pahlawan Nasional
Imbasnya, kata Aji, penghasilan para sopir angkot makin minim, bahkan kerap kali nombok alias sampai tekor.
Aji menjelaskan, para sopir angkot harus menguber buat setoran angkot. Setoran angkot mencapai Rp 60 ribu per hari.
“Setor Rp 60 ribu sehari. Bensin kita tanggung jawab. Bensin tergantung ritase. Kalau tiga rit ngisi 45-50 ribu. Penghasilan sopir cuman Rp 30 ribu sehari. Itu kotor belum ngopi, rokok, dan makan, buat dibawa pulangnya mana,” jelas Aji. ***