BANTENRAYA.CO.ID – Sejumlah pedagang Pasar Lama mengkritik keberadaan warung jaga bahan pokok (Warjok).
Kehadiran Warjok akan mematikan penghasilan harian para pedagang Pasar Lama Kota Serang. Sejumlah pedagang Pasar Lama pun mengusulkan harga jual bahan pokok di Warjok menyesuaikan dengaj harga di pasaran.
Sekadar diketahui, Pemkot Serang meluncurkan Warjok di Pasar Lama, Jumat 3 Januari 2025.
Peluncuran Warjok untuk mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok, sehingga inflasi di Kota Serang stabil.
Pj Gubernur Banten Ucok Abdulrauf Damenta Launching Warung Inflasi di Pasar Lama Kota Serang
Salah seorang pedagang sembako di Pasar Lama Kota Serang, Rahmat mengaku khawatir dagangannya tidak laku dengan keberadaan Warjok Inflasi, karena harga bahan pokoknya di bawah pasaran.
“Wah itu pasti keganggu kalau ada tetap di situ pasti kita keganggu. Kita pasti berat. Di sini pasti nggak laku kalau harganya seperti itu,” ujar Rahmat, kepada Banten Raya, Minggu (5 Januari 2025).
Meski jaraknya dekat dengan Warjok Inflasi, ia mengaku belum mengetahui keberadaannya.
Menurut Rahmat, keberadaan Warjok Inflasi di Pasar Lama pasti bakal mempengaruhi penjualan dagangannya. “Ngaruh pasti kalau kayak gitu,” ucap dia.
Pengamat Sebut Warga Pilih Menabung Ketimbang Berlibur
Ia mengusulkan harga jual bahan pokok di Warjok Inflasi menyesuaikan dengan harga di pasaran.
Sebab, jika para pedagang di Pasar Lama harus menjual dagangannya menyesuaikan dengan harga Warjok Inflasi bisa bangkrut.
“Waduh nggak bisa. Kita gulung tikar pasti kalau kayak gitu,” ungkap pedagang yang sudah lima tahun jualan di Pasar Lama.
Rahmat mengatakan, sekalipun para pedagang dibolehkan beli di Warjok Inflasi, tetap akan berimbas terhadap penghasilannya, jika harganya harus menyesuaikan dengan Warjok Inflasi.
309.953 Orang Menyeberang ke Sumatera
“Kalau kayak gitu pasti orang konsumen lari ke sana semua sudah tahu harganya beda di sini lebih mahal.
Beda 1000-2000 pasti pindah. Misalnya di sana 15 di sini 16 ya pasti lari ke sana. Sedangkan kita beli 15,” kata Rahmat.
Rahmat mengaku pihaknya tidak diberitahu jika akan ada Warjok Inflasi di Pasar Lama.
Kendati harga jual bahan pokok di Warjok Inflasi murah, pihaknya tetap tidak akan menurunkan harga, karena harga belinya mahal. Rahmat berharap Warjok Inflasi bisa menjual bahan pokoknya disesuaikan dengan harga di pasaran..
Pemkot Serang Tambah Stok Cadangan Beras Pemerintah 23,5 Ton Pada Tahun 2025
“Harga itu disesuaikan biar kita pedagang enggak dirugikan. Kalau di bawah harga kita mau jualan apa,” katanya.
Keluhan serupa dikatakan pedagang sembako Pasar Lama lainnya, Santi Nainggolan.
Ia mengaku tidak setuju dengan adanya Warjok Inflasi di Pasar Lama, khawatir dagangannya tidak laku, karena harga jual bahan pokok di Warjok Inflasi saing di bawah harga eceran tertinggi (HET).
“Kita sebagai pedagang harian, karena kita sudah lama di sini, sudah tentu kita nggak setuju itu ada pasar, karena lebih murah dari pasar kita sekarang.
Libur Nataru, Jalur ke Anyer Satu Arah
Bisa-bisa nanti kita enggak ada yang belanja. Kita mau makan apa kalau kita enggak dagang di sini,” ujar Santi, kepada Banten Raya.
Menurut Sinta, harga jual bahan pokok di Warjok Inflasi di bawah harga pasaran, sehingga para pedagang Pasar Lama bisa tidak laku dagangannya.
“Jangan karena di sana warung banyak, model kita warung sedikit kita mau ditaruh saingan.
Kalau mau saingan itu ke Pasar Induk Rau. Kalau ke pasar-pasar begini ngecer sekilo dua kilo terus terang aja pasti kita kalah sama mereka,” ucap dia.
Ade Sumardi dan Fitron Diberhentikan Besok
Santi menyebutkan, harga jual minyak goreng minyakita Rp 18.000 per liter, sementara di Warjok Inflasi sekitar Rp 15.000 per liter.
“Saya jual Minyakita itu Rp18 ribu. Kita pasti nggak setuju dong ada pasar seperti itu. Kita kan di sini cari makan.
Kalau itu ada di situ pasti pada ke situ kan. Apa nggak kasihan yang punya usaha itu lihat kita orang susah orang kecil ini. Nggak bisa makan,” keluhnya.
Ia meminta Warjok Inflasi ditiadakan, karena akan membuat pedagang sembako di Pasar Lama gulung tikar.
Karang Mulya Kembali Dilanda Banjir Rob
“Harusnya jangan ada pasar seperti itu lagi. Seperti saya bilang tadi kita pasti nggak bisa lagi nanti dagang di sini. Pasti nggak ada yang belanja.
Bisa gulung tikar. Nggak kasihan lihat masyarakat nanti nggak makan kita,” ungkap dia.
Santi mengungkapkan, pendapatan per hari di Pasar Lama minim, karena sepi pengunjungnya. Jika Warjok Inflasi akan beroperasi hingga 5 tahun, maka bisa mematikan para pedagang Pasar Lama.
“Jangankan 5 tahun satu Minggu aja bisa gulung tikar. Karena penghasilan Rp 2 juta sehari. Itu sama modal. Kotor. Rp 2 juta itu sayuran sama sembako paling untungnya cuma Rp 150 ribu doang,” bebernya.
Penjabat Walikota Serang Nanang Saefudin menegaskan, Warjok Inflasi tidak akan mematikan usaha para pedagang di Pasar Lama khususnya, karena tidak akan menganggu margin keuntungan para pedagang.
“Iya nggaklah. Karena kalau harga Rp 15.000 sekian itu, pedagang sudah dapat, karena harga pembelian Minyakita misalnya Rp 15.000 dari distributor kesatu kedua sampai ke agen,
itu tidak akan mengganggu margin keuntungan dari pedagang yang ada. Justru terjaga,” kata Nanang.
Ia mengatakan, harga bahan pokok di Warjok lebih hemat dibanding harga bahan pokok di pasar.
Muhamad Akbar Resmi Jabat Dirut KS, Dua Direktur Dicopot untuk Perubahan Positif
“Misalnya minyak goreng minyakita di sini (Warjok) hanya Rp 15.000 sekian per liter, di luar bisa Rp 18.000 per liter. Bagi masyarakat walaupun 1.000 itu terasa, sehingga nanti masyarakat ya sudah beli saja di sini,” ucap dia.
Kendati demikian, kata Nanang, setiap konsumen yang belanja bahan pokok di Warjok dibatasi per item produknya.
“Itu diatur oleh PT ABM dan Pak Kadis Disperindagkop. Tentu nanti akan dilihat. Khawatir juga nanti Pak Kadis yang beli malah diborong. Dijual. Itu nggak boleh juga,” tegas dia.
Kepala Dinkopukmperindag Kota Serang Wahyu Nurjamil mengatakan, Warung Inflasi bekerja sama dengan PT ABM dan Bulog.
Kota Tangerang Dibombardir Hujan Lebat dan Petir
“Sebetulnya ini untuk menjaga stabilitas inflasi yang ada di Kota Serang. Diharapkan nanti ketika harga melonjak tinggi, ini bisa dilakukan intervensi oleh pemerintah melalui warung inflasi,” ujar Wahyu.
Ia menuturkan, konsumen dalam hal ini masyarakat bisa membeli atau bekerjasama dengan para pedagang di pasar, agar sebarannya dia lebih luas.
“Ketika sebarannya lebih luas dengan harga yang rendah.
Nanti kami pun mengatur. Misalnya seperti kemarin kami menindaklanjuti hasil pengawasan ada harga minyakkita yang ternyata harganya Rp 18 ribu. Kami membatasi hal itu.
Dengan cara nanti intervensi kepada para pedagang memberikan surat bahwa maksimal harganya sekian. Sesuai dengan HET yang ditetapkan oleh pemerintah,” jelas dia.
Wahyu mengatakan, belanja di warung inflasi tidak ada pembatasan bagi supplier, kecuali konsumen yang teknisnya diatur oleh PT ABM. “Kalau untuk supplier nggak. Kalau untuk masyarakat teknisnya nanti diatur oleh PT ABM,” jelas dia.
Wahyu mengatakan, warung inflasi juga bisa disebut sebagai operasi pasar yang disentralisasikan.
“Ya kurang lebih seperti itu, tapi ini bisa melayani juga di tempat. Kalau operasi pasar kita juga bekerjasama dengan PT ABM,” bebernya.
Wahyu menuturkan, bahan pangan yang dijual di warung inflasi adalah bahan pangan yang sudah dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
“Nanti barang-barang yang dibeli oleh masyarakat adalah barang-barang yang sudah disubsidi oleh pemerintah daerah,” kata Wahyu.
Untuk sementara warung inflasi tidak melayani kebutuhan untuk masyarakat di luar Kota Serang. Ia optimis warung inflasi akan berkembang pesat, karena sudah ada kesepakatan dan kontrak antara Pemkot Serang dengan PT ABM.
“Sebetulnya ini program sudah diikat oleh MOU. MOU antara pemerintah kota dengan PT ABM. PKS nya antara Indakop dengan PT ABM.
Pemkot Serang Waspadai Cuaca Buruk Saat Nataru
Wahyu meminta masyarakat Kota Serang tidak perlu risau jika belanja di Warjok inflasi, karena persediaan bahan pangan dijamin aman.
Ia menegaskan, warung inflasi bisa berjalan efektif dalam mengendalikan inflasi di Kota Serang, jika disparitas harganya bisa ditekan antara satu pasar dengan pasar lainnya yang diterima oleh konsumen.
“Makanya intervensinya dari kita adalah bagaimana nanti para penjual-penjual yang ada di pasar itu bisa mengambil ke sini, sehingga menurunkan harga yang ada di pasaran. Contoh minyakita di sini (warung inflasi) Rp 15.700, tapi di pasar Rp 18.000,” jelasnya. (harir)