Mengenal Apa itu Kupat Qunut Yang Masih Menjadi Tradisi Di Banten Hingga Sekarang

kupat
Mengenal apa itu ketupat qunut. (.istockphoto.com)

BANTENRAYA.CO.ID – Tradisi penyajian ketupat di pertengahan menjelang akhir bulan Ramadhan dinamakan kupat qunut.

Tradisi kupat qunut yang sudah berlangsung selama turun temurun ini mengalir menjadi ajang pemersatu warga dalam menggiatkan silaturahmi antar sesama.

Tradisi kupat qunutan khas warga Pandeglang Banten tersebut dilakukan sebagai bentuk simbol persatuan masyarakat setempat dalam mengharap berkah Lailatul Qadar.

Bacaan Lainnya

Biasanya ketupat disajikan saat hari Raya Idul Fitri saja, tetapi tidak buat di sebagian daerah termasuk Banten.

BACA JUGA: 7 Rekomendasi Tempat Bukber Terdekat di Jakarta yang Murah, Cozy Abiss dan Enak Buat Santuy

Banten menjadi hal yang unik dan berbeda karena di kawasan tersebut ketupat disajikan dua kali selama satu tahun.

Pertama, saat akhir Ramadan dan yang kedua saat hari Raya Idul Fitri.

Dikutip Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, biasanya kupat qunutan juga digelar setelah para warga memasak ketupat.

Kupat qunutan biasanya disajikan dengan lauk pauk pendampingnya dan nantinya akan di bawa ke masjid atau mushola terdekat untuk didoakan.

BACA JUGA: Open Trip ke Jogja, 5 Orang Meninggal, Bus Pariwisata Habibah Jaya Kencana Tabrak Truk Pengangkut Beras

Setelah didoakan, ketupat yang terkadang terdiri dari dua jenis tersebut (ketupat beras dan ketupat ketan) langsung disantap secara bersama-sama setelah pelaksanaan salat tarawih.

Salah satu makna tradisi kupat qunutan adalah memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk bersedekah dan menyisihkan rezeki yang dimiliki.

jika tradisi pertengahan Ramadhan tersebut adalah bentuk pengingat dari ulama di masa lampau agar semakin meningkatkan ibadah amaliyah di pertengahan menjelang akhir Ramadan, yaitu sedekah.

“Tradisi qunutan yang dilakukan pada pertengahan Ramadan adalah cara para ulama Sallafussholih untuk mengingatkan umatnya agar lebih meningkatkan amaliyah ibadah terutama sedekah,” sebut salah seorang ulama.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi Hotel Murah Di Serang Dengan Tarif Ramah Di Kantong

Tradisi kupat qunutan telah ada sejak zaman kesultanan Banten sekitar 1651 sampai 1682.

Tradisi tersebut berkembang sebagai upaya pihak kesultanan dalam memantau keadaan sosial masyarakat di wilayah Banten dan sekitarnya menjelang akhir bulan Ramadhan.

Menurutnya, ajang tersebut bisa dimaknai sebagai medium silaturahmi sebagai masyarakat sosial dan meningkatkan keakraban antar masyarakat kampung pada masa tersebut.

“Dari situ penjelasn tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tradisi Kupat Qunutan mengandung makna sosial agar masyarakat semakin peka dengan lingkungan sekitar” ujar Abdul Aziz.***

BACA JUGA: MERINDING! Isi Rekaman Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Sebelum Meninggal: Ayah Ngeri……

Pos terkait