Mengenal Bangunan Bersejarah di Kabupaten Serang, Dari Mercusuar Sampai Makam Kramat 7 Sumur 7

makam kramat 7

SERANG, BANTEN RAYA-Provinsi Banten yang terletak di ujung barat Pulau Jawa banyak meninggalkan situs-situs bersejarah. Salah Satunya adalah Mercusuar Cikoneng Anyer yang berlokasi di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Seperti apa sejarah peninggalan Hindia Belanda di persisir Pantai Anyer, berikut laporan Banten Raya.

Menurut Plt Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Rudi Yatmawan menyampaikan, lokasi Menara Mercusuar Cikoneng Anyer berada pada koordinat sekitar 6°3’50.86062’ Lintang Selatan, dan 105°55’14.63516 Bujur Timur masuk dalam demografi wilayah Kabupaten Serang.

”Jika ditinjau secara langsung bangunan Mercusuar Cikoneng Anyer merupakan struktur dengan ketinggian 75 meter dengan lantai 16 dengan dinding cat berwarna putih,” kata Rudi, kemarin.

Ia menjelasakan, bangunan ini terbuat dari besi dan baja untuk menahan angin dan cuaca laut. Menara Mercusuar ini merupakan peninggalan Belanda pada tahun 1885, yang dibangun oleh Gubernur Daendels di awal abad 19 dan saat ini dikelola oleh Kementerian Perhubungan.

Menara suar cikoneng

”Secara fungsinya Mercusuar Cikoneng Anyer ini sebagai navigasi kapal, yang melintasi Selat Sunda,” ucapnya.
Mercusuar Cikoneng Anyer, lanjutnya, memiliki nilai sejarah karena menjadi saksi bisu dari letusan Gunung Krakatau serta perjalanan panjang maritim di Indonesia.

Secara pemanfaatannya objek Menara Mercusuar Cikoneng Anyer ini sebagai destinsi pariwisata, karena dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.”Jika melihat kondisi fisik dan lingkungan sekitar, cukup terawat dan terpelihara. Selain itu kebersihan pun terjaga, maka sudah sepatutnya Pemerintah Kabupaten Serang untuk segera menetapkan struktur tersebut sebagai cagar budaya,” ungkapnya.

Kemudian, ada Masjid Darul Fallah Kampung Cikoneng, Desa Cikoneng Jalan Raya Bandulu Anyer Kabupaten Serang. Secara geografis masjid ini berada pada koordinat 6°4’14 lintang selatan dan 105°53’25 bujur timur.

“Masjid Darul Falah merupakan masjid bersejarah yang dibangun pada akhir abad 16, atau awal abad 17, menjadikan masjid tertua di wilayah tersebut,” katanya.

masjid

Asal muasal pendirian masjid ini berkaitan dengan utusan dari Kerajaan Tulang Bawang di Lampung yang datang untuk menyebarkan Islam di Banten, atas permintaan Sultan Maulana Hasanudin yang memerintah pada tahun 1552-1570 para utusan tersebut menetap dan berdakwah.

Masjid ini memiliki arsitektur perpaduan budaya Jawa, Lampung dan Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dari ragam hias, yang terdapat pada bangunan masjid seperti kaligrafi Islam, ornamen eropa pada tiang-tiang, serta hiasan Lampung yang disebut Siger.

Menurut kepercayaan setempat masjid ini merupakan saksi bisu peristiwa letusan gunung berapi krakatau di selat sunda pada tahun 1883, yang memporak porandakan wilayah pesisir anyer, namun masjid ini tetap berdiri kokoh dari terjangan tsunami laut.

masjid 1

“Tidak hanya sebagai peninggalan sejarah, hingga saat ini masjid tersebut masih berfungsi sebagai tempat ibadah walaupu masjid ini telah mengalami renovasi namun tidak mengurangi keaslian dari bangunan tersebut,” ungkapnya.

Lalu ada Cagar Budaya Makam Kramat Tujuh yang merupakan makam pendiri Kampung Sukawana, Kelurahan Pelamunan yang dipelihara dan dirawat oleh H. Enjen.

Di dalam area ini terdapat tujuh makam yang di yakini sebagai tokoh pejuang Banten. Sumur Tujuh yang terletak tidak jauh dari Lokasi Makam Kramat Tujuh dipelihara oleh Zaelani dari Desa Pelamuna yang merupakan pemandian dari Nyai Wana.

Jika melihat kondisi cagar budaya Makam kramat tujuh, Sumur Tujuh Pancuran Mas yang terletak di Desa Pelamunan, dengan Luas tanah kurang lebih 7.8 hektar yang merupakan tanah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. (adv)

Pos terkait