Jakarta-Tren penurunan kasus Covid-19 pasca lonjakan varian delta telah mendorong mobilitas masyarakat sehingga pada triwulan ke III tahun 2021 perekonomian Indonesia berada di angka 3,51% (yoy). Perekonomian Indonesia yang sempat terdampak oleh Covid-19 telah melewati titik terendahnya dan saat ini merupakan periode pemulihan untuk bangkit bersama dan mendorong ekonomi Indonesia menjadi lebih sehat.
Salah satu yang meningkat pada periode pemulihan ekonomi tersebut adalah kegiatan di sektor Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh 3,74% di Q3-2021. Di sisi lapangan usaha, salah satu sektor yang konsisten tumbuh adalah sektor informasi dan komunikasi yang dipicu oleh perubahan perilaku masyarakat yang memiliki tingkat pemanfaatan teknologi yang tinggi selama pandemi.
“Perkembangan global telah mendorong ekonomi digital sebagai kekuatan baru. Tentu ini berdampak di sektor ekonomi dan kehidupan sehari-hari serta memberikan optimisme kepada pelaku ekonomi. Di masa pandemi, ekonomi digital di Indonesia mengalami peningkatan. Sekitar 41,9% dari total transaksi ekonomi digital di ASEAN selama tahun 2020 berasal dari Indonesia dan mayoritas disumbang oleh e-commerce,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Investment Conference bertema “Opportunities in Indonesia Digital Economy” yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia secara virtual, Sabtu (20/11).
Transaksi e-commerce, perbankan digital, dan uang elektronik diprediksi akan terus meningkat di tahun ini dengan peningkatan terbesar pada transaksi e-commerce yakni sebesar 48,4% (yoy), lalu diikuti dengan peningkatan uang elektronik sebesar 35,7% (yoy), dan perbankan digital sebesar dan 30,1% (yoy). Selain itu, berbagai sektor mulai dari transportasi dan pengiriman makanan (ride hailing), media online, travel, dan fintech juga terus mengalami peningkatan. Bahkan sektor edutech dan healtech penggunaannya juga jauh meningkat.
Berdasarkan laporan World Bank tahun 2020, pengguna aktif aplikasi edutech Indonesia tumbuh mencapai 200%. Menko Airlangga mengatakan bahwa Kartu Prakerja adalah contoh program edutech Pemerintah yang telah diakses oleh lebih dari 75 juta masyarakat. Tren peningkatan serupa juga terjadi pada sektor kesehatan dalam bentuk telemedicine.
Pemerintah terus mendukung pengembangan ekonomi digital seperti dalam White Paper on Digital for Future Economy, dalam bentuk Indonesia Digital Roadmap 2021-2024, Making Indonesia 4.0, Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025, dan Action Plan Inovasi Keuangan Digital 2020-2024. Saat ini Indonesia telah memiliki 2306 start-up serta memiliki 1 decacon yaitu GoTo dan 10 unicorn. Start-up tersebut berhasil menempatkan Indonesia dalam urutan ke-5 negara dengan jumlah start-up terbesar di dunia.
“Artinya, ekosistem digital Indonesia sangat kondusif dengan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan,” jelas Menko Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan memasuki bonus demografi yaitu 64% dari penduduk Indonesia terdiri dari generasi usia produktif. Karakteristik anak muda yang kreatif, adaptif, dan inovatif harus terus dikembangkan dalam era industri 4.0 dan ekonomi digital Indonesia yang membutuhkan 9 juta talenta digital untuk 15 tahun ke depan.
“Industri berbasis teknologi dan digitalisasi menjadi engine of growth baru yang membutuhkan SDM yang bertalenta dan technopreneur. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh generasi muda dan menjadi inspirasi untuk menggali potensi pengetahuan dan keterampilan,” pungkas Menko Airlangga. (ltg/fsr)