BANTEN RAYA.CO.ID – Beredarnya daftar 121 produk yang dianggap pro atau berafiliasi dengan Israel ternyata bukan berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Meski telah mengeluarkan fatwa nomor 83 tahun 2023 yang salah satu rekomendasinya mengharamkan aktivitas dukungan terhadap Israel termasuk meminta umat muslim di Indonesia untuk tidak membeli produk yang berafiliasi dengan Israel, namun MUI mengklarifikasi dan mengaku tidak pernah merilis daftar produk-produk untuk diboikot seperti yang beredar di internet.
BACA JUGA : Produk “Israel” Di Banten Anjlok 40 Persen
Selain itu, MUI dengan tegas menyatakan tidak pernah mengharamkan produk-produk Israel dan afiliasinya, seperti yang telah beredar di media sosial.
Klarifikasi tersebut disampaikan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Miftahul Huda terkait beredarnya daftar produk-produk pro Israel yang disarankan MUI untuk diboikot.
“MUI tidak berkompeten untuk merilis produk Israel, atau yang terafiliasi ke Israel. Dan yang kita haramkan bukan produknya, tapi aktivitas dukungannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu , 15 November 2023.
Miftahul mengatakan jika MUI tidak berhak mencabut produk-produk yang sudah bersertifikasi halal.
“Produk yang sudah bersertifikat halal, kami tidak berhak untuk mencabutnya karena sistem sertifikasi halal itu sudah melibatkan banyak pihak. Jadi, sekali lagi kami tegaskan bahwa MUI tidak pernah merilis daftar produk itu,” ujarnya.
Miftahul melanjutkan, MUI belum mengetahui apakah produk-produk yang beredar di internet itu memang benar-benar produk Israel dan afiliasinya atau bukan.
“Yang membuat daftar produk-produk tersebut adalah pihak lain,” katanya.
Seperti diketahui, di media sosial telah beredar daftar produk yang dianggap pro Israel, diantaranya fast food McDonalds, KFC, Pizza Hut, Burger King, Starbucks dan Subway.
Sebelumnya, dalam berita yang dimuat harian Banten Raya, Supervisior Starbucks Kota Serang Vivia saat dikonfirmasi mengatakan bahwa penjualan makan dan minuman di Starbucks mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kondisi hari biasanya, sebelum terjadi perang Israel-Palestina.
”Selama satu bulan terakhir memang ada penurunan. Turunnya lumayan, bisa sampai 30 hingga 40 persen, beda nya lumayan jauh (dari hari biasa),” kata Vivia, Selasa, 14 November 2023.
Padahal, kata Vivia, menjelang akhir tahun adalah momentum yang cukup bagus untuk memaksimalkan penjua lan produk Starbucks. Sebab, saat akhir tahun menjadi pick season Starbucks bagi masyarakat berlibur.
“Strurbucks memang setiap tahun ada yang namanya holiday season yaitu di bulan November, Desember dan Januari, ini agenda terbesar tahuna kita, penurunan penjualan ini juga terbilang lumrah, mungkin masyarakat menahan diri untuk belanja dan digunakan nanti saat akhir tahun,” imbuh Vivia.
Kendati demikian, pihaknya enggan memberikan tanggapan terkait dengan fatwa MUI tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina. Namun, tetap menjalankan program promosi yang rutin diberikan oleh Starbucks.
“Kami harap ada press rilis dari pusat, supaya kondisi penjualan juga membaik, karena memang kit a sudah
mengupayakan yang terbaik sebagai karyawan disini,” terangnya. *