BANTENRAYA.CO.ID – Natalia Rilli Rompas, anggota DPRD Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, menjadi sorotan karena absen dari kantor selama hampir enam bulan saat berada di Amerika Serikat.
Kabar mengenai absennya Natalia Rilli Rompas ini menimbulkan pertanyaan, terutama setelah kembali ke Indonesia pada akhir Agustus 2023.
Sejak kembali dari Amerika Serikat, beredar kabar bahwa Rilli tidak pernah dipanggil atau diberi teguran oleh pihak berwenang.
Sebaliknya, ia langsung mendapatkan jatah perjalanan dinas bersama sejumlah anggota dan pimpinan dewan ke Jakarta.
BACA JUGA: Kronologi ODGJ di Manado Mengamuk dan Tebas Polisi Pakai Parang, Ternyata Gara-gara ini
Ketua DPRD Minahasa Glady Kandouw, dan Ketua Badan Kehormatan (BK) Dewan Minahasa Dharma Palar, telah dihubungi melalui pesan WhatsApp menurut beberapa sumber.
Hasil dari berbagai sumber, tampaknya memilih untuk tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai anggota dewan yang absen dalam waktu yang cukup lama.
Taufik Tumbelaka, seorang pengamat politik dan pemerintahan Sulawesi Utara, mengungkapkan bahwa situasi ini menimbulkan keanehan karena pimpinan DPRD, fraksi, ketua BK, sekwan, dan ketua partai tidak merespon masalah tersebut.
Dia menganggap ada indikasi pembiaran atau sengaja membiarkan oleh pimpinan dewan dan fraksi terkait absennya Rilli.
Sebelumnya, upaya konfirmasi kepada Rilli Rompas telah dilakukan sejak Minggu, 27 Agustus, melalui pesan WhatsApp, namun sejumlah pertanyaan dari wartawan tidak mendapatkan respons.
Sementara itu, banyak yang bertanya-tanya mengenai partai politik mana yang mendukung Natalia Rilli Rompas. Menurut informasi dari berbagai sumber, ia berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dengan nama asli Natalia Yuliana Rilli Rompas, dirinya menjabat sebagai ketua fraksi PDIP unit Kecamatan, dengan nomor Kartu Tanda Anggota (KTA) 71021320242806810001.
Selama absennya Rilli, warganet menemukan beberapa foto yang menunjukkan bahwa ia berada di beberapa destinasi dunia, salah satunya adalah patung Liberty di Amerika Serikat.
Situasi ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan kontroversi di tingkat lokal, dan masyarakat menantikan penjelasan lebih lanjut mengenai absennya seorang anggota DPRD yang telah berlangsung cukup lama.***