BANTENRAYA.CO.ID – Rencana pembangunan tempat istirahat atau rest area di Kilometer (KM) 97 Tol Merak molor dari waktu yang telah ditentukan.
adahal, sebelumnya rest area yang akan digunakan sebagai buffer zone pengurai penumpukan kendaraan tersebut semula ditargetkan selesai pada Oktober 2024.
Akan tetapi, target tersebut meleset jauh hingga waktu yang tidak dapat ditentenukan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Tri Nurtopo mengatakan, molornya proyek tersebut dikarenakan lahan yang akan digunakan untuk membangun rest area masih belum memenuhi target.
Harga Ubi Madu Cilembu di Kota Serang Kian Manis Yakni Rp 28 Ribu Per Kilogramnya
Berdasarkan informasi yang ia ketahui, saat ini pemerintah pusat baru akan menyelesaikan proses pembayaran pembebasan lahan seluas 1,6 hektare untuk pembangunan rest area tersebut,
setelah sebelumnya baru membebaskan lahan seluas 8.000 meter persegi.
“Saat ini Kementerian PU melalui Binamarga atau BPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) itu baru akan menyelesaikan pembayaran untuk lahan yang 1,6 hektare.
Kalau sebelumnya kan baru 8.000 meter persegi. Jadi saat ini lahan yang sudah tersedia itu baru 2,4 hektare.
Jumlah ABG Melahirkan di Lebak Tinggi
Nanti kalau itu sudah selesai (pembayarannya) baru akan dibicarakan lagi untuk yang 10 hektarenya,” kata Tri, Senin (11 November 2024).
Tri mengungkapkan, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai kapan pembebasan lahan dan target pembangunan akan dilakukan.
Karena, katanya, pihak BPJN juga belum menganggarkan dana untuk pembebasan lahan seluas 10 hektare tersebut.
“Saya gak berani komentar lebih jauh, karena kalau kata BPJN yang baru teranggarkan itu ya 1,6 hektare di tahun ini.
Waspada Penggunaan Jas Hujan Terlalu Besar
Sementara untuk kelanjutannya itu belum terencana dan teralokasikan, kalau kata BPJN begitu,” jelasnya.
Kendati demikian, Tri menuturkan, dalam mengantisipasi penumpukan volume kendaraan di libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2024-2025 mendatang,
pihaknya bersama dengan ASDP Merak masih mengupayakan untuk memaksimalkannya di Pelabuhan Merak.
“Kalau untuk (pembahasan) Nataru itu belum, tapi kebiasaan dan kecenderungannya itu biasanya naik di satu hari (volume kendaraan) tapi kemudian landai.
Kantor Kas BRI KPP Pratama Tangerang Timur Tutup Mulai 4 November 2024
Jadi mudah-mudahan tidak ada penumpukan (kendaraan). Sejauh ini kita upayakan untuk mengoptimalkan di Pelabuhan Merak,” ujarnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, proses pembangunan rest area KM 97 Tol Merak yang semula akan
diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, saat ini telah diambil alih oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Sehingga, pihaknya hanya akan menunggu instruksi dan arahan dari pemerintah pusat dalam hal membantu segala kebutuhan dan keperluan untuk mendukung pembangunan tempat istirahar tersebut.
Jalan Berlubang di Sayabulu Kota Serang Diberi Tanda
“Jadi, sebelumnya konsep holding rest area KM 97 Merak sebagai buffer zone itu akan diselesaikan oleh kita (Pemprov Banten).
Namun, karena ini juga merupakan hajat nasional yang tiap tahun menjadi fokus pemantauan terhadap kelancaran arus lalu lintas, maka diambil alih oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum.
Maka, prinsipnya kita siap mendukung hal-hal apa saja yang diperlukan untuk pembangunan buffer zone itu,” kata Al Muktabar,
Al Muktabar menjelaskan, untuk menyambut libur panjang saat Nataru, pihaknya akan mengoptimalkan rest area yang sudah ada untuk dijadikan sebagai buffer zone apabila terjadi penumpukan kendaraaan di Pelabuhan Merak.
Persatuan Istri Karyawan Indonesia Power Resmikan SAB dan Waterwell
“Untuk Nataru ini skemanya adalah kita mengoptimalkan rest area mulai dari Kilometer (KM) 43 Balaraja sampai dengan KM 68 Bogeg.
Tapi dari hasil evaluasi yang sudah-sudah sebetulnya persoalan kita adalah pada ticketing, di mana banyak masyarakat yang memaksa berangkat padahal belum memiliki tiket untuk masuk kapal,” jelasnya.(mg-rafi)