Perajin Gerabah di Kabupaten Serang Kian Menurun

Meski demikian, pihaknya terus berupaya melestarikan warisan leluhur supaya tetap eskis meskipun zaman sudah mengalami banyak perubahan.

Salah satunya mengajak anak-anak untuk belajar membuat kerajinan.

“Di sini setiap bulan kami rutin memberikan edukasi bagi pelajar dari mulai tingkat SD sampai SMA untuk belajar membuat gerabah, supaya mereka punya ketertarikan untuk mendalami kerajinan ini,” tutur Suhaimi.

Ingin Tahu Perkiraan Tagihan Listrik? Yuk Catat Meter Mandiri Penggunaan Listrik Lewat PLN Mobile

Selain itu, penrajin gerabah di Desa Bumijaya juga mendapat bantuan dari Bank Indonesia (BI) berupa alat pemanggang gerabah berbahan gas agar hasil kerajinan gerabah tidak banyak yang rusak atau cacat.

“Alhamdulillah dapat bantuan dari BI, kalau ditaksir biaya alat ini mencapai Rp50 juta, selain lebih bagus hasilnya, prosesnya juga bisa lebih cepat,” papar Suhaimi.

Pihaknya berharap, peran pemerintah daerah maupun provinsi dapat memberikan akses pasar yang lebih luas supaya jumlah perajin tidak berkurang.

“Kalau pasarnya ada, otomatis perajin juga mau bekerja, bahkan puluhan perajin di Bali juga bisa kami tarik lagi kembali,” kata Suhaimi.

Petani Jemur Bawang Merah di Sawah Luhur Kasemen Kota Serang

Sebagai informasi, gerabah di Desa Bumijaya merupakan kerajinan kriya yang tetap mempertahankan ciri khas sejak zaman dulu, dengan tidak memberikan warna pada produk kerajinan. (Raden)

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2

Related Articles

Back to top button