BANTENRAYA.CO.ID – Pernikahan anjing Alaskan Malamute bernama Jojo dan Luna yang kontroversi berakhir gugatan, semakin mengundang perhatian publik.
Pernikahan tersebut mendapat gugatan karena adat Jawa yang dipakai dalam upacara pernikahan kedua anjing Alaskan Malamute tersebut.
Jojo, yang merupakan milik seorang wanita bernama Valentina Chandra, dan Luna, yang dimiliki oleh Indira Ratnasari atau lebih dikenal sebagai Nena, menggelar pernikahan megah dengan menghabiskan biaya hingga ratusan juta rupiah.
Acara pernikahan kedua anjing tersebut menggunakan adat Jawa dan berlangsung di Pantai Indah Kapuk pada 17 Juli 2023.
BACA JUGA: Begini Penampakan Dukuh Wotawati Lantaran Matahari Terbit Jam 8 Pagi: Warganet Sebut Apa Iyah?
Seperti layaknya pernikahan manusia, Jojo dan Luna tampil anggun dengan mengenakan pakaian adat Jawa. Acara pernikahan yang meriah tersebut menarik perhatian banyak orang.
Namun, pada tanggal 21 Juli 2023, sejumlah pegiat budaya Jawa di Yogyakarta mengeluarkan protes dan gugatan terhadap pernikahan anjing tersebut karena penggunaan adat Jawa.
Protes ini dikutip Bantenraya.co.id dari akun TikTok @infobimantara, rasa kecewa mereka dituangkan dengan mengadu ke Kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Salah satu perwakilan dari pegiat budaya Jawa tersebut menyatakan perasaan sakit hati ketika melihat anjing-anjing tersebut mengenakan gagrak (baju adat Jawa) dan kuluk (mahkota pengantin) yang dianggap sebagai lambang Keraton dan memiliki nilai sakral dalam budaya Jawa.
Mereka merasa bahwa adat Jawa diinjak-injak oleh pernikahan anjing tersebut.pernik
Akibatnya, sejumlah pegiat budaya Jawa di Yogyakarta mengajukan gugatan dan meminta agar masalah ini diproses secara hukum.
Kontroversi seputar pernikahan anjing Jojo dan Luna dengan menggunakan adat Jawa ini pun menjadi sorotan di media sosial dan mendapat perhatian luas dari masyarakat.
Penggunaan adat Jawa dalam pernikahan anjing ini juga menimbulkan diskusi di kalangan netizen.
Beberapa mendukung kreativitas dan inovasi dalam mengadopsi budaya, sementara yang lain merasa perlu menghormati nilai-nilai budaya yang dianggap sakral.
Kasus pernikahan anjing ini juga mencerminkan pentingnya kesadaran akan penggunaan budaya secara tepat dan menghargai nilai-nilai adat.
Ketika mengadopsi tradisi dari budaya lain, perlu diingat untuk memahami makna dan konteks budaya tersebut agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Meskipun pernikahan anjing Jojo dan Luna berakhir dengan kontroversi, peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menyikapi penggunaan adat dan budaya dalam acara-acara non-tradisional.
Penghargaan terhadap nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun temurun merupakan wujud dari pelestarian kekayaan budaya bangsa.***