SERANG, BANTEN RAYA- Tim Penggerak PKK Kota Serang menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada para Ibu Nyai, sebutan bagi istri kiyai pengasuh pondok pesantren yang ada di Kota Serang. Dengan sosialisasi ini diharapkan para Ibu Nyai dapat membantu para kiyai dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pondok pesantren.
Ketua Presidium FSPP Kota Serang Enting Abdul Karim mengatakan, para Ibu Nyai merupakan istri para kiyai yang diharapkan dapat membantu pondok pesantren agar menjadi lebih baik. Salah satu peran yang bisa dimainkan para Ibu Nyai adalah dengan menerapkan dan mensyiarkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan pesantren.
“Para Nyai harus berperan aktif membantu kiyai untuk mengelola pondok pesantren, salah satunya menerapkan PHBS di pesantren mereka. Sehingga, asumsi masyarakat bahwa pesanten kumuh dan sarang penyakit dapat ditampik,” ujar Enting saat seminar pemberdayaan perempuan dan hidup sehat yang digelar Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Serang di Pondok Pesantren Al Islam, Cipocok Jaya, Kota Serang, Kamis (6/1).
Sebab, kata Enting, sampai saat ini citra bahwa pondok pesantren merupakan tempat yang kurang terjaga kebersihannya. Sehingga banyak santri yang kerap mengidap penyakit kulit seperti gatal-gatal masih kerap diasosiasikan kepada pondok pesantren.
Dengan mengikuti sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, diharapkan para Ibu Nyai bisa ambil peran lebih dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren.
Sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat ini sendiri merupakan salah satu program Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Serang, khususnya Bidang Nisaiyah. Peserta sosialisasi merupakan para Ibu Nyai yang merupakan perwakilan FSPP di setiap kecamatan yang ada di Kota Serang.
Enting mengatakan, agar pondok pesantren menjadi tempat yang bersih dan tidak kumuh, maka pesantren juga harus dapat mengelola sampah yang dihasilkan. Sebab sampah yang dihasilkan pesantren menurutnya cukup besar sehingga harus dikelola agar tidak menimbulkan penyakit.
“Kalau diperkirakan, mungkin 10 persen dari sampah Kota Serang itu dihasilkan dari pondok pesantren,” terangnya.
Enting menceritakan bahwa di pesantren yang dia asuh saja setiap minggu sampah yang menumpuk harus diangkut truk sampah sebanyak dua kali. Belum dari ponsok pesantren lain, terutama yang memiliki banyak santri. Saat ini jumlah pondok pesantren di Kota Serang mencapai 235 pondok pesantren.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Serang Ade Jumaiyah Syafrudin mengatakan, Kota Serang terkenal sebagai kota yang agamis. Bahkan Kota Serang disebut sebagai kota sejuta santri seribu kiyai sehingga nilai-nilai kebersihan yang diajarkan Islam sudah selayaknya diterapkan di pondok pesantren. Karena itu, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh FSPP Kota Serang ini.”Maka kami sangat apresiasi kegiatan ini, karena kebersihan juga merupakan ajaran agama,” ujarnya.
Ade menuturkan, nantinya para perwakilan Ibu Nyai yang mengikuti sosialisasi PHBS akan menjadi agen perubahan yang akan menyosialisasikan PHBS ke Ibu Nyai lain di wilayah kecamatan masing-masing. Diketahui, FSPP di tingkat kecamatan mengirimkan lima orang perwakilan dari masing-masing kecamatan. “Nantinya mereka yang akan menjadi agen penyuluh PHBS juga,” ungkapnya. (tohir/rahmat)