BANTENRAYA.CO.ID – Program satu Keluarga satu pengusaha yang digagas pasangan calon atau Paslon Walikota dan Wakil Walikota Serang nomor urut 2, Budi Rustandi-Nur Agis Aulia, dikritik calon Wakil Walikota Serang nomor urut 3, Heriyanto Citra Buana.
Kritikan terungkap saat debat terbuka pertama calon Walikota dan Wakil Walikota Serang periode 2024-2029 yang digelar sekaligus disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional, di Kedoya, Jakarta Barat, Selasa 29 Oktober 2024 malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Kritikan itu terjadi pada saat sesi tanya jawab dan respon debat terbuka. Heriyanto Citra Buana menanyakan realisasi program satu keluarga satu pengusaha, sementara APBD Kota Serang masih sangat terbatas.
“Bagaimana untuk merealisasikan satu keluarga satu pengusaha, sementara APBD Kota Serang terbatas,” tanya Heriyanto.
Nur Agis Aulia menjelaskan, program satu keluarga satu pengusaha bukan program omon-omon alias omong doang (omdo).
“Saya sudah 11 tahun menjadi pengusaha. Yang namanya entrepreneur itu tidak harus jadi pengusaha,” jawab Agis.
Ia menuturkan, jika dalam satu keluarga terdapat lima anak, maka salah satu anak harus ada yang jadi seorang pengusaha.
“Kita latih, kita didik, ketika yang empat anak umpamanya dipecat, nah yang satu anak bisa menolong empat anak yang lain. Supaya di keluarga itu kreatif dan inovatif. Dengan begitu bisa mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan,” jelas dia.
Serangan balik dilakukan Agis. Ia pun menyindir bahwa seorang kepala daerah harus mampu cari uang, bukan malah sebaliknya.
“Ke depan pemimpin harus bisa nyari uang, bukan menghabiskan uang. Ini bahaya,” sindirnya.
Adapun terkait APBD Kota Serang yang masih kecil, Agis mengaku sudah mengkonsep bagaimana untuk mendapatkan anggaran di luar APBD.
“Kita bisa kolaborasikan dengan CSR. Saya yakin program satu keluarga satu pengusaha bisa menyelesaikan pengangguran di Kota Serang,” tegas dia.
Sindiran Agis direspon Heriyanto. Ia mengatakan, untuk merealisasikan program satu keluarga satu pengusaha butuh proses.
“Praktek empirisnya bukan seperti kita membalikkan telapak tangan. Program satu kelurahan aja setengah mati. Apalagi ini satu keluarga satu pengusaha. Selain itu tidak bisa dilakukan penyeragaman. Karena belum tentu semua orang mau jadi pengusaha,” kata Heriyanto.
Heriyanto juga menyindir balik perihal kalimat, pemimpin harus bisa nyari uang, menurut dia, seorang kepala daerah bukan seorang marketing yang memperbanyak keuntungan.
“Artinya kolaborasi ini penting. Maindset pemerintah harus bisa cari uang kita bukan marketing. Jadi apa yang disampaikan tidak konkret,” sindir dia.
Mendapat serangan dari Heriyanto, Agis pun kembali merespon dengan menyebut Heriyanto Citra Buana belum banyak tahu tentang karakteristik masyarakat Kota Serang.
“Pak Heriyanto ini tidak tahu karakteristik di Kota Serang. Kenapa di Kota Serang pengangguran masih tinggi, karena kemauannya kurang. Kalau mau berusaha, mau berjuang insya Allah pasti sukses, karena ini kunci untuk meraih kesuksesan.
Masyarakat Kota Serang harus memiliki inovasi, harus mau kerja keras supaya sukses,” tandasnya. *