Bantenraya.co.id– Puluhan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Cilegon dan Kabupaten Lebak mengalami keracunan, Kamis (12 Oktober 2023).
Di Cilegon, kasus keracunan dialami 30 murid SDN Kependilan, Kelurahan Panggung Rawi, Kecamatan Jombang. Sedangkan di Lebak, keracunan menimpa 19 siswa SD Negeri 2 Tambakbaya, Kecamatan Cibadak.
Para pelajar tersebut keracunan setelah menyantap makanan. Pelajar SDN Kependilan keracunan setelah makan kue jenis pie dan talam, yang diberikan oleh orang tak dikenal saat jam istirahat sekolah.
Sementara itu pelajar SDN 2 Tambakbaya muntah muntah setelah memakan nasi uduk yang dijual pedagang di lingkungan sekolah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Banten Raya, pada jam istirahat ada seorang pria yang mengendarai sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi A 2479 DN dengan membawa dua kotak dus yang berisi kue pie dan talam.
Setelah memarkirkan motornya, pria yang memakai baju batik itu membagi-bagikan kue kepada anak-anak SDN Kependilan yang sedang bermain di luar sekolah.
Karena diberi secara gratis, para murid pun berbondong-bondong mengambil kue itu, bahkan beberapa anak ada yang mengambil lebih dari satu.
Namun setelah dikonsumsi, mereka mengaku merasakan mual dan muntah. Anak-anak tersebut juga mengaku pusing dan sakit perut.
Perserang Berbenah Jelang Lawan Bekasi City
Salah satu siswa yang juga menjadi korban, Rafa Pratama mengaku, merasa sakit perut dan pusing usai memakan kue yang dibagikan tersebut.
“Ngerasa sakit, terus lama-lama pusing, terus sakit perut gitu,” katanya ditemui Banten Raya di rumahnya.
Siswa kelas 5 itu mengaku mengonsumsi satu setengah kue pie yang dibagikan oleh pria tidak dikenal tersebut. “Tadi rebutan gara-gara gratis.
Yang bagiin satu orang bawa kardus isinya kue. Saya makan hampir dua. Saya pusing sama sakit perut,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Alisa Nur, siswi kelas 4 SDN Kependilan, yang juga ikut memakan kue itu.
Ia mengaku mengambil kue tersebut lantaran diberi tahu oleh temannya yang lebih dulu mengambil dari pria tersebut.
“Pertama tadi temen saya lagi beli makanan, terus ngeliat ada orang naik motor laki-laki ngasih kue gitu. Katanya gratis, jadi pada ngambil,” tuturnya.
Meski hanya memakan sedikit, Alisa mengaku turut merasakan sakit perut.
“Pas dimakan rasanya kayak udah basi gitu.
Musim Kemarau Berkepanjangan, Dinkes Cilegon Imbau Warga Gunakan Masker
Terus beberapa menit kemudian pada sakit perut semua. Saya makan sedikit. Sekarang udah agak mendingan,” ungkapnya.
Kepala SD Negeri Kependilan Tuti Hendrawati membenarkan, puluhan muridnya muntah-muntah usai memakan kue yang diberikan orang tak dikenal.
“Jadi kejadiannya waktu jam istirahat sekitar jam 10. Anak-anak dibagikan kue, setelah itu anak-anak ada reaksi muntah. Isinya kue pie dan talam,” katanya kepada Banten Raya.
Mengetahui banyak siswanya yang muntah-muntah usai makan kue tersebut, Tuti mengaku langsung melaporkan ke Puskesmas Jombang dan Kelurahan Panggung Rawi untuk mendapatkan penanganan.
SDIT Banten Islamic School Buka PPDB Inden Tahun Ajaran 2026, Yuk Buruan Daftar Kuota Tersisa Segini
“Saya cari tahu ke depan, ke ibu-ibu yang di depan katanya begini-begini, akhirnya saya tindaklanjuti ke puskesmas dan kelurahan, dan akhirnya pihak dari kelurahan yang ke Polsek,” ujarnya.
Tuti mengatakan, kondisi kue yang dibagikan itu diduga sudah kedaluwarsa, karena tekstur kuenya sudah lembek.
“Mungkin sebetulnya niatnya baik, tapi mungkin udah kedaluwarsa, dilihat dari teksturnya (tekstur kuenya) juga sudah lembek,” terangnya.
Surveilans Epidemiologi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon Suyanti mengaku mendapatkan laporan dari Puskesmas Jombang bahwa ada sekitar 30 anak-anak keracunan makanan.
“Kami bergerak ke sini dan di sini juga sudah ada Tim Gerak Cepat (TGC) dari Puskesmas Jombang yang sudah mengidentifikasi.
Ada sekitar 23 orang korbannya atau yang memakan makanan yang dibagikan oleh orang tidak dikenal yang isinya ada pie dan kue talam,” ujarnya.
Menurut Suyanti, ada 36 anak yang memakan kue pie dan talam. Namun dari jumlah tersebut yang mengalami gejala pusing, muntah dan sakit perut sebanyak 34 anak.
“Yang memakan itu ada 36 orang, dua tidak bergejala, 34 bergejala. Tapi ini masih terus berkembang dan jumlahnya belum fiksasi.
City Car Roda 3 Anti Kepanasan Sangat Cocok Untuk Musim Kemarau, Begini Keunggulannya!
Hasil dugaan sementara orang-orang yang memakan talam tidak apa-apa, tapi yang memakan pie rata-rata semua bergejala,” ujarnya.
Saat ini, kata Suyanti, pihaknya masih melakukan pendalaman dan penelusuran lebih jauh bersama sejumlah pihak terkait zat apa yang menyebabkan puluhan siswa SD Negeri Kependilan tersebut keracunan.
“Ini kasus juga masih kita kembangkan, masih koordinasi dengan BPOM Serang yang wilayah Banten untuk bisa dilakukan pemeriksaan terhadap zat apa sih yang membuat keracunan anak-anak ini,” ungkapnya.
“Kita sebetulnya punya standar bahwa kalau keracunan makanan karena kimia biasanya langsung sekitar hitungan menit, kemudian kalau karena bakteri ecoli itu bisa sampai 48 jam, tapi kalau kasus ini 15-20 menit,” sambungnya.
Kementerian Perdagangan Bakal Bakar Pakaian Bekas Impor Senilai Rp40 Miliar Jum’at Besok
Menurut dia, kemungkinan murid-murid SDN Kependilan tersebut keracunan karena bakteri yang ada di kue tersebut.
“Ya, tapi kita masih belum tahu, masih terus melakukan pemeriksaan, masih terus melakukan pengumpulan data berapa korbannya, untuk melihat apa ini yang menjadi penyebab,” tegasnya.
Ia menambahkan, murid-murid yang diduga keracunan itu telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Tapi, kata dia, pihaknya masih melakukan pemantauan sampai kondisinya benar-benar sehat dan normal.
“Kita masih observasi 24 jam, kalau misal ternyata menimbulkan diare mereka harus terus dipantau,” pungkas Suyanti.
Gak Pake Ribet! Cara Jitu Menambah Followers Instagram Bisnis dengan Mudah dan Simpel
Terpisah, Kepala SDN 2 Tambakbaya Supriyah mengatakan, dugaan keracunan nasi uduk dinyatakan lantaran belasan siswa sekolah yang dipimpinnya muntah-muntah usai menyantap uduk.
“Total yang diduga keracunan ada 19 orang dari kelas 3, 4 dan 5. Mereka semuanya dilarikan ke Puskesmas usai menyantap nasi uduk di lingkungan sekolah,” kata dia saat ditemui di ruang kerjanya.
Ia menjelaskan, sebelum dibawa ke Puskesmas, belasan siswa yang keracunan sempat ditangani oleh pihak sekolah.
Namun lantaran kondisi anak semakin memburuk, pihaknya inisiatif langsung membawanya ke Puskesmas.
Mengulik Sejarah Hari Santri Nasional yang Diperingati 22 Oktober
“Awalannya dikasih penangangan oleh kami. Tapi karena gejala seperti mual, muntah-muntah, lemas, dan pusing tak kunjung reda, mereka (yang keracunan) langsung dilarikan ke Puskesmas,” paparnya.
Supriyah mengungkapkan, kejadian keracunan dimulai sejak pukul 08.00 WIB. Sedangkan waktu menyantap nasi uduk pada pukul 07.00 WIB.
“Alhamdulillah semuanya sudah membaik dan pulang, cuma dua murid mungkin yang pulang belakangan karena ada penyakit komplikasi,” terang dia.
Supriyah menjelaskan, sebelumnya pihaknya sudah sering menyarankan agar para murid membawa bekal sendiri setiap pergi sekolah.
Teks Pidato Ketua Acara Hari Santri Tahun 2023 Singkat Padat dan Penuh Makna
“Kami sering menyarankan agar para siswa tidak jajan sembarang. Itu keracunan usai memakan uduk yang ada mie gorengnya, tapi penjual nasi uduk udah lama sebenarnya, belum pernah keracunan, baru sekarang aja, itu juga baru dugaan ya,” katanya Supriyah.
Ditambahkannya, untuk mewaspadai agar kejadian tersebut tidak terulang pihaknya akan memberikan pembinaan kepada para pedagang di sekitar sekolah.
“Kejadian ini harus menjadi kewaspadaan dikemudian hari, sehingga nanti besok kami akan mengumpulkan semua pedagang untuk diberikan pembinaan,” ucapnya seraya mengungkapkan bahwa kejadian tersebut tidak dibawa ke hukum.
Zidan, siswa SDN 2 Tambakbaya yang menjadi korban keracunan mengaku selepas mengonsumsi nasi uduk yang bercampur mie goreng dirinya mengalami pusing, lalu mual bahkan muntah sampai lemas.
Dinkes Pandeglang Himbau Warga Waspada Leptospirosis, Ini Gejalanya
“Habis makan nasi uduk, udah biasa makan di warung itu. Biasanya enggak apa-apa. Alhamdulilah sekarang sudah membaik, tadi udah diobatin di Puskesmas,” ujarnya. (mg-maulana/sahrul)