Ramadan 2025, Omset Pedagang Lesu

Ramadan 2025, Omset Pedagang Lesu

BANTENRAYA.CO.ID – Penjualan sembako di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang pada Ramadan 1445 Hijriyah cenderung sepi bila dibandingkan Ramadan tahun lalu.

Salah satu faktor sepinya penjualan sembako karena permintaan masyarakat menurun. Imbasnya pendapatan para pedagang pun ikut lesu.

Kabid Perdagangan Dinkop UKM Perindag Kota Serang Wiwi Laras Wijayanti mengatakan, 11 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah harga sembako masih stabil.

“Masih stabil. Kita lihatnya harganya rentang Ramadan dengan yang sebelum Ramadan,” ujar Wiwi kepada Banten Raya, ditemui di Setda Pemkot Serang, Rabu (19 Maret 2025).

Mou PIK 2 Dengan Forum CSR Kota Serang Difokuskan Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan

Ia menjelaskan, pada Ramadan tahun 2025 ini ada beberapa komoditas yang mengalami sedikit kenaikan harga seperti di bawang merah, cabai rawit hijau, dan cabai rawit merah yang signifikan.

Wiwi menyebutkan, beberapa komoditi yang mengalami sedikit kenaikan harga itu yakni bawang merah yang dijual Rp 40.000 per kilogram (kg), biasanya bawang merah dikisaran Rp 28.000-Rp 30.000 per kg.

Bawang putih juga yang biasanya Rp 30 ribu sekarang naik di angka 40 ribuan. Cabai rawit hijau sekarang Rp 100 ribu, cabai rawit merah 60 ribu, cabai keriting 40 ribu.

“Jadi memang pada saat Ramadan ini kenaikan itu di komoditi cabai keriting, cabai rawit hijau, cabai rawit merah yang memang signifikan naiknya, kalau komoditas yang lain masih normal,” ucap dia.

BPOM Serang Audensi Dengan Walikota Serang

Wiwi mengaku pihaknya telah rutin melakukan pemantauan terhadap harga sembako di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan operasi pasar di enam kecamatan se Kota Serang.

“Ya kan kita melakukan sidak kemarin berkali-kali itu untuk mengendalikan harga. Jadi kita melaksanakan operasi pasar itu juga sebagai penyeimbang.

Supaya daya beli masyarakat bisa terbagi tidak hanya di Pasar Rau tapi juga bisa ke bazar. Besok kan ada bazar nih operasi pasar juga di 6 kecamatan,” akunya.

Tangki Mobil Dimodifikasi, Bisa Tampung 3 Ribu Liter

Ia menerangkan, faktor kenaikan harga sembako karena permintaan meningkat.

“Itu mah faktor banyak permintaan hukum ekonomi. Ketika banyak permintaan harga naik dan menjelang idul fitri ini kenapa naik, karena transportasinya juga naik.

Dengan transportasi naik maka berimbas kepada kenaikan harga komoditi,” jelas Wiwi.

Hanya saja, kata dia, kenaikan beberapa komoditas Ramadan tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya yang harganya sampai meroket.

Dijual ke Tengkulak Rp5 Ribu Per Kilogram

“Hanya saja untuk tahun ini tidak seperti tahun yang lalu naiknya terlalu besar tahun lalu. Kalau sekarang nggak. Sampai saat ini harga-harga daging masih stabil.

Tahun lalu udah naik merangkak ke 150 sampai pas hari raya 180-190 ribu per kg. Kalau sekarang masih 135 ribu, artinya masih stabil.

Daging ayam juga. Sekarang lebih stabil masih di angka 35 ribu. Tahun lalu itu udah 40-45 ribu sampai menjelang lebaran itu di angka 45-50 ribu,” terangnya.

Harga telur ayam pun stabil dikisaran Rp 28.000 per kg. “Sekarang masih lebih stabil. Telur sekarang 28 ribu. Tahun kemarin sampai 35 ribu,” katanya.

Ringankan Beban 55 Anak Yatim dan Dhuafa, LDII Kota Cilegon Beri Santunan Paket Sembako dan Uang

Wiwi mengaku ketersediaan bahan pokok di Pasar Induk Rau masih aman. “Stok aman. Stok dari beberapa agen aman,” tandasnya. (harir)

Pos terkait