BANTENRAYA.CO.ID – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1444 H, DPW LDII Banten menggelar pengajian Tabligh Akbar yang dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten KH. Tb Hamdi Ma’ani Rusydi beserta jajarannya di gedung DPW LDII banten.
Kehadiran Ketua MUI Provinsi Banten itu untuk memberikan tausiyah kepada warga LDII tentang keberkahan di bulan suci Ramadhan. Dalam ceramahnya ia mengajak agar warga LDII meningkatkan amalan-amalan ibadah serta meminta ampunan kepada Allah SWT,
“Kita harus senang dan bahagia bisa menyambut Bulan Suci Ramadan tahun ini. Mari kita isi kegiatan sehari-hari kita untuk beribadah kepada Allah SWT. karena hanya di bulan suci Ramadan inilah pahala kita akan dilipat gandakan,” ujarnya, Selasa 21 Maret 2023.
Ia menjelaskan, bulan Ramadan berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya karena terdapat banyak sekali keberkahan, seperti diturunkannya Al-Quran, terjadinya peristiwa perang badar, ibadah shalat tarawih, dan juga zakat fitrah yang wajib dilakukan oleh seluruh umat Islam.
“Bulan suci Ramadan dibagi menjadi tiga masa, yaitu yaumul rohmah (kasih sayang), yaumul maghfirah (pengampunan), dan Itqun Minannar yang mana Allah SWT menjanjikan pembebasan dari api neraka,” katanya.
Ketua DPW LDII Banten Dimo Tono Sumito dalam sambutannya mengajak warga LDII untuk bersinergi dengan MUI serta meraih lima sukses Ramadan di antaranya sukses puasa, sukses shalat tarawih, sukses tadarus Al-Quran, sukses Lailatul Qodar, dan sukses zakat fitrah.
“Kita perlu menjaga kerukunan dan kekompakkan, juga saling toleransi bagaimanapun di Banten ini banyak sekali kepercayaan-kepercayaan yang harus kita hormati dan hargai satu sama lain,” katanya.
Ia menjelaskan, LDII Banten dalam menindak lanjuti arahan dari DPP LDII mengajak warga LDII untuk menyiapkan diri, baik fisik maupun hati untuk bisa mengoptimalkan rangkaian ibadah di Bulan Suci Ramadan tahun ini.
Kemudian Dimo juga mengingatkan, sesuai arahan dari DPP LDII bahwa mendekati tahun politik yang saat ini semakin menghangat warga LDII harus berpartisipasi netral aktif, dan yang paling utama adalah tetap menjaga ukhuwah, persatuan dan kesatuan bangsa.
“Yang paling penting bagi kita semua memiliki kewajiban merawat NKRI sebagai sarana ibadah kepada Allah yang membuat praktik ibadah kita ini bisa menjadi lancar,” tuturnya. (tanjung)