Siswi SMA di Kabupaten Serang Korban Pemerkosaan Mengurung Diri di Dalam Kamar, UPTD PPA Siapkan Psikolog

IMG 20230512 WA0008

BANTENRAYA.CO.ID – Seorang siswi SMA di Pontang, Kabupaten Serang yang menjadi korban pemerkosaan murung dan mengurung diri di dalam kamar.

Sisi SMA yang menjadi korban pemerkosaan oleh temannya berinisial HK (23) tersebut sulit ditemui oleh karena tidak mau keluar dari kamar.

Sebelumnya, seorang pria berinisial HK dolaporkan ke Polres Serang Kota oleh warga Pontang karena memperkosa anaknya.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Kasus Kekerasan Seksual, 440 Anak di Banten Dicabuli

“Hari Sabtu kemarin 6 Mei 2023 orangtua korban membuat pelaporan ke Polres Serang Kota melaporkan bahwa korban digauli oleh temannya atau kenalannya,” ujar Pelaksana UPTD PPA Kabupaten Serang Lutfiany Fadhilah, Jumat 12 Mei 2023.

Adapun kronologisnya, korban yang masih duduk di kelas 2 SMA tersebut diajak pergi oleh pelaku ke kosan yang berada di belakang kantor Kadin Banten, Kelurahan Cipare, Kota Serang.

“Kosan yang disewakan per jam. Mereka pergi ke kosan biru dan terjadi hal yang tidak diinginkan atau persetubuhan. Peristiwanya terjadi tiga hari setelah lebaran,” katanya.

BACA JUGA: Kekerasan Terhadap Anak Marak, Puluhan Anak Lebak Kampanyekan Stop Kekerasan dan Pelecehan Seksual

Fini menuturkan, antara korban dengan pelaku sudah cukup lama saling mengenal karena rumah korban dengan pelaku hanya beda kampung.

“Pelakunya berusia 23 tahun dan tidak bekerja. jadi seperti mau memanfaatkan si ceweknya. Yang ngajak ke kosan si cowoknya, kalau si coweknya mah polos jadi ikut saja,” ungkapnya.

Saat ini kondisi korban, kata Fini, murung dan mengurung diri dalam kamar dan sulit untuk ditemui.

“Kita dari UPTD PPA kabupaten dan provinsi sudah melakukan home visit tapi enggak bisa ketemu karena korban enggak mau keluar. Nanti akan ada pendampingan dari psikolog,” tuturnya.

BACA JUGA:

Berbagi Bingkisan Kepada Relawan, Kepala P2TP2 Kabupaten Serang: Mereka Bekerja Sampai Larut Malam

Ia memastikan, korban tetap akan melajutkan ke sekolah namun akan pindah ke sekolah yang lain.

“Sejauh ini kita sudah berupaya melakukan sosialisasi terkait perlindungan anak dan perempuan. Kita juga baru sosialiasi di desa Toyomerto, Kramatwatu sasarannya anak-anak remaja,” katanya.

Fini menilai, maraknya laporan kasus kekerasan yang terjadi saat ini karena masyarakat sudah mulai banyak yang melaporkan setelah mereka mendapat sosialisasi.

“Karena seringnya sosialisasi menjadikan masyarakat lebih berani dan mengerti bahwa kejahatan yang menimpa mereka bukan aib,” ujarnya.***

Pos terkait