Tenggelam di Irigasi, Dua Bocah Ditemukan Tak Bernyawa

Tenggelam di Irigasi, Dua Bocah Ditemukan Tak Bernyawa
EVAKUASI: Tim Basarnas melakukan evakuasi terhadap para korban, Minggu (13 Oktober 2024)

BANTENRAYA.CO.ID– Dua bocah asal Desa Beberan Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang bernama Safira (11) dan Muhammad Al Ikhsan (8) tenggelam di irigasi pada Sabtu 12 Oktober 2024.

Kedua bocah tersebut baru ditemukan pada Minggu 13 Oktober 2024 dalam kondisi tak bernyawa.

Warga Desa Nambo Lukman mengatakan, untuk mempermudah pencarian petugas dari Basarnas melakukan penutupan pintu Bendung Pamarayan bagian barat.

Bacaan Lainnya

“Airnya tidak sebesar kemarin karena di Bendung Pamarayan pintu untuk aliran ke barat sudah ditutup.

1.118 Siswa SD Negeri Serang 02 Sarapan Bersama

Korban berhasil ditemukan dalam keadaan tak bernyawa,” ujarnya saat ditemui di Desa Nambo.

Ia menjelaskan, pencarian sempat dilakukan pada malam hari namun korban tak berhasil ditemukan karena air yang masih mengalir deras dan minim cahaya.

“Pencarian dari kemarin sore oleh warga, terus habis magrib datang tim SAR sampai jam 23.00 WIB tapi tidak ketemu-ketemu,” katanya.

Kepala Seksi Operasi Basarnas Banten Heru Amir mengatakan, kedua korban berhasil ditemukan dengan jarak 400 meter dari lokasi kejadian.

Warga Tak Tahu HUT Banten

“Atas nama Safira berhasil ditemukan pada pukul 07.40 WIB dengan jarak 200 meter dari lokasi kejadian, atas nama Muhammad Al Ikhsan ditemukan dengan jarak 400 meter,” ungkapnya.

Staff Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Rifai mengatakan, usai ditemukan korban atas nama Muhammad Al Ikhsan langsung dibawa ke rumah duka di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

“Atas nama Muhammad Al Ikhsan jam 11 ini langsung dibawa ke Kabupaten Majalengka karena di Ciruas mereka hanya ngontrak. Kalau Safira dimakankan di Desa Beberan,” paparnya.

Warga setempat Haliyah mengungkapkan, dua bocah tersebut dinyatakan hilang pada saat mandi bersama teman-temannya. “Hilangnya sekitar jam 16.00 WIB. Lagi mandi di irigasi,” katanya.

Perumahan MGK Serang Raih Sertifikat Bangunan Gedung Hijau Kategori Utama Pertama di Indonesia

Ia mencerikatkan, korban awalnya sedang mandi bersama rekannya satu orang dan didampingi oleh kakak korban.

“Katanya sih mandi, awalnya sama tetehnya terus ditinggal beli sabun pas balik lagi sudah tidak ada, temannya yang selamat bilang mereka tenggelam,” jelasnya.

Sementara itu, Kapolsek Ciruas Kompol Muhammad Cuaib mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, sebelum tenggelam kedua korban bersama rekan lainnya tengah mandi di sungai irigasi.

Kakak korban Safina (17) sempat meminta adiknya Safira untuk berhenti mandi.

Warna-Warni Bunga Bermekaran di JLS Cilegon

“Kebetulan kakak korban sedang nyuci motor di bantaran sungai dan menyuruh adiknya berhenti mandi di sungai,” katanya.

Cuaib mengungkapkan, Safira justru mandi ke tengah sungai untuk mengambil botol plastik yang terbawa arus.

Bocah SD itu kemudian terseret arus dan tenggelam. “Melihat adiknya tenggelam terbawa arus, Safina langsung terjun ke sungai mencoba menolong,” ungkapnya.

Selain kakak korban, Cuaib menambahkan, rekannya Ikhsan yang juga menjadi korban berusaha menolong Safira.

Modal Awal Dana Kampanye Paslon Gubernur Cuma Rp1 Juta

Namun naas, keduanya justru hilang terbawa arus ke dasar sungai. “Korban (Ikhsan) menolong namun karena kelelahan justru malah ikut hilang terbawa arus,” tambahnya.

Cuaib menjelaskan, kakak korban kemudian naik ke daratan meminta pertolongan, dan warga berdatangan ke lokasi dan langsung membantu pencarian namun tidak berhasil menemukan kedua korban.

“Warga yang datang ke lokasi langsung melakukan pencarian namun tidak berhasil menemukan kedua korban,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Cuaib mengimbau kepada seluruh orangtua agar dapat engawasi anak-anaknya, saat mandi di sungai.

BRI Regional Office Jakarta 3 turut mensukseskan seluruh rangkaian HUT YKP Bank BRI

Hal itu penting dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti hanyut terbawa arus.

“Kepada orangtua kami himbau untuk mengawasi anaknya ketika bermain di sungai. Bahkan kalau bisa melarangnya,” himbaunya. (mg-andika/darjat)

Pos terkait