BANTENRAYA.CO.ID – Daniel Mananta mengungkapkan dirinya melihat langsung penyebaran LGBT sudah mulai gencar di sekolah-sekolah khususnya sekolah Internasional.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah Podcast di channel miliknya bersama salah satu tokoh agama terkenal di Indonesia, yakni Quraish Shihab.
Dalam Podcast tersebut keduanya membahas pandangan Quraish Shihab tentang LGBT, pada Jumat 28 Juli 2023.
BACA JUGA: NCTZen Sebut Yuta NCT Mendapat Perlakukan Tak Menyenangkan dari SM Entertainment, Ini Buktinya!
Di Podcast itu Daniel Mananta menceritakan ke khawatirannya saat dirinya mengantar anaknya yang ingin mendaftar di sebuah sekolah Internasional di Indonesia.
“Ini anak saya umur 10 tahun dia lagi mau masuk sekolah. Nah, kemarin kita bawa ke sebuah sekolah di Indonesia, kawasan Jabodetabek dan sekitarnya,” buka Daniel.
Di situ mungkin karena sekolahnya level Internasional, jadi mereka sangat terbuka sama yang namanya ‘Walk Agenda’,” tambahnya.
BACA JUGA: Logo Twitter Akan Diganti! Elon Musk: Selamat Tinggal pada Merek Twitter
Daniel juga menjelaskan, Walk Agenda ini merupakan sebuah pergerakan atau agenda-agenda untuk menormalisasikan seperti You are what you fell.
Menurut Daniel Mananta, Walk Agenda ini adalah sebuah agenda yang mungkin sekarang ini di 20 century yang lagi digencarkan banget di Amerika Serikat.
Agenda yang dimaksud Daniel adalah adanya tiga jenis toilet di sekolah tersebut. Dimana tidak hanya ada toilet laki-laki dan perempuan saja, tetapi juga dipersilahkan khusus untuk sebutan ‘Gender Netral’.
Ia juga mengungkapkan bahwa jika ‘merasa’ seperti perempuan, maka siswa tersebut bisa ‘menjadi’ perempuan meski secara biologis tidak.
“Identitas lo adalah apa yang sedang lo rasakan, gitu. Kalau misalnya lo merasa sebagai seorang perempuan, ya berarti identitas lo adalah seorang perempuan,” ungkap Daniel.
Mendengar hal itu, Daniel pun mengambil keputusan bulat bahwa ia memilih tidak lagi menyekolahan anaknya di sana.
Warganet yang mendengar cerita Daniel Mananta membuat mereka ikut resah. Sehingga mereka meminta pemerintah agar segera bertindak.***