Terminal LPG Tanjung Sekong Komitmen Berdayakan Lingkungan Melalui Bank Sampah dan Kampung Iklim

19800101001423 IMG 1494
Pemilihan sampah non organik sebelum dijual ke pengepul barang bekas di Bank Sampah Puma Mandiri Sejahtera di Kelurahan Lebak Gede, Kota Cilegon, Rabu, 31 Oktober 2023. (Ainul Gillang / Bantenraya.co.id)

BANTENRAYA.CO.ID – Terminal LPG Tanjung Sekong dibawah naungan Pertamina Energy Terminal terus berkomitmen melakukan pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan lingkungan melalui Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan atau TJSL ini dilakukan secara rutin kepada masyarakat sekitar perusahaan.

Salah satu program TJSL yang dilakukan yakni pemberdayaan Bank Sampah Puma Mandiri Sejahtera dan Kampung Iklim di wilayah Rukun Warga atau RW 06 Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.

Bacaan Lainnya

Terminal LPG Tanjung Sekong sendiri berlokasi di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.

BACA JUGA:Terminal LPG Tanjung Sekong Penuhi 40 Persen Kebutuhan Gas Elpiji Nasional

Ketua Bank Sampah Puma Mandiri Sejahtera Indra Sujatmiko mengatakan, Bank Sampah ini berdiri dari sekitar tahun 2010.

Namun, pada tahun 2000, sebenarnya di lokasi yang sama sudah menjadi penampungan sampah.

Operasional bank sampah sejak tahun 2010, di mana warga yang mengumpulkan sampah di Bank Sampah Puma Mandiri Sejahtera bisa mendapatkan uang ataupun barang.

“Sejak 2010, sampah organik dan non organik bisa ditabung, terserah nanti per bulan mau ambil uang atau barang bisa,” kata pria yang biasa disapa Jatmiko, Selasa, 31 Oktober 2023.

BACA JUGA:Kasus Stunting di Kelurahan Lebak Gede Kota Cilegon Terus Menurun, Ternyata Lewat Program Ini

Kata Jatmiko, saat ini Bank Sampah Puma Mandiri Sejahtera hanya menampung sampah non organik saja, sebab saat ini pihaknya sudah tidak bekerjasama dengan pengelola sampah organik.

“Warga nabung seminggu sekali, hari Minggu ngumpulin sampah ke sini, nanti di akhir bulan direkap mau diambil uang atau barang seperti beras, karena kita ada koperasinya juga,” katanya.

“Tadinya ada yang nampung sampah organik untuk pakan ternak, tapi sekarang sudah tidak kerjasama, jadi kita terima sampah non organik saja,” ucap Jatmiko.

Jatmiko menuturkan, keberadaan bank sampah ini selain bisa bermanfaat secara ekonomi, juga bisa mengurangi produksi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir atau TPSA.

BACA JUGA:Harga BBM Pertamina Naik Drastis Per 1 Oktober, Ini Rinciannya

“Alasan dibentuknya dulu, karena alasannya membantu ekonomi masyarakat, juga mengurangi sampah berceceran,” katanya.

Jatmiko menuturkan, saat ini ada sekitar 30 orang yang rutin menabung di Bank Sampah Puma Mandiri Sejahtera.

“Kita pengurusnya ada sekitar 8 orang,” ujarnya.

Keuntungan Bank Sampah Puma Mandiri Sejahtera, kata Jatmiko, barang berupa sampah non organik yang diterimanya lalu dipilah dan kemudian dijual ke pengepul barang bekas yang datang ke lokasinya di RW 06 Kelurahan Lebak Gede.

BACA JUGA:Ada Aduan Kelangkaan Elpiji 3 Kilogram di Banten, Polda Endus Ada Permainan Mafia Migas

“Bank sampah kita sebulan terima sampah sekitar 2 ton. Nanti kita ada untung sekitar 3 juta, untuk gaji orang yang milah sampah,” ungkapnya.

Jatmiko menambahkan, pihaknya juga mendapatkan pemberdayaan dan pendampingan dari Pertamina Terminal LPG Tanjung Sekong dalam beberapa waktu terakhir.

“Kita didampingi dan dibantu Pertamina (Terminal LPG Tanjung Sekong) beberapa kali, ada pelatihan sama kita diberi bantuan bibit tanaman hidroponik seperti sawi, kangkung, pokcoy, untuk KWT (Kelompok Wanita Tani) yang lokasinya juga di bank sampah, nanti kita kelola dan hasil panenya untuk warga,” ujarnya.

Terpisah, Senior Supervisor HSE Pertamina Energy Terminal LPG Tanjung Sekong Fajar Amaeban mengatakan, program TJSL yang dilakukannya merupakan program dari Pertamina pusat.

BACA JUGA:Pulomerak Juara Piala Walikota Cilegon, Kebersamaan Menjadi Kunci

“Kegiatan tahun ini ada kegaitan keanekaragaman hayati, faunanya di Taman Nasional Ujung Kulon karena di area Banten ini ada badak bercula 1 harus dilindungi, kegiatan kami konservasi di lokasi tersebut,” kata Fajar.

Selain konservasi, kata Fajar, juga melakukan sosialisasi terkait konservasi badak ke sekolah-sekolah di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon dengan nama program Rhino Goes To School.

“Sementara program community development ini, kita ke warga di sekitar lokasi perusahaan, seperti Bank Sampah Digital di RW 04, nanti warga mengumpulkan sampah dan kami sediakan plastik-plastiknya untuk memilah, hasilnya untuk guru ngaji di lingkungan sekitar” paparnya.

“Di RW 06 Kelurahan Lebak Gede, juga ada program Kampung Iklim bekerjasama juga dengan KWT (Kelompok Wanita Tani) yang lokasinya di Bank Sampah (Puma Mandiri Sejahtera) kita ada tanaman hidroponik yang diberikan,” ujarnya.

BACA JUGA:KNKT Butuh 3 Bulan Selidiki Kebakaran Kapal Mutiara Berkah I

Selain beberapa program tersebut, juga ada program pelatihan Kesehatan an Keselamatan Kerja atau K3 di RW 03 Lebak Gede.

“Kegiatan-kegiatan tadi harus kami evaluasi dan monitoring sampai akhir tahun, karena TJSL ini harus sustain atau berlanjut,” paparnya.

Fajar menerangkan, anggaran TJSL yang digelontorkan untuk Terminal LPG Tanjung Sekong total sekitar Rp 400 juta pada 2023.

“Anggaran meningkat, karena di 2022 hanya sekitar 270 jutaan,” ungkapnya.***

Pos terkait