Tiga Pasien Covid-19 Meninggal di RSDP Serang

new visualisation of the covid 19 virus stockpack unsplash scaled 1

SERANG, BANTEN RAYA – Tiga orang pasien positif Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang meninggal dunia. Ketiga pasien yang yang meninggal dunia itu saat masuk ke RSDP Serang memiliki komorbit atau penyakit penyerta sehingga memperparah kondisi kesehatannya.

Kasubag Humas RSDP Serang Ai Hadiyani mengatakan, saat ini pasien Covid-19 yang dirawat di RSDP Serang terus berkurang dan tersisa lima orang. “Setelah puncaknya 12 orang yang dirawat dua hari kemarin tidak ada lagi pasien yang masuk dan sekarang tinggal lima orang yang dirawat,” ujar Ai, Kamis (24/11).

Ia mengungkapkan, saat ini pasien Covid-19 yang dirawat di RSDP Serang tidak lama seperti pada awal-awal muncul Covid-19 yang dirawat berhari-hari. “Kalau sekarang enggak sampai satu minggu dirawatnya, mungkin juga karena gejalannya ringan-riangan,” katanya.

Ai belum dapat memastikan apakah mereka yang positif Covid-19 yang dirawat di RSDP Serang itu sudah menerima vaksin atau belum karena belum menerima laporan dari dokter yang menanganinya. “Yang pasti ada tiga orang yang meninggal dan memang sudah sepuh-sepuh, kemungkinan ada komorbit,” tuturnya.

Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Serang mencatat sampai dengan Rabu (23/11) warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah hingga mencapai 169 orang dari dua hari sebelumnya masih di bawah 100 orang dan tersebar di 29 kecamatan.

Adapun sebaran kasus terbanyak yaitu di Kecamatan Kramatwatu sebanyak 52 kasus, kemudian di Kecamatan Anyer sebanyak 16 kasus, Kecamatan Kibin 13 kasus, dan Kecamatan Kragilan. Sedangkan untuk kasus positif Covid-19 di kecamatan-kecamatan lain masih di bawah lima kasus.

Sementara itu, sebanyak 56 warga Kota Cilegon positif Covid-19. Pasien Covid-19 tersebut ada yang mendapatkan layanan rawat inap di rumah sakit dan ada yang melakukan isolasi mandiri.

Data yang diperoleh Banten Raya dari instagram @dinkes_cilegon pada Kamis (24/11/2022), ada 56 orang yang sedang positif Covid-19 saat ini. Warga yang positif Covid-19 tersebar di 8 kecamatan.

Di Pulomerak 1 orang, Grogol 5 orang, Citangkil 6 orang, Ciwandan 2 orang, Purwakarta 18 orang, Cilegon 8 orang, Jombang 6 orang dan Cibeber 10 orang.

Sementara, selama pandemi Covid-19 terjadi, ada 18.347 orang Kota Cilegon yang sembuh dari Covid-19. Sementara, 339 orang dinyatakan meninggal dunia. Dalam satu bulan terakhir, 3 pasien Covid-19 dinyatakan meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon Ratih Purnamasari mengatakan, saat ini terus melakukan sosialisasi protokol kesehatan (prokes) memakai masker dan mencuci tangan. “Kegiatan sudah bisa dilakukan 100 persen tetapi, tetap jaga prokes,” kata Ratih.

Ia mengatakan, saat ini vaksin covid-19 di Kota Cilegon kosong. Jikapun ada vaksin Covid-19 datang, maka akan langsung habis karena sudah ada list nama penerima vaksin Covid-19. “Kalau untuk rumah sakit di Cilegon ada 6 rumah sakit, Rumah Sakit Krakatau Medika, RSUD Cilegon, Rumah Sakit Kurnia, Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Citra Sundari, dan Rumah Sakit Mutiara Bunda. Semua ada bednya, cuma kalau data saya lupa angkanya,” katanya.

Perempuan yang dokter gigi ini juga mengungkapkan, saat ini dari Dinkes Cilegon tetap melakukan sosialisasi prokes di berbagai kegiatan. Namun, untuk pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diaktifkan lagi bukan kewenangan Dinkes saja, namun Satgas Covid-19. “Sekarang kan naik lagi (kasus covid-19). Kalau saya selalu ingatkan teman-teman, covid masih ada. Saat ini kita mengacu pasa Imendagri nomor 47 tahun 2022 untuk penanganan covidnya,” ucapnya.

Ratih mengatakan, saat ini varian covid-19 XBB memang mengancam karena sudah masuk Indonesia. Namun, Ia belum bisa memastikan ada atau tidaknya kasus covid-19 varian XBB di Kota Cilegon. “Kalau positif covid ya penangannya sama, mau varian apa, harus isolasi,” pintanya.

Direktur Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon Yan Hardi mengatakan, di RSKM mulai ada peningkatan pasien covid-19 pada awal November 2022. Peningkatan kasus sebenarnya terjadi mulai September 2022. Puncaknya pada November ini. “Per hari ini yang rawat inap pasien covid ini ada 19 yang dirawat, dan 3 di ICU, sedangkan 16 di ruang rawat biasa,” kata Yan Hardi.

Pria yang juga bergelar dokter ini tetap memisahkan alur pelayanan untuk pasiem covid-19 dan non covid-19. Alur penanganan mulai dari Instalasi Gawat Darurat sudah dipisahkan. “Khusus covid ini ada 24 bed, saat ini masih tersedia. Dalam sebulan terakhir, ada yang meninggal,” ungkapnya.

Pasien covid-19 yang meninggal dunia di RSKM, kata Yan Hardi, semuanya karena ada penyakit penyerta. “Ada jantung, ada diabetes,” jelasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur RSUD Cilegon Puji Sulastri hingga berita ini tayang belum memberikan tanggapan terkait pasien covid-19 di RSUD Cilegon.

Di Kabupaten Lebak, sebanyak 45 orang warga Lebak terpapar Covid-19. Kasi Imunisasi Surveilans dan Krisis Dinkes Lebak TB Mulyawan mengatakan, pada bulan lalu pasien Covid-19 hanya 10 orang, namun pada bulan ini mengalami peningkatan.

“Sebenarnya yang 10 orang itu sudah sembuh, kalau sekarang banyak kasus baru, paling banyak di Rangkasbitung,” katanya kepada Banten Raya.

Ia menjelaskan, warga Lebak yang terkana penyakit tersebut sekarang sedang melakukan isolasi mandiri, ada juga yang sedang di rawat di rumah sakit. “Alhamdulillah kalau keadaan pasien semakin membaik saja, sedangkan warga yang mengisolasi mandiri itu tidak terlalu parah, tapi selalu kami perhatikan,” jelasnya.

Dikatakan Mulyawan, upaya Dinkes Lebak dalam menangani kasus yang semakin bertambah dengan cara menggalakkan vaksinasi dosis satu, dosis dua, dan dosis tiga.

“Kami tetap menggalakan vaksin itu, sedangkan kasus terbanyak di Rangkasbitung, Maja, maupun daerah lainnnya sedang kami lakukan monitoring agar penyebarannya bisa dicegah,” ujarnya.

Ia menuturkan, agar masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala. Selain itu juga menyegerakan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan terhadap virus tersebut.

“Kalau gejalanya kaya dulu di antaranya dingin, panas, sampai sekarang belum ada yang terpapar virus baru, tapi ingat meskipun begitu saya harap masyarakat tetap waspada akan penyebarannya,” tuturnya.

Mulyawan menambahkan, dalam mengatasi virus ini agar tidak bertambah perlu kesadaran bersama dalam melawannya karena Dinkes Lebak hanya melakukan monitoring dan memberikan edukasi terhadap warga Lebak agar tetap waspada bahayanya virus tersebut.

“Kalau kesadaran warga kurang, saya bisa memprediksikan angka warga yang terkena virus itu pasti akan membeludak kembali, jadi tolong sadar akan kesehatan, dan jaga imunitas tubuh, warga Lebak semuanya wajib vaksin,” tambahnya.

Ia berharap, semoga tahun depan virus covid sudah menghilang sehingga para masyarakat tidak merasa terancam oleh bahayanya virus tersebut.

“Kita kan sekarang ada pada tahapan pencabutan pandemi menuju ke endemi semoga tahun depan kita sudah bisa ke endemi, dimana masyarakat tidak perlu takut lagi kepada ancaman virus covid, dan aktivitas masyarakat lebih lancar,” harapnya. (tanjung/gillang/mg-sahrul)

Pos terkait