Tips Terhindar Serangan Sakit Uluhati atau Jantung Bagi Jemaah Haji saat Berada di Makkah

Badal Haji
Ilustrasi ibadah Haji: Hukum badal haji orang dengan gangguan jiwa alias gila. (Pixabay/Konevi)

BANTENRAYA.CO.ID – Baru-baru ini seorang jemaah haji Indonesia terserang penyakit jantung.

Seorang jemaah yang kesakitan akibat serangan jantung saat berada di sekitar areal Mataf atau tempat thawaf lantai dasar.

Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah turun tangan menangani jemaah haji yang sakit jantung.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Madinah Alami Cuaca Panas, Berikut Tips Menjaga Kesehatan Para Jemaah Haji

Jemaah yang diketahui berusia 75 tahun dan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Batam (BTH 01) itu mengeluh karena rasa sakit yang menyerang uluhatinya.

Dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) itu lalu berusaha memberikan penanganan.

Berikut ini tips bagi jemaah haji mendiagnosa serangan jantung awal, dikutip Bantenraya.co.id dari kemenag.go.id, Minggu 4 Juni 2023 :

BACA JUGA : Jenis Transportasi Udara yang Digunakan Jamaah Haji 2023, Pesawat Dinyatakan Laik Terbang

1. Salah satu tanda serangan jantung khas orang Asia adalah terasa seperti sakit magg di uluhati. Karenanya, jemaah agar waspada dan segera melapor jika merasakan rasa sakit yang hebat di uluhati.

2. Jangan anggap remeh sakit uluhati dan segera laporkan ke petugas. Sebab, kondisi itu nantinya bisa menjadi sakit serangan jantung.

Jemaah segera diberi obat pereda nyeri, berupa Paracetamol dan obat maag Ranitidine.

Namun demikian, jemaah itu masih terus mengeluh kesakitan. Dari tubuhnya keluar keringat dingin. Dia mengeluh, ada nyeri dada yang hebat seperti ditekan.

BACA JUGA : 384 Jemaah Haji Pandeglang Kloter 16 Diberangkatkan, Tangis Keluarga Jemaah Tak Terbendung

Melihat kondisi jemaah, tim PKP3JH bersama petugas lainnya bergegas mengevakuasi jemaah ke klinik Masjidil Haram.

Sampai di klinik Masjidil Haram, pasien dirujuk ke Ajyad Hospital karena masuk kategori emergency.

Ajyad Hospital ternyata juga tidak mampu melakukan penanganan secara invasive. Sebab, alat penunjang medis di sana masih kurang lengkap. Jemaah akhirnya dirujuk ke RS King Abdullah.

“Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting. Sebab, ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung,” terang tim PKP3JH, dr Lebri, panggilan akrabnya, saat ditemui usai membantu jemaah.

Setelah dilakukan pemeriksaan di RS King Abdullah, lanjut dr. Lebri, dokter mendiagnosa pasien dengan STEMI Extensive Anterior Wall. Karenanya, harus dilakukan tatalaksana primary PCI. Kondisinya, terjadi kerusakan otot jantung yang disebabkan adanya penyumbatan plaque di pembuluh darah arteri korener jantung.

“Sehingga dibutuhkan tindakan pemasangan ring jantung oleh dokter jantung dengan tujuan untuk membuka sumbatan plaque pembuluh darah koroner jantung tersebut agar jantung bisa berfungsi normal kembali,” papar dr. Lebri.

BACA JUGA : Bupati Irna Antar Kloter Pertama Jamaah Haji Hingga ke Embarkasi Pondok Gede, Jamaah Termuda Berasal dari Panimbang

“Kondisi semacam ini menuntut penanganan cepat. Petugas dan tim dokter berpacu dengan waktu. Sebab, semakin cepat didiagnosa dan ditangani, semakin besar kemungkinan pasien bisa selamat dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien,” sambungnya.

Apalagi, lanjut dr. Lebri, jemaah ini diketahui memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan merokok. Bahkan saat di bangsal perawatan jantung RS King Abdullah, pasca pasang ring jantung, pasien mengalami henti denyut nadi. Saat itu tim dokter segera melakukan CPR+DC shock.

“Alhamdulillah, atas ikhtiar yang dilakukan, Allah mentakdirkan pasien bisa ditangani dengan baik. Saat ini keadaan umum pasien stabil dan rencana akan rawat jalan mulai besok,” sebutnya. ***

Pos terkait