LEBAK, BANTEN RAYA- Antrean para konsumen minyak goreng curah di para pedagang di Pasar Rangkasbitung sudah tidak terjadi lagi. Hal ini disebabkan pasokan minyak goreng ke pasar sudah berangsur normal.
Berdasarkan pantauan Banten Raya didua ageng minyak goreng curah di Pasar Rangkasbitung, Rabu (13/4) pagi, para konsumen yang membeli minyak curah tidak mengantre atau normal.
Rata-rata konsumen yang terlihat membeli minyak curah adalah pelaku home industri kerupuk, serta home industri tahu.
Sedangkan konsumen untuk kebutuhan rumah tangga, saat ini sudah beralih ke toko maupun kios pengecer minyak curah di pasar-pasar tradisional di Pasar Citeras, Rangkasbitung maupun Pasar Sampay, Warunggunung.
Thomas, pemilik agen minyak goreng curah di Pasar Rangkasbitung kepada Banten Raya mengatakan, bila kondisi pembelian minyak goreng curah di agennya telah kembali normal dibanding sebelumnya. Bahkan, hingga beberapa hari belakangan ini, konsumen yang bedatangan rata-rata bukan kalangan ibu rumah tangga, tetapi justru para pelaku usaha home industri tahu maupun kerupuk.
“Yang saya tahu para konsumen kalangan ibu rumah tangga, membeli minyak goreng curahnya kembali ke toko-toko serta ke kios-kios lagi,” ujar Thomas, kemarin.
Ketika ditanya, berapa harga jual minyak goreng curah di agennya, menurut Thomas Rp 14 ribu perkilogramnya.
“Sejak minyak tidak langka lagi, maka jumlah pembeli yang berdatangan ke agen kami normal lagi seperti dulu,” kata Thomas.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lebak, Orok Sukmana mengatakan, selain sudah tidak terjadi kelangkaan, pasar murah yang pemkab Lebak berdampak positif untuk mencegah terjadinya antrean pembelian minyak goreng curah di agen-agen.
Seperti selama satu pekan ini, antrean pembelian minyak goreng curah di agen diluar Rangkasbitung pun, sudah tidak terjadi lagi.
“Semoga hingga lebaran dan seterusnya, keberadaan minyak goreng tetap normal, agar masyarakat selalu mudah untuk mendapatkannya,” harap Orok.(hudaya/muhaemin)
