BANTENRAYA.CO.ID – Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah VIII (BPK) Banten melaksanakan kegiatan telusur jejak Kota dan sejarah yang dinamakan Indies Pedestrian dengan tujuan mengenalkan 17 bangunan bersejarah atau cagar budaya peninggalan penjajahan kolonialisme di Rangkasbitung.
Pembukaan kegiatan berlangsung di Museum Multatuli, Alun-Alun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu 24 September 2023.
Ketua Panitia Kegiatan Indies Pedestrian, Ginandar mengatakan, kegiatan digelar guna memerkenalkan sejarah dan keindahan bangunan cagar budaya peninggalan zaman penjajahan kolonialisme di Rangkasbitung.
Adapun peserta yang mengikuti telusur sejarah yakni berasal dari Jabodetabek.
BACA JUGA:Distan Lebak Gelar Jambore I PPN, Ajang Sinergitas Petani dan Pemerintah
“Sasarannya adalah anak anak muda. Hal itu agar bisa memahami dan mengetahui tentang bangunan bersejarah tersebut,” kata dia kepada Bantenraya.co.id.
“Kegiatan dilaksanakan sehari penuh dengan rangkaian acara yang cukup padat,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, selain menelusuri Rangkasbitung diadakan beragam kegiatan lainnya yakni, diskusi sejarah, sharing informasi dan ditutup dengan bermalam di Museum Multatuli.
“Para peserta diajak untuk menelusuri jalan protokol di Kota Rangkasbitung, sembari diperkenalkan mengenai sejarah bangunan yang berada di Rangkasbitung,” paparnya.
BACA JUGA:Pemkab Lebak Buka Pendaftaran PPPK Untuk 992 Formasi, Berikut Rincianya
Ginandar memembeberkan, 17 bangunan bersejarah yang dikenalkanantara lain, Eks Kewedanaan Rangkasbitung, Kantor DPRD Kabupaten Lebak, Rumah dinas Bupati Lebak, Eks rumah dinas Asisten Residen Holland Inlandsche School jadi SMPN 1 Rangkasbitung, Gereja Santa Maria tak bernoda, Gereja Kristen Pasundan, Eks rumah pegawai PJKA, Gedung Pasturan, Eks fabricken mix oil, Kantor PLN Rayon Rangkasbitung, Eks rumah Raden Demang Sastrawiguna, Rumah Dinas Kapolres Lebak, Rumah Soetadisastra, Water Toren Rangkasbitung, Eks Kantor Pengadilan Negeri Rangkasbitung, Kewadanaan Rangkasbitung.
“Para peserta selain kami ajak untuk menelusuri bangunan bersejarah. Merka juga dibekali literatur dan bahan informasi mengenai sejarah gedung-gedung itu,” jelas dia.
Sementara itu, peserta asal Cilegon, Indri mengaku, sangat takjub dengan Kota Rangkasbitung yang memilki banyak peninggalan sejarah.
“Saya mengapresisasi positif kegiatan indies pedestrian ini, konsep kegiatannya sangat bagus dan kreatif,” singkatnya.***