BANTENRAYA.CO.ID – Berikut ini sejarah dan profil Kilangan Minyak Pertaminan Balongan Dumai yang meledak pada Senin malam hari ini.
Dilansir Bantenraya.co.id dari berbagi sumber, Kilang Minyak Pertamina Dumai ditemukan pada tahun 1969.
Kala itu Kilang Minyak Dumai ini dibangun langsung oleh kontraktor Jepang Ishikawajima Harima Industries Co dengan luas tanah sekitar 360 hektare.
BACA JUGA : Detik-detik Kilang Minyak Dubai Meledak, 6 Petugas Pertamina Dilaporkan Teluka Parah
Pada tahun 1971 tepatnya 4 tahun setelah pembangunan Kilang Minyak Dumai diresmikan pengoperasian kompleks Kilang seluas dan dilakukan oleh Presiden Soeharto,.
Kemudian pada tahun itu dibangun dua Unit Proses, yaitu Naptha Rerun Unit dan Hydrocarbon Platforming Unit. Dua unit ini selesai dan dioperasikan tahun 1973.
Kilang UP II Dumai memiliki 14 unit proses produksi pengolahan dan dua unit penunjang proses produksi.
BACA JUGA : Mahfud MD Diminta Tunjuk Hidung Penyundup Emas Batangan Senilai Rp189 Triliun di Kemenkeu
Kilang minyak UP II Dumai terdiri atas Kilang lama (Existing Plant) dan Kilang baru (New Plant).
Existing Plant ini terdiri atas 3 unit proses, yaitu Topping Unit Crude Distilling Unit (CDU), Naptha Rerun Unit (NRU), dan Hydrobon Platforming Unit (Platforming I).
Dan akhirnya terbuatlah plant baru yang bernama (Hydrocracker Complex) sebagai perluasan dari Existing Plant yang dibangun pada tahun 1981.
Setelah itu lanjut pengoperasiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto, 16 Februari 1984.
BACA JUGA : Arti kata Mokel Bahasa Gaul Anak Muda saat Bulan Ramadhan, Ketahui Asal Istilah dan Penjelasannya
Setelah itu plant baru kemudian muncul yang terdiri atas 11 unit proses produksi, yaitu High Vacuum Unit (HVU), Delayed Coking Unit (DCU), Hydrocracking Unit (HCU), Naptha Hydrotreating Unit (NHDtU), CCR Platforming Unit, Destillate Hydrotreating Unit (DHDtU), Amine & LPG Recovery Unit, Hydrogent Plant, Nitrogen Plant, dan Sour Water System Plant. Sedangkan dua unit penunjang produksi adalah Instalasi Tanki dan Pengapalan dan Utilities Unit.
Sementara itu Kilang Sei Pakning terletak di tepi pantai Sungai Pakning dengan areal seluas 40 hektare.
Kilang Minyak ini dibangun kembali pada tahun 1968 oleh Kontraktor Refican Ltd. (Refining Associates Canada Limited).
BACA JUGA : Halal bi Halal Tidak Dikenal di Dalam Masyarakar Arab, Ini Penjelasan Quraish Shihab
Selesai dibangun dan mulai berproduksi pada bulan1969, sehingga beroperasi kapasitas produksi 25.000 barel per hari.
Pada September 1975 seluruh operasi Kilang Sei Pakning beralih dari Refican kepada Pertamina.
Selanjutnya kilang ini mulai mengalami penyempurnaan secara bertahap sehingga kapasitas produksinya dapat lebih ditingkatkan.
BACA JUGA : 5 Keutamaan Sahur di Bulan Ramadhan, dari Mulai Membangun Kebiasaan hingga Waktu Mustajab Dikabulkannya Doa
Pada akhir 1977 kapasitas produksi meningkat menjadi 35.000 barel per hari dan April 1980 naik menjadi 40 barel per hari.
Kemudian mulai 1982 kapasitas produksi sesuai dengan design, yaitu 50.000 barel per hari. Bagian operasi Kilang Sungai Pakning terdiri atas: CDU, ITP (Instalasi Tanki dan Pengapalan), utilities, dan laboratorium.
ITP di Kilang Sei Pakning adalah untuk menangani pengoperasian tangki crude dan produk. Juga untuk proses loading (muat) dan unloading (bongkar) minyak mentah atau produk.
BACA JUGA : Helldy Agustian Larang Truk Besar Melintasi JLS Cilegon Saat Mudik Lebaran 2023, Ini Alasannya
Selain itu, pengelolaan separator (penampung sementara buangan minyak).
Fasilitias utilities di Kilang Sei Pakning mengelola water treatment plant (WTP) Sejangat dan Water Intake Sungai Dayang.
Selain itu pengoperasian boiler (penghasil steam), pengoperasian WDcP (Water Decoloring Plant) dan RO (Reverse Osmosis).
BACA JUGA : Harga Turun Sampai Rp700 per Liter, Simak Harga BBM Terbaru Pertamax hingga Pertalite
Juga pengoperasian Power Plant (pembangkit listrik) dan pengoperasian udara kempa (compression air) dengan produk yang dihasilkan diantaranya sebagai berikut:
BBM dan BBK.yang terdiri dari 6 Jenis produksi yang dihasilkan, diantaranya :
BACA JUGA : Harga BBM Terbaru, Pertamina Turunkan 3 Harga BBM Per 1 April 2023, Bagaimana Nasib Pertalite dan Pertamax
Aviation Turbine Fuel
Minyak Bakar
Minyak Diesel
Minyak Solar
Minyak Tanah
Non BBM
Terdiri dari 3 jenis produksi yang dihasilkan, diantaranya :
Solvent
Green Coke
Liquid Petroleum Gas (LPG).
Demilkianlah sejarah dan profil Kilang Minyak Pertamina Balongan Dumai yang meledak pada Senin malam tadi.
Dengan mengakibatkan sejumlah korban akibat daya ledak ditimbulkan sehingga rumah yang berada disekitar hancur porak-poranda.***