PANDEGLANG, BANTEN RAYA – Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) jurusan Pandeglang-Labuan, dan Mandalawangi melakukan aksi mogok beroperasi sebagai bentuk penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Ya, mulai hari ini kita gak narik. Kita sangat keberatan dengan kenaikan BBM. Harga BBM sekarang mahal. Lebih baik mogok narik dari pada beli BBM mahal,” kata Udin, ditemui di Terminal Mengger, saat berkumpul bersama teman sopir angkot bahas kenaikan BBM, Senin (5/9).
Dia menyebut, aksi mogok tersebut akan dilakukan beberapa hari ke depan. Dia berharap, aksi tersebut mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk segera menaikan tarif angkot. “Ya, sampai besok juga masih demo. Kami berharap tarif angkot juga ikut naik,” harapnya.
Cecep, sopir angkot lainnya menuturkan, kenaikan harga BBM sangat berdampak pada kebutuhan ekonominya. Sebab, kenaikan BBM sudah memberatkan para sopir. “Harga BBM naik biaya operasional juga bengkak. Kalau BBM sudah naik begini kan biaya bensin juga nambah,” tuturnya.
Kepala Bidang Angkutan Umum Dinas Perhubungan Pandeglang, Yat Hidayat mengatakan, dengan adanya kenaikan harga BBM para sopir angkot minta naik tarif. Namun kenaikan tarif harus dibahas terlebih dahulu.
“Para sopir melakukan aksi mogok beroperasi hari ini (kemarin-red). Mereka menyampaikan ke kami aksi mogok yang mereka lakukan agar ada penyesuaian tarif angkutan dari tarif yang lama menjadi yang baru. Nanti kita bahas dulu kenaikannya,” katanya.
Sementara itu, aksi mogok yang dilakukan para sopir membuat para pelajar dan masyarakat yang akan beraktivitas tidak terlayani.
Sementara itu, tarif angkutan kota di Kota Serang belum mengalami kenaikan karena dinas perhubungan baru akan membicarakan hal tersebut Selasa (5/9) hari ini.
Para sopir mengeluh lantaran harus merogoh kocek lebih dalam untuk mengisi bensin, sementara saat ini belum ada penyesuaian tarif angkot.
Salah seorang sopir angkot trayek Terminal Kepandean, Sardi mengatakan, meski harga BBM sudah naik sejak Sabtu 3 September 2022, namun hingga kini belum ada penyesuaian tarif angkot.
“Masih biasa. Rp 4.000 buat penumpang umum, dan Rp 2.000 buat pelajar,” ujar Sardi, ditemui di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di Penancangan, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Senin (5/9/22) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Sardi mengaku belum berani menerapkan tarif angkot meski pemerintah telah menaikkan harga BBM subsidi.
“Belum ada perubahan (tarif),” ucap dia.
Sardi mengaku imbas kenaikan harga BBM subsidi jelas membuat pengeluarannya pun bertambah untuk membeli bensin, sementara penyesuaian tarif angkot belum diumumkan.
“Kan rugi kita nantinya. Bensin mah udah naik, tarif masih segitu-gitu aja,” keluhnya.
Keluhan Sardi tak hanya soal harga BBM naik, pihaknya harus bersaing dengan para sopir dan ojek online.
“Dulu kan belum ada grab. Jadi angkot stabil. Sekarang mah udah kaya semua. Udah banyak punya motor. Satu rumah 5 motor. Dulu pengen sepeda aja susah. Soalnya nggak ada penumpang. Kita nongkrong udah dua jam belum dapat penumpang. Ini mah ngisi kekosongan waktu dari pada nggak kerja,” ungkap Sardi.
Sardi berharap pengumuman penyesuaian tarif angkot Kota Serang sudah diumumkan, sehingga bisa menentukan harga ongkos sesuai tarif.
“Iya kalau bisa mah secepatnya. Soalnya harga BBM udah naik. Ini aja termasuk udah rugi. Beli beli bensin nambah, belum buat setoran. Kalau kita pasang tarif juga nyalahin aturan,” jelas Sardi.
Serupa dikatakan sopir angkot trayek Terminal Pakupatan-Royal, Asep.
Kata Asep, hingga tiga hari pasca kenaikan harga BBM belum ada penyesuaian tarif angkot.
“Yang kemarin kan Rp 5.000. Sekarang masih bingung juga,” kata Asep, ditemui di halte Untirta, Pakupatan, Kota Serang, Senin (5/9/22) siang sekitar pukul 10.00 WIB.
Meski demikian, Asep mengakui ada beberapa penumpang yang mengerti meski tarif angkot belum dinaikkan.
“Tergantung orangnya yang ngerti apa yang nggak. Ada yang ongkos Rp 5.000. Ada yang Rp 7.000,” kata dia.
Asep mengaku sejak kenaikan harga BBM subsidi berdampak ke pendapatan dan pengeluaran.
“Ngaruh. Penumpang juga nggak ada. Sepi. Beli bensin juga bingung. Beli pertalite udah mah dinaikkin Rp 10 ribu. Sekarang pakai barcode juga harus download aplikasi. Kalau belum daftar nggak boleh pakai pertalite, harus pakai pertamax,” keluh Asep.
Asep mengaku pihaknya berencana untuk mengajukan kenaikan tarif kepada dinas terkait.
“Lagi direncanakan minta solusi dari Dishub. Kalau menetapkan sih sopir mah bingung. Karena biasanya dari Dishub,” tuturnya.
Tak hanya itu, Asep pun mengeluh dengan target setoran yang terancam naik, sementara penyesuaian tarif angkot belum diumumkan.
“Ini setoran. Sehari Rp 80 ribu. Belum termasuk bensin. Makanya bingung juga. Narik sepi. Bensin naik. Rp 80 ribu itu kadang kalau nggak ke kejar hari ini bisa besok,” ungkapnya.
Kabid Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Serang Endad S mengatakan, penyesuaian tarif angkot rencananya akan dibahas besok (hari ini) yang difasilitasi oleh Dishub Provinsi Banten.
“Mudah-mudahan besok (hari ini) difasilitasi oleh Dishub Banten membahas berkenaan dengan imbas dari penyesuaian harga BBM. Artinya kita juga akan segera ditindaklanjuti,” kata Endad S.
Menurut Endad S penyesuaian tarif angkot harus segera diumumkan, sebab BBM ini kan ruhnya transportasi otomatis, berimbas pada penyesuaian harga BBM, sehingga harus segera diumumkan tarif angkot baru.
“Mudah-mudahan setelah kita ketemu Provinsi Banten kita akan mengkaji supaya tidak berimbas terlalu jauh,” tutur dia.
Endad S menjelaskan, acuan penyesuaian tarif angkot diatur dalam regulasi peraturan walikota (Perwal).
“Dari Perwal tentang tarif angkot. Acuan kita yang terakhir itu peraturan walikota Nomor 9 tahun 2016 tentang tarif angkutan penumpang umum di Kota Serang. Tarif rutin akan kita kaji. Dasarnya dari situ Perwal,” jelasnya.
Endad S menyebutkan, berdasarkan acuan tarif lama, penumpang umum dikenakan tarif Rp 3.000 per orang, sedangkan pelajar atau mahasiswa Rp 2.000 per orang.
“Ini masih berlaku sebelum ada Perwal yang baru. Sesuai trayek. Tidak berbicara jauh dekat. Kalau yang baru belum. Akan kita tindaklanjuti karena itu bagian imbas dari BBM,” terang Endad S.
Terkait sudah ada sopir yang menaikkan tarif ongkos, Endad S menilai hal itu terjadi lantaran secara naluriah masa transisi imbas dari kenaikan harga BBM subsidi.
“Mereka kan sudah membeli BBM dengan penyesuaian itu. Bingung kita juga. Lumrah masih dianggap wajar,” katanya.
“Makanya segera kita tindaklanjuti dengan cepat supaya ini sudah di SK kan agar menghindari yang itu tadi. Yang manusiawi,” tutur dia.
Endad S mengaku pihaknya tidak mempunyai kewenangan terkait sopir yang menaikkan tarif ongkos angkot pasca kenaikan harga BBM subsidi.
“Kalau penertiban kita tidka mempunyai kewenangan. Paling kita mengarahkan. Memberikan edukasi. Informasi. Dengan petugas lapangan yang sudah dikerahkan. Karena dilema. Sementara mereka sudah menggunakan harga yang berbeda,” terangnya.
Endad S menyebutkan, di Kota Serang ada 11 trayek angkot. Kesebelas taryek angkot itu sesuai dengan Perwal yang pertama trayek kode 01 Terminal Pakupatan-Ciceri-Kepandean.
Trayek 02 Terminal Pakupatan -Ahmad Yani-Kepandean.
Trayek 03 Terminal Pakupatan-Pasar Rawu-Kepandean.
Trayek 04 Terminal Pakupatan- Terminal Cipocok Jaya-Pasar Rau.
Kode trayek 05A Terminal Cipocok Jaya-Kepandean-Pasar Royal
Kode trayek 05B Terminal Cipocok Jaya-Yumaga-Kepandean-Royal lewatnya lewat Al-Azhar.
Trayek 06 Terminal Cipocok-Pasae Royal-Pasar Lama-Pasar Rawu.
Trayek 07 Kepandean-Lopang-Pasar Rawu.
Trayek 08 Sawah Luhur-Pasar Rawu-Pasar Royal.
Trayek 09 Terminal Pakupatan-Polda Banten-Cipocok Jaya.
Trayek 10 Terminal Pakupatan-Polda-Palima-Kepandean.
Trayek 11 Pasar Rawu-Banten.
“Semua tarifnya Rp 3 ribu sudah ditentukan oleh Perwal Nomor 9 tahun 2016,” sebutnya.
Sementara itu, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Cabang Merak mengusulkan kenaikan tarif kapal penyeberangan. Usulan kenaikan tarif kapal penyeberangan setelah adanya kenaikan BBM.
Ketua Gapasdap Cabang Merak Togar Napitupulu mengatakan, kenaikan BBM makin memberatkan pengusaha kapal penyeberangan. Di mana, saat ini penyeberangan di lintas Merak-Bakauheni baru berangsur tumbuh usai pandemi Covid-19. “Memberatkan pengusaha kapal penyeberangan, belum dampak dari situ kan ekspedisi pasti akan berkurang karena ada penyesuaian harga. Makanya kita minta segera ada penyesuaian (Tarif KApal Penyeberangan),” kata Togar, Senin (5/9).
Togar menjelaskan, saat ini Gapasdap saat ini sudah mengusulkan kenaikan tarif penyeberangan. Namun prosentase kenaikan tarif pihaknya belum mengetahui, lantaran usulan dari Gapasdap. “Yang jelas kenaikan BBM sudah ketahuan, belum lagi dampak yang lain seperti kenaikan spare part past ikan naik,” jelasnya.
Togar menyadari jika kenaikan BBM ini karena dampak kenaikan harga minyak dunia. Namun, pihaknya meminta agar pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI segera menerbitkan aturan tarif kapal penyeberangan terbaru. “Pasti berat, kalau bicara untung rugi, dampaknya pengguna jasa juga. Biaya operasional kapal pasti meningkat, kita upayakan untuk kita naikkan tarifnya. Pandemi belum berakhir, istilahnya baru mau nafas, yang penting pemerintah harus memerhatikan,” imbuhnya. (yanadi/harir/gillang)