SERANG, BANTEN RAYA – Akhir-akhir ini masyarakat diresahkan dengan aksi sekelompok pemuda yang mengendarai sepeda motor membawa senjata tajam. Para pemuda yang biasa disebut geng motor itu kerap melakukan tawuran antar kelompok (geng), bahkan tak jarang menyerang masyarakat biasa. Mereka tak segan melukai korbannya, bahkan ada yang meninggal dunia.
Berdasarkan sumber internal kepolisian, ada beberapa geng motor yang terdeteksi sering berbuat onar, yaitu Geng Motor Warbar, All Star Serang Timur, Basleg, Waroeng Madura, Enjoybude, BOM, Chedoya, Ramones, Neverdie, WAC, dan Khaghet.
Salah satu anggota All Star Serang Timur berinisial AC saat diwawancara Banten Raya mengatakan, sebelum gabung dengan geng motor All Star Serang Timur, dirinya pernah membentuk geng Pasukan Teler yang disingkat Pastel. Namun saat ini Pastel sudah lama bubar.
“Karena anak-anaknya suka teler. Kemudian iseng bikin Pastel. Untuk sekarang karena kondisi, dan banyak juga yang ditangkap polisi, takut juga sih,” katanya, Selasa (1/11/2022).
Menurut AC, geng motor All Star Serang Timur banyak mendapat undangan atau tantangan untuk tawuran dari beberapa geng motor lainnya. Undangan tawuran tersebut dikirim melalui direct message (DM) di Instagram atau IG.
“Bukan banyak musuh, tapi emang sering dapat undangan dari yang lain. Biasanya kalau diundang (ditantang) kita tanya dulu (ke anggota), berani apa enggak ke yang lain. Kalau berani kita layani,” ujarnya.
AC menjelaskan, All Star tidak pernah melakukan perekrutan anggota. Orang-orang yang bergabung dengan geng motor All Star merupakan teman-teman dekat anggota.
“Ada yang cuma ikut-ikutan. Kalau mau gabung ya gabung aja,” jelasnya.
AC mengungkapkan, senjata tajam yang biasa digunakan untuk tawuran sebagian besar merupakan buatan atau modifikasi sendiri. Namun ada juga senjata yang sengaja dibeli dari media sosial.
“Kayak Gosir (Golok Sisir) itu bikin. Kalau celurit itu beli di facebook, COD,” ungkapnya.
Disinggung soal bascamp, AC enggan menyebutkan lokasinya. Namun dirinya menyebut jika ada tempat yang memang digunakan untuk kumpul-kumpul kelompoknya.
“Ada lah, di Serang pokoknya,” jelasnya.
Salah satu anggota geng motor Waroeng Madura, berinisial TWK (21) mengaku jika geng motor itu dibentuk secara spontan oleh sekumpulan remaja, karena sering berkumpul di warung Madura. “Gak ada ketuanya, semua sama. Karena kita sering nongkrong di warung Madura,” katanya kepada Banten Raya.
Selain sering nongkrong, TWK menyebut jika dibentuknya geng motor itu karena pernah menjadi korban pengeroyokan geng motor lain. Untuk mengantisipasi hal itu, dia dan 10 orang temannya membentuk geng motor tersebut. “Iya antisipasi saja. Saya pernah diserang pakai celurit, deket Untirta. Untung saya berhasil kabur,” ujarnya.
TWK mengungkapkan, dari beberapa geng motor yang diketahuinya, ada beberapa geng motor yang dikenal sering melakukan tawuran di antaranya All Star Serang Timur, dan Barisan Lebak Gempol (Basleg).
“Ada banyak (geng motor). Yang paling sering Basleg (tawuran) karena musuhnya ada di mana-mana. Mereka kumpulnya di Lebak Gempol (Kota Serang),” ungkapnya.
TWK mengungkapkan, aksi tawuran dan pamer senjata tajam yang dilakukan oleh geng motor, merupakan bentuk eksistensi. Bahkan setiap melakukan kegiatan dibuat konten, untuk dishare ke media sosial.
“Kalau tawuran paling kalau ada yang mancing-mancing. Iya konflik, bikin video-video (konten). Iya (terlihat eksis di geng motor lainnya),” ungkapnya.
Sementara itu, anggota geng motor Waroeng Madura lainnya, MFR (25) mengatakan, senjata tajam yang digunakan untuk tawuran dibuat sendiri menggunakan bahan kaki kursi. Senjata itu disimpan di salah satu anggota. Jika diperlukan, senjata tajam itu baru digunakan. “Bikin bareng-bareng di kampung (senjata) dari bekas kursi,” katanya.
MFR menjelaskan, perekrutan geng motor tidak dilakukan secara khusus. Cukup dengan sering gabung dan nongkrong bersama, bisa bergabung dengan geng motor tersebut.
“Biasanya cuma ikut-ikutan, nongkrong bareng. Kalau di geng kita gak ada ketua, kalau geng lain saya kurang tau,” jelasnya.
MFR memastikan geng motornya sudah lama tidak eksis, bahkan media sosial milik gengnya sudah lama dinonaktifkan. “Udah lama gak ikut-ikutan. Kemarin waktu ada isu geng motor kumpul di Anyer kita nggak tau. Tapi tiba-tiba polisi nangkap kita waktu lagi bacakan” jelasnya.
Fenomena kemunculan geng motor di sejumlah wilayah di Provinsi Banten memang telah membuat resah. Sebab, geng motor tersebut tidak segan melukai korbannya, bahkan hingga meninggal dunia.
Berdasarkan data kepolisian pada Oktober 2022, ada sebanyak 11 kasus bentrok geng motor di wilayah hukum Polda Banten, dengan total korban meninggal dunia sebanyak 2 orang, yaitu DN (33) warga Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, dan MF (17) warga Kecamatan Petir, Kabupaten Serang.
Bentrokan geng motor ini paling banyak terjadi wilayah hukum Polresta Tangerang dan menjadi zona merah geng motor dengan jumlah 5 kasus, Polres Pandeglang sebanyak 2 kasus, Ditreskrimum Polda Banten, Polres Serang, Polres Lebak dan Polresta Serang Kota masing-masing 1 kasus.
Dalam penindakan pelaku geng motor ini, Polda Banten menyebut telah menetapkan 23 orang tersangka pada Oktober 2022. Namun jumlah itu bertambah, hasil pengungkapan Polres Serang sebanyak 6 orang tersangka dan Polresta Serang Kota sebanyak 4 orang tersangka.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga mengatakan, dari hasil penyelidikan kepolisian, ditemukan adanya fakta jika senjata tajam yang digunakan untuk tawuran oleh anggota geng motor dibuat di sekolah. “Mereka membuat senjata tajam dibuat di workshop sekolah mereka,” katanya.
Shinto menambahkan, senjata tajam buatan itu selanjutnya diperjualbelikan kembali kepada kelompok geng motor.
“Senjata yang mereka buat, dijual di kelompok berandal jalanan. Kalau kita lihat, ada yang membuat dan menggunakan sarana sekolahnya. Ini sangat mengkhawatirkan,” tambahnya.
Shinto mengungkapkan, berdasarkan instruksi Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto, kepolisian akan menindak tegas geng motor yang membuat resah dan mengancam keselamatan masyarakat.
“Kapolda Banten telah memerintahkan secara tegas kepada selurus satuan Reskrim, di tingkat Polda maupun Polres dan Polsek jajaran untuk menindak tegas terhadap berandalan jalanan, yang memang melakukan aksi menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran di masyarakat,” tegasnya.
Shinto menegaskan, tidak akan pandang bulu terhadap pelaku geng motor, meski pelaku masih anak di bawah umur. Bahkan, jika terbukti melakukan tindakan kejahatan, maka akan masuk dalam data kelakuan baik.
“Polda Banten dan Polres Jajaran tegas tetap memproses anak-anak tersebut di mata hukum, dan kita juga memberikan surat ke sekolah, orangtuanya, utamanya sekolah untuk bersikap terhadap sang anak. Anak-anak pelaku ini akan tercatat dalam catatan kepolisian,” tegasnya.
Sebelumnya, Kasie Kesiswaan Dinas Pendidikan Provinsi Banten Teguh Setiawan mengaku prihatin atas adanya keterlibatan pelajar, dalam beberapa aksi geng motor bersenjata tajam yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Banten.
“Ini keprihatinan bagi kami, sebagai Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Tentunya ini tamparan buat kami, dan kami dari Dinas Pendidikan selaku pembina dari sekolah-sekolah dan tentunya ini akan menjadi pertambangan buat kami untuk menindaklanjuti dan menindak tegas kepada siapapun terutama siswa kami dan tidak akan ditolerir jika melakukan tindakan hukum,” katanya.
Teguh memastikan Dindik akan mendukung kepolisian untuk melakukan tindakan hukum, kepada pelajar yang terlibat dalam aksi kejahatan, terutama geng motor.
“Apabila ada anak didik kami melakukan pelanggaran hukum, terutama yang sedang viral minggu-minggu ini, adanya berandalan atau geng motor. Apabila ada siswa yang melakukan pelanggaran hukum tidak akan diterima di sekolah itu lagi,” tandasnya. (darjat)