Bantenraya.co.id- Kapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim menyebut, fenomena geng motor hingga perkelahian
remaja di sejumlah wilayah di Provinsi Banten sudah meresahkan dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Hal tersebut diungkapkannya di sela-sela Seminar Strategi Polda Banten Untuk Mengelola Bonus Demografi
dalam Rangka Pemeliharaan Kamtibmas dan Pilkada 2024 di salah satu hotel di Kota Serang, Kamis (13 Juni 2024).
14 Pembunuh Badak Ditetapkan Tersangka
Turut hadir dalam kegiatan itu Pj Gubernur Banten Al Muktabar, Wakajati Banten Yuni Daru Winarsih,
Komandan Korem 064/Maulana Yusuf Brigjen TNI Fierman Sjafirial Agustus, akademisi Untirta Dadang Herli,
PJU Polda Banten serta personel Polda Banten dan jajarannya.
Kapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim mengatakan, dirinya cukup resah dengan maraknya fenomena geng motor di wilayah hukumnya.
Bunuh 6 Badak Jawa, Sunendi Divonis 12 Tahun Penjara
Keberadaan geng motor itu dapat menimbulkan kegiatan yang negatif, serta terjadinya tindak pidana.
“Bagi saya ini sudah meresahkan (perkelahian remaja dan geng motor),” ujar Kapolda kepada wartawan.
Abdul Karim menerangkan, di tahun 2024 ini banyak gangguan kamtibmas di wilayah hukum Polda Banten yaitu perkelahian remaja dan geng motor.
Bahkan peristiwa itu hampir terjadi setiap minggunya.
Arief Wismansyah Kembalikan Formulir ke Partai Demokrat Banten
“Jadi yang sekarang ini yang paling banyak adalah perkelahian remaja, geng motor masih banyak di tempat kita.
Hampir setiap Minggu ada kejadian, kemarin di Cilegon terus sebelumnya di Serang Kota, dan Tangerang,” terangnya.
Abdul Karim mengakui jika fenomena geng motor dan perkelahian remaja merupakan masalah yang timbul dari demografi atau populasi masyakat di Provinsi Banten.
Persoalan itu dapat dicegah secara bersama-sama.
Terminal Pakupatan Serang Sepi dan Normal Saat Akhir Libur Panjang
“Ini persoalan bunus demografi, kalau ini enggak kita kelola bersama-sama, nanti ini akan menimbulkan dampak sosial dan tingkat kriminalitas tinggi,” tandasnya.
Abdul Karim menjelaskan, untuk mencegah terjadinya geng motor hingga perkelahian remaja,
Polda Banten telah melakukan berbagai upaya, di antaranya melakukan patroli secara intensif terumata di wilayah-wilayah rawan.
“Cuma harus diatur ya (patroli), kalau kita patroli subuh kadang kejadiannya tengah malam, ada kalanya sore.
Sembilan Bulan Pintu Gerbang SDN Kuranji Kota Serang Masih Disegel Ahli Waris
Jadi ini tidak menentu (geng motor dan perkelahian remaja), tapi tetap kita lakukan patroli meski anggota patroli kita terbatas,” jelasnya.
Namun, Abdul Karim menegaskan, keterbatasan personel menjadi kendala.
Untuk itu, orangtua dan masyarakat juga diminta berperan aktif mencegah aksi-aksi kenakalan remaja seperti tawuran dan yang lainnya.
“Kami juga melakukan program sambang Babikamtibmas dan penyuluhan kepada anak muda agar tidak terjerumus kejahatan,” tegasnya.
Polda Catat 17 Kasus Kecelakaan Pasca Arus Mudik
Sementara itu, Pj Gubernur Banten, Al Muktabar mengatakan, perlu adanya keterlibatan Polda Banten dan semua
pihak dalam rangka mengatasi gangguan kamtibmas akibat kenakalan remaja hingga geng motor.
“Suatu langkah strategi dalam peran Polda Banten, dimana isu bonus demografi yang dikaitkan dengan stabilitas
daerah dalam hal ini Kamtibmas, dan hal itu menjadi hajat dan kepentingan bersama,” katanya.
Demokrat Kota Serang Safari Politik ke PAN Banten
Muktabar menambahkan, pemerintah daerah bersama dengan Polda Banten maupun aparat penegak hukum
lainnya harus bersinergi dalam menanggapi persoalan Kamtibmas di Provinsi Banten.
“Langkah-langkah seperti ini memang perlu dilakukan. Bersama-sama adalah kunci dalam rangka mewujudkan visi misi kita agar menempuh dan mencapainya,” tambahnya.
Muktabar menegaskan terkait isu demografi ini, Pemprov Banten telah mempersiapkan sektor pertanian,
Hilang Fokus Saat Berkendara, Pemotor Tabrak Pejalan Kaki di Jalan Raya Serang-Cilegon
agar menjadi menjadi peluang bagi anak muda di Banten, agar remaja dapat bekerja sebagai petani.
“Usia petani kita itu rata-rata sudah di atas 45 tahun, petani kita tidak ada mencita-citakan anaknya jadi petani,
generasi muda jarang sekali yang mau jadi petani, maunya jadi pegawai. Sementara kerja paling luas bisa menampung semua itu di sektor pertanian,” tegasnya. (darjat)