Sebelum Arafah, Berikut Niat Puasa Tarwiyah Paling Sahih

Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah menjadi amalan yang memiliki banyak keutamaan. 9Pixabay/mohamed_hassan)

BANTENRAYA.CO.ID – Selain puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah umat muslim juga disunahkan menunaikan puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.

Di Indonesia bagi yang berlebaran 10 Dzulhijjah pada Rabu 28 Juni 2023, maka puasa Tarwiyah dilakukan pada Senin 26 Juni 2023.

Namun, jika berlebaran pada Kamis 29 Juni 2023, maka pelaksanaan Tarwiyah dilakukan pada Selasa 27 Juni 2023.

Bacaan Lainnya

Hal itu juga berlaku untuk puasa Arafah yang dilakukan satu hari sebelum berlebaran Idul Adha.

Untuk waktunya tentu saja mengikuti apa yang diyakini saat lebaran.

Diketahui, puasa Tarwiyah merupakan amalan yang sangat dianjurkan.

Sebagaimana Arafah, puasa Tarwiyah juga memiliki keutamaan yang disampaikan banyak riwayat hadits dari Rasulullah.

Menjalankan ibadah sunah sendiri merupakan bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW.

Tapi meninggalkannya bukanlah perbuatan dosa dan tidak mendapatkan siksaan dari Allah.

Tentu saja, jika cinta kepada Rasulullah maka sebaiknya dilakukan apa yang sudah dicontohkan.

Termasuk juga, puasa sendiri merupakan bagian dari kesehatan untuk tubuh, serta bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Karena, berpuasa menjadi media agar orang bisa lebih khusu dalam menjalankan ibadah lainnya.

Puasa juga menjadi salah satu media untuk seorang muslim bisa peka dengan muslim lainnya, misalnya dengan menahan rasa lapar.

Namun, tentu saja karena niat merupakan rukun dalam ibadah, termasuk puasa, maka seseorang harus melafalkannya lewat lisan maupun hati.

Akan tetapi, dalam waktu pembacaan, untuk puasa sunah diperbolehkan pada siang hari jika terlewat dan ingin puasa dengan syarat belum makan dan minum.

Jika dilafalkan pada saat malam harinya, hal itu lebih baik karena niat tersebut akan dihitung ibadah oleh Allah SAW.

Adapun niat puasa tarwiyah adalah sebagai berikut

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”

Selain Tarwiyah, umat muslim juga disunahkan untuk melakukan puasa Arafah.

Bahkan, beberapa hadis menyatakan sebaiknya juga dilakukan selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Tirmidzi).

Adapun niatnya yakni puasa  tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah:

“نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى”

(Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ).

Lalu untuk 9 Dzulhijjah yakni atau Puasa Arafah yakni:

ْنَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى”

(Saya niat puasa sunnah hari Arafah karena Allah ta’âlâ).***

Pos terkait