CILEGON, BANTEN RAYA – Sebanyak 1.208 pelajar di Kota Cilegon menerima program beasiswa full sarjana (BSF) dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon pada 2022.
Dari jumlah Program BSF yang dibagikan, masih tersisa sebanyak 267 dari total 1.475 pelajar.
Kepala Dindikbud Kota Cilegon Heni Anita Susila menjelaskan, sisa tersebut tidak akam hangus melainkan diakumulasi pada 2023 mendatang.
“Ada 1.420 pengajuan, yang sesuai persyaratan itu 1.208 yang menerima beasiswa full sarjana. Sisanya tidak akan hangus tapi akan diakumulasi pada tahun depan (2023),” katanya usai mendampingi Walikota Cilegon Helldy Agustian menyerahkan beasiswa full sarjana pada Senin (26/23).
Heni menyampaikan, tidak terpenuhinya kuota tersebut karena masyarakat yang mengajukan belum sesuai persyaratan. Salah satunya melampirkan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari kecamatan.
“Kebanyakan di SKTM yang hanya dari RT dan RW. Padahal harusnya dari kecamatan,” ujarnya.
Heni menyampaikan, ada sebanyak Rp7 miliar yang digelontorkan untuk program tersebut. Dimana angka itu naik 2 kali lipat dari 2021 lalu yang hanya sebanyak 525 masyarakat.
“Sebelumnya ada Rp3 miliar lebih, sekarang Rp7 miliar untuk beasiswa full sarjana. Ini amanah dari RPJMD jadi harus direalisasikan,” ucapnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian mengungkapkan, pendidikan menjadi fokus utama visinya saat menjadi Walikota Cilegon. Sebab, dengan pendidikan maka bisa mengangkat derajat hingga menyelesaikan kemiskinan di Kota Cilegon.
“Dengan pendidikan orang tidak lagi miskin, pendidikan juga bisa mengangkat harkat dan martabat seseorang. Maka itu fokus kami dengan adanya 1.000 beasiswa full sarjanya setiap tahun untuk masyarakat,” ungkapnya.
Helldy menyatakan, jika dirinya ingin kedepan ada warga Kota Cilegon yang populis secara nasional, apakah itu pejabat, pengusaha, hingga profesi lainnya.
“Kedepan kami ingin ada menteri, ada direktur BUMN dan Swasta lahir dari Kota Cilegon. Hal itu hanya bisa dilakukan dengan terus mendoronga kualitas SDM menjadi unggul,” ujarnya.
Salah satu perwakilan kampus yang enggan disebutkan namanya menyatakan, tidak terpenuhinya kuota tersebut karena mahasiswa awal mengajukan sendiri lewat aplikasi yang diisi. Pihak kampus hanya menyajukan ulang yang sudah diverifikasi.
“Jadi mekanismenya warga yang langsung mengisi lewat aplikasi. Lalu kami yang mengajukan. Kalau dari awal itu kami yang mengajukan pasti kami yang akan mencari dari awal. Lalu kami juga ragu mencari dari awal takutnya kuotanya malah tidak masuk,” pungkasnya. (uri)