SERANG, BANTEN RAYA- Minyak goreng kemasan subsidi pemerintah Minyakita mengalami kelangkaan di Kota Serang.
Imbas kelangkaan Minyakita, sebagian warga mulai beralih membeli minyak goreng curah.
Pantauan di Pasar Induk Rau atau PIR Kota Serang, Rabu (1/2/2023) siang sekitar pukul 12.30 WIB, beberapa toko di PIR sudah tidak menjual Minyakita, lantaran stoknya langka.
Sekalipun ada stoknya terbatas, dan harganya pun melebihi harga eceran tertinggi atau HET. HET Minyakita dibandrol Rp 14.000 per liter, sedangkan kemasan dua liter dijual Rp 28.000.
Salah seorang pedagang bahan pokok (bapok) Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang Jalil mengatakan, sejak kemarin minyak goreng kemasan merk Minyakita kosong di tokohnya. Kekosongan itu terjadi lantaran, ketersedian di agen pun kosong.
“Iya dari kemarin kosong,” ujar Jalil, ditemui di tokonya di Blok M Pasar Induk Rau.
Jalil mengatakan, para konsumen banyak yang menanyakan Minyakita, hanya saja barangnya langka.
“Banyak yang nyari, karena kan harganya lebih murah dibanding minyak kemasan yang bermerk bagus,” kata dia.
Serupa dikatakan Kasman pedagang sembako di PIR lainnya. Menurut Kasman, Minyakita sejak beberapa bulan lalu persediaannya sudah langka.
“Udah ada tiga bulan mah. Emang lagi susah barangnya,” kata Kasman, ditemui di lapaknya.
Kasman mengaku untuk mendapatkan satu karton atau satu dus Minyakita, terpaksa harus keliling agen.
“Setiap agen jarang ada. Kadang ada, kadang gak ada,” ucap dia.
Kasman menjelaskan, stok Minyakita yang ia jual tidak banyak, karena memang barangnya susah.
“Kalau bukan pelanggan gak kebagian. Itu pun gak setiap hari ada,” jelasnya.
Sekalipun ada, kata Kasman, harga jual Minyakita melebihi HET, karena ia pun membeli Minyakita harganya tinggi.
“Ada tapi sedikit cuman tiga dus doang. Itupun harganya lebih dari harga bandrol. Saya jualnya Rp 15.000 yang ukuran satu liter, karena saya belinya juga mahal, mungkin lagi susah barangnya,” beber Kasman.
Kelangkaan Minyakita juga dirasakan oleh para warga Kota Serang. Salah seorang pembeli asal Kelurahan Sumur Pecung, Risin mengatakan, sejak stok Minyakita langka terpaksa beralih ke minyak curah.
“Iya sekarang saya pake minyak curah, kalau beli kemasan gak keuber harganya lebih tinggi,” kata pedagang gorengan ini.
Risin berharap kelangkaan Minyakita ini ada solusi dari pemerintah, mengingat minyak goreng salah satu kebutuhan pokok.
“Harus ada solusi Pemerintah supaya tidak kelamaan langkanya. Apalagi mau puasa,” katanya.
Kepala Dinkopukmperindag Kota Serang Wahyu Nurjamil mengakui bahwa Minyakita tengah mengalami kelangkaan sejak tahun 2022.
“Betul itu memang dari Desember itu memang terjadi kelangkaan,” kata Wahyu Nurjamil.
Bahkan, kata Wahyu Nurjamil, salah satu toko distributor di Kota Serang yang biasa mendapatkan jatah ribuan karton Minyakita, hanya mendapat jatah ratusan karton saja.
“Iya salah satu toko distributor yang biasanya dapat 2.400 karton, ini cuma dapat jatah 600 karton,” ucap dia.
Wahyu Nurjamil menjelaskan, pengaturan subsidi itu kewenangannya BUMN, melalui PPRMI.
“Tapi kalau minyak-minyak lainnya normal. Sementara BUMN itu menunjuk kepada sinar mas sama Wilmar kalau nggak salah.
Nah tinggal bisa dikroscek wilmarnya apakah ada pengurangan produksi atau bagaimana. Itu tinggal dicek di situ,” katanya.
Dinkopukmperindag Kota Serang, kata Wahyu Nurjamil, akan mencoba berkoordinasi dengan PT Wilmar untuk mengetahui kendalanya.
“Nanti dari Kabid Perdagangan akan kita perintahkan untuk berkoordinasi dengan PT Wilmar,” jelasnya.
Terkait adanya Minyakita yang dijual melebihi HET, Wahyu mengatakan, hal itu terjadi karena barangnya mengalami kelangkaan.
“Memang betul karena barangnya langka jadi hukum ekonomi nya berjalan. In syaa Allah besok saya akan rapat dengan perdagangan. Kita akan mengetahui sebab bagaimana masalah sebenarnya dan bagaimana kita bisa,” ujarnya. (harir)