SERANG, BANTEN RAYA – Perpecahan internal menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Partai Golkar Jelang pilkada serentak 2024. Pasalnya, hal itulah yang menjadikan partai berlambang pohon beringin itu mengalami kekalahan di sejumlah daerah pada pilkada serentak 2020.
Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa I Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar Andika Hazrumy mengatakan, wilayah Jawa I yang meliputi Jakarta, Jawa Barat (Jabar) dan Banten adalah kunci kemenangan Golkar di pemilu 2024. Ini mengingat 35 persen suara Golkar pada pemilu sebelumnya ada di Jawa I tersebut.
“Dan kabar baiknya adalah yang menjadi lumbung suara Golkar di Jawa I itu adalah Banten. Bukan DKI, bukan Jabar,” ujarnya saat menghadiri konsolidasi kader Golkar yang digelar Anggota Fraksi Golkar DPRD Banten Ahmad Jaini di kediamannya di Sepatan, Kabupaten Tangerang, Rabu (22/6).
Mantan Wakil Gubernur Banten itu menuturkan, fakta Banten lumbung suara Golkar di Jawa I adalah diantaranya juga merujuk kepada keberadaan kader Golkar. Posisi kader Golkar sebagai kepala daerah di semua kabupaten/kota, baik sebagai bupati atau walikota maupun sebagai wakilnya.
Akan tetapi, lebih jauh Andika mengingatkan bahwa Golkar juga mengalami kekalahan di sejumlah Pilkada sebelumnya, termasuk di Banten. Dari hasil evaluasi pihaknya, kekalahan Golkar adalah akibat persoalan internal di mana terjadi perpecahan di kalangan kader dan pengurus.
“Jadi musuh kita bukan partai lain, tapi di internal partai kita sendiri. Dan ini tidak boleh terulang lagi,” tegasnya.
Seperti diketahui, pada pilkada serentak 2020 Golkar mengalami kekalahan usai kadernya Ratu Ati Marliati yang berpasangan dengan Sokhidin maju di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cilegon. Kedua harus mengakui keunggulan Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta.
Penguatan internal partai, lanjut dia, menjadi penting pilkada serentak 2024 akan digelar ditahun yang sama dengan pemilu 2024. Untuk mendapat tiket pencalonan jalur partai pun harus berbasis pada suara di pemilihan anggota legislatif (pileg) 2024.
“Jadi ini perlu kerja keras, penguatan secara masif di internal dan soliditas,” katanya.
Lebih lanjut dipaparkan Andika, selain penguatan internal partai, Golkar juga menargetkan menang pileg di semua tingkatan minimal perolehan 30 persen. Andika mencontohkan di DPRD Banten, agar dapat mencalonkan kadernya meski tanpa koalisi, Golkar harus dapat meraih suara sebanyak 18 kursi.
“Sekarang kan kita baru 11 kursi. Begitu juga di kabupaten/kota yang beberapa kita mengalami kehilangan kursi sebelumnya,” ungkap mantan anggota DPR RI ini.
Terkait pileg sendiri, kata Andika, DPP Golkar telah mengeluarkan kebijakan bahwa pencalonan anggota legislatif di semua tingkatan hanya boleh dilakukan kepada fungsionaris partai. Meski begitu, tidak berarti fungsionaris partai akan lolos begitu saja dalam pencalonan, karena juga masih akan melalui evaluasi dari partai sebelum akhirnya dapat dicalonkan.
“Jadi tidak akan lagi terjadi sebulan dua bulan menjelang pileg tiba-tiba kita mencalonkan orang dari luar. Semua dilakukan untuk menjaga kualitas politik Golkar,” kata Andika.
Sementara itu, Anggota Fraksi Golkar DPRD Banten, Ahmad Jaini menegaskan dukungan kader Golkar di Kecamatan Sepatan solid. Bahkan di pilkada 2024 sudah menyatukan suara untuk menjadikan Andika sebagai Gubernur Banten.
“Saya sudah jamin ke Pak Andika, 2024 beliau harus jadi gubernur. Kami semua kader Golkar yang hadir di sini sudah menandatangani ikrar tersebut,” tuturnya. (dewa)