BANTENRAYA.CO.ID – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Banten memastikan bahwa kuota rumah subsidi
pada tahun 2025 akan ditambah sebanyak 270 ribu unit, atau naik sekitar 50 ribu unit dibandingkan dengan tahun 2024 sebanyak 220 unit.
Hal ini sejalan dengan program pembangunan 3 juta rumah yang digagas dalam pemerintahan Prabowo Subianto.
Ketua DPD REI Provinsi Banten Roni H Adali mengatakan, dengan adanya tambahan kuota rumah subsidi justru akan mengubah skema pembayaran kredit kepemilikan rumah (KPR), yang meningkat dalam waktu tertentu.
Bank BJB dan Universitas Sebelas Maret Teken MoU, Ini yang Dikerjasamakan
“Jadi kuota 270 unit itu naik cukup signifikan namun ini juga akan mengubah skema, ya hubungannya bunga yang dibayar tidak flat lagi,
namun berjenjang menjadi 5-7 persen dan di tahun ke-11 itu akan mengalami penyesuaian juga,” kata Roni belum lama ini.
Lebih lanjut, Roni menjelaskan bahwa skema baru subsidi yang awalnya dibebankan kepada pemerintah kini harus dibagi bersama dengan perbankan. Hal ini yang menjadi alasan bunga rumah subsidi tidak lagi flat.
“Ada skema yang memang tadinya kan pemerintah 75 persen, perbankan 25 persen. Sekarang jadinya 50:50 atau 60 persen dan 40 persen.
LDII Cilegon Gandeng MUI Ajak Masyarakat Sambut Ramadan dengan Ibadah yang Khusyuk
Bank tetap enggak mau sama dong, karena modalnya kan besar juga jadi tadi suku bunga yang ditingkatkan,” paparnya.
Hal ini juga menjadi tantangan baru bagi para pengembang properti, terutama dalam hal pemasaran produk kepada masyarakat, pasalnya perlu memberikan keyakinan yang lebih matang.
“Tentu saja ini juga akan mengubah skema sehingga cara pemasaran baru, yang memang awalnya biasa saja, kini perlu ada edukasi yang lebih mendalam,” ujar Roni.
REI Banten juga menghimbau kepada para pengembang untuk segera melakukan akad perumahan apabila sudah mendapatkan Surat Persetujuan Pemberian Pembiayaan (SP3) dari perbankan.
Gelar Seminar, RSKM Sosialisasikan MCU kepada 100 Pekerja dari 50 Perusahaan
“Saya kira ini harus segera di dorong khususnya developer yang konsumennya sudah punya SP3, sebelum skema baru ini diterpakan,
kemungkinan bulan Februari atau di bulan Maret pembelian rumah subsidi ini sudah tidak lagi flat,” papar Roni.
Sementara itu, Senior Consultan Bank BRI Telisa Aulia Falianty menambahkan, perbaikan akan cukup kesulitan untuk menerapkan skema fix rate atau bunga tetap, sebab perbankan memiliki kredit komersial yang cukup banyak.
“Sebelumnya REI juga meminta ke pemerintah agar tetap fix rate, namun dari sisi perbankan itu kurang mau, dan supaya mereka (bank) mau itu akan menerapkan bunga yang fluktuatif.
Ratusan PKL Kembali Berjualan di Pagar Stadion Maulana Yusuf
Dan perbankan juga merasa lebih berat sebab biaya input juga naik,” terangnya.
Ditengah turunnya daya beli masyarakat saat ini, kondisi tersebut tentu menjadi kebijakan yang perlu dibahas secara mendalam.
“Namun untuk saat ini penerapan bunga untuk rumah subsidi masih dalam tahap pembahasan dan sedang didiskusikan,” kata Telisa. (raden)