BANTENRAYA.CO.ID – PT ASDP Indonesia Ferry mencatakan keuntungan terbesar dalam sejarah berdirinya.
Dengan menjalankan transformasi di tahun 2022 hingga kembali mengukir sejarah dengan berhasil mencetak laba sebesar Rp 585 Miliar.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan, manajemen melakukan terobosan operasional dan keuangan pasca pandemi Covid-19.
“Ada tiga faktor utama yang berkontribusi atas pencapaian ini,” kata Ira dilansir dari press rilis yang diterima Bantenraya.co.id pada Jumat, 16 Juni 2023.
BACA JUGA:Al Falah Drink, Produk UKM Cilegon Penyedia Minuman Herbal yang Menyehatkan
“Pertama, dari sisi eksternal, adalah dampak pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga, selama 2022, khususnya periode layanan Angkutan Lebaran dan Natal Tahun Baru tahun 2022 lalu, pergerakan penumpang dan kendaraan telah kembali normal, dan terus menunjukkan kenaikan,” katanya.
Bahkan, pelonggaran pergerakan kendaraan dan penumpang pasca pandemi Covid-19 diperkuat dengan dilakukan pencabutan PPKM oleh Pemerintah pada tanggal 30 Desember 2022 sehingga masyarakat lebih leluasa melakukan perjalanan.
“Faktor kedua adalah faktor internal, antara lain dengan pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi ticketing di seluruh pelabuhan ASDP. Skema bisnis kemitraan B to B juga berperan penting dalam kinerja ini,” ujarnya.
Dari sisi eksternal yang juga menjadi pendorong adalah adanya penyesuaian sejumlah tarif penyeberangan pada bulan Oktober tahun 2022 termasuk yang sudah tidak naik selama 4 tahun.
BACA JUGA:Dinas Pol PP Cilegon Amankan 15 Gepeng, Warga Diimbau Jangan Beri Uang ke Pengemis
“Penyesuaian tarif ini merupakan bukti komitmen Pemerintah dalam mendukung keberlanjutan bisnis angkutan penyeberangan laut pasca kenaikan beberapa komponen penyusun tarif, harga energi dan juga untuk peningkatan layanan pelanggan,” kata Ira.
Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP 2022 audited Januari hingga Desember 2022 tercatat membukukan pendapatan Rp 4,381 Triliun, dan laba bersih Rp 585 miliar.
“Pendapatan 2022 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 di tahun 2019 sebesar Rp 3,328 triliun dan naik 23,4 persen dibanding realisasi tahun 2021 sebesar Rp 3,550 triliun,” ucap Ira.
“Sementara untuk raihan laba bersih, mencapai 220,8 persen dari target, dan mengalami pertumbuhan 79,4% dari laba di tahun 2021 sebesar Rp 326 miliar,” katanya.
BACA JUGA:Kepala DPK Cilegon Raih Peringkat 4 Nasional Diklat Kepemimpinan di LAN RI
Capaian laba bersih 2022 ini, lagi-lagi ASDP berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang sejarah sejak ASDP berdiri.
Pencapaian kinerja positif tahun 2022 turut dikontribusikan kinerja penyeberangan baik produksi perintis dan komersial antara lain produksi penumpang mencapai sebanyak 7,6 juta orang atau naik sebesar 66 persen dibandingkan realisasi 2021.
Kendaraan roda 2 dan 3 sebanyak 4,1 juta unit atau 66 persen dari realisasi 2,5 juta unit pada 2021.
Kendaraan roda 4 atau lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik 48 persen dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 2,9 juta unit.
BACA JUGA:BPRSCM Butuh Penyertaan Modal Rp 5 Miliar, Banggar Desak Segera Setor Dividen
Kendaraan barang mencapai 1,3 juta ton atau minus 47 persen bila dibandingkan realisasi tahun 2021 sebanyak 2,4 juta ton.
“Pasca pandemi, terjadi shifting perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi sehingga terjadi peningkatan pada kendaraan penumpang,” tutur Ira.
“Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa sejak awal pandemi pun tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik, khususnya pada periode libur hari raya,” ujar Ira.
Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.
Rasio liquiditas perseroraan dalam kondisi liquid dan memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya.
“Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total hutangnya menggunakan total aset sebesar 15,66 persen, dan Debt to Equity 0,21x,” tuturnya.
Selain itu, tahun 2022 ASDP juga berhasil membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp 1,101 triliun, tumbuh sebesar 39 persen dari tahun 2021 sebesar Rp 791 miliar.
BACA JUGA:Kejati Banten Selesaikan 17 Kasus Dengan Restorative Justice, Kini Pengajuan Bisa Secara Virtual
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang semakin baik dari tahun ke tahun.
Ira menambahkan, manajemen terus melakukan akselerasi dan perkuatan bisnis perseroan.
Salah satunya fokus dalam penerapan bisnis model yang memperkuat pertumbuhan anorganik dan juga pelaksanaan kerjasama strategis dengan pihak eksternal.
“Salah satu proyek kerjasama, saat ini terus berjalan kerjasama pembangunan kawasan proyek Bakauheni Harbour City, lalu pengoperasian pelabuhan, dan juga kolaborasi bisnis lainnya. Ini sebagai wujud komitmen bahwa ketika pandemi Covid-19 pada 2020, ASDP bukan hanya fokus menekan BOPO (rasio antara beban dengan pendapatan operasi), tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan untuk terus tumbuh,” ujarnya.
Manajemen ASDP berkomitmen untuk terus mengedepankan inovasi bisnis untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta pelayanan yang makin memberikan kenyamanan bagi konsumen.***