BANTENRAYA.CO.ID – Banjir melanda Libya adalah salah satu tragedi terbesar yang terjadi di September 2023 ini.
Dilansir bantenraya.co.id dari berbagai sumber, banjir melanda Libya disebabkan oleh badai Daniel yang sangat besar.
Badai Daniel yang menghantam pada Minggu (10/9/2023) tidak hanya menyebabkan banjir melanda Libya, tapi juga menyebabkan longsor.
Angin kencang dan hujan lebat yang menyerang wilayah timur laut Libya menjadikan dua bendungan di Derma runtuh.
BACA JUGA: Pemasangan Alat Peraga Kampanye Diminta Jangan Asal, IMC: Bisa Picu Kecelakaan
Dampak Bencana
WHO menaksir pada Minggu (17/9/2023) lalu bahwa angka kematian sekitar 3.958 jiwa.
Banjir tersebut juga memiliki kedalaman yang cukup tinggi.
Bahkan gurun pasir sampai berubah menjadi laut.
Salah satu rekaman yang beredar di internet menayangkan mobil yang melaju di atas lautan yang sebelumnya merupakan gurun pasir.
BACA JUGA: Warga Turus Geruduk RSUD Kota Serang
Koordinator Residen dan Kemanusiaan untuk Libya Georgette Gagnon mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak bencara banjir yang melanda Libya ini.
Kekhawatirannya tertuju pada kesehatan dan potensi penyebaran penyakit yang dapat menular melalui air, terlebih lagi sumber air dan jaringan saluran pembuangan telah rusak parah.
“Kami juga khawatir bahwa air banjir menggeser ranjau darat dan sisa-sisa perang yang belum meledak, sehingga menyebabkan para pengungsi berisiko mengalami cedera dan kematian,” kata Gagnon.
BACA JUGA: Kebiasaan Ini Ternyata Mampu Memicu Panjang Umur Jika Rutin Dilakukan
Menurut Gagnon, mitra lokal sudah berada di lapangan dalam beberapa jam, begitu pula komunitas dan kelompok lokal.
Tim tersebut bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Libya dan LibAid untuk mendistribusikan pasokan awal, termasuk air minum.
Bantuan dari PBB
Sementara itu, tim dari 9 badan PBB telah berada di lapangan untuk memberi bantuan kepada korban banjir.
WHO telah mengirim 28 ton pasokan peralatan medis dan menyumbangkan ambulan.
Sementara NHCR (Badan Pengungsi PBB) mendistribusikan selimut, terpal plastik dan peralatan dapur kepada 6.200 keluarga pengungsi di Derna dan Benghazi.
WFP (Program Pangan Dunia) juga dilansir telah mengirim jatah makanan kepada lebih dari 5.000 rumah tangga.
Sementara IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi) telah menolong sekitar 4.000 keluarga di Benghazi dengan bantuan obat-obatan.***