Dari Keprihatinan, Jadi Gerakan Nyata

Dari Keprihatinan, Jadi Gerakan Nyata

BANTENRAYA.CO.ID – Satu lagi pahlawan Banten masa kini adalah Ketua Umum Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) dan Relawan FBN Lulu Jamaludin.

Bagi sebagian masyarakat Banten, nama Lulu Jamaludin tak asing terdengar di telinga. Berbagai kegiatan sosial pernah dia lakukan, dan terbaru yakni bersih-bersih sampah di sejumlah sungai di wilayah Banten.

Lulu mengaku tidak pernah menyangka jika rasa keprihatinannya saat melihat sungai Cibanten yang mengalir di tengah Kota Serang akan berubah menjadi gerakan besar untuk memulihkan lingkungan.

Bacaan Lainnya

Lulu mengatakan, semuanya berawal sejak April 2025 lalu. Saat itu, dirinya sedang memperhatikan aliran Sungai Cibanten yang tampak tidak bergerak.

BACA JUGA: Pedagang Cimol Ludes Dibeli Pelajar Saat Menunggu Kedatangan Presiden RI Prabowo ke Pabrik PT Lotte Chemical Cilegon

“Awalnya saya lihat kok sungai seperti tidak bergerak. Saya amati ternyata banyak sampah yang numpuk. Kata saya tuh, kok di dekat kota tapi sungainya banyak sampah begini,” kata Lulu.

Dari keheranan itu, muncul ide spontan. Sebagai pecinta alam dan pegiat arung jeram, ia pun mengajak komunitasnya untuk menelusuri aliran sungai tersebut.

“Saya kebetulan aktif di forum arung jeram. Waktu kami lagi kumpul bareng komunitas lain seperti Mapala, saya bilang, ayo kita coba perahu kita yuk, bisa nggak perahu kita ini turun dari hulu,” ucap Lulu.

Motivasinya bukan hanya ingin menjajal medan. Lulu teringat pada beberapa pengalaman pahit saat operasi SAR pasca banjir bandang di Kota Serang beberapa tahun lalu.

BACA JUGA : Presiden RI Prabowo Resmikan Pabrik PT Lotte Chemical di Cilegon

Saat itu, banyak korban ditemukan di tumpukan sampah. “Makanya saya mau coba untuk tes perahu dari hulu Bendungan Sindangheula itu,” ujarnya.

Pada bulan Mei, Lulu bersama relawan memulai asesmen kondisi sungai. Mereka menyusuri aliran Sungai Cibanten dari hulu hingga wilayah Kaibon di pusat kota.

“Ternyata setelah kami turun, kondisinya luar biasa. Dari mulai hulu ke tengah kota, kita makan waktu kurang lebih 12 jam. Itu baru asesmen aja, belum bersih-bersih,” jelasnya.

Hasil asesmen itu membuat Lulu dan timnya tergerak. Mereka kemudian melakukan aksi bersih-bersih sungai selama hampir dua bulan. “Kami lakukan semampunya, seadanya alat dan tenaga. Tapi semangatnya luar biasa,” katanya.

BACA JUGA : Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan III Loyo

Bagi Lulu, Sungai Cibanten bukan sekadar aliran air. Sungai ini menyimpan nilai sejarah panjang bagi masyarakat Serang.

“Ya ini kan sungai sejarah, dari zaman purba dulu. Jadi karena nilai sejarahnya tinggi, kita ingin kembalikan agar kondisinya bersih,” ujarnya.

Namun, ide itu sempat membuat beberapa pihak pemerintah bertanya-tanya dan bahkan ada yang meragukan aksinya tersebut.

“Saat saya sampaikan ide ini ke kenalan-kenalan di pemerintah, baik kota maupun provinsi, semua bertanya ini tujuannya apa dan endingnya mau ke mana. Saya jawab, ini sungai bersejarah,” katanya.

BACA JUGA : Presiden RI Prabowo Resmikan Pabrik PT Lotte Chemical di Cilegon

“Bahkan ada juga beberapa orang gitu ya yang mereka mencemooh lah bahasanya kalau gak akan bisa, mau sampe kapan ngebersihin begituan, ya tapi saya yakin aja kalau hal besar dimulai dari tindakan kecil,” tambahnya.

Selain karena alasan sejarah, Lulu juga menilai jika Sungai Cibanten punya potensi besar sebagai ruang publik dan destinasi wisata berbasis alam.

“Letaknya di tengah kota, jadi kalau dibersihkan bisa dimanfaatkan untuk wisata dan edukasi. Kalau sungai bersih, masyarakat juga dapat manfaat ekonomi. Misalnya bisa bikin warung-warungan atau rest area buat wisatawan arung jeram.

Alhamdulillah, saat ini dari hulu sampai ke wilayah Dalung sudah bisa digunakan untuk wisata arung jeram,” tambah Lulu.

BACA JUGA : Lampu Hias di Jalur Protokol Kota Cilegon Banten Yang Rusak

Ia berharap, ke depan pemerintah daerah bisa ikut terlibat dalam menjaga kebersihan sungai agar upaya para relawan tak berhenti di tengah jalan.

Meski begitu, hingga kini gerakan ini masih berjalan tanpa dukungan langsung dari pemerintah.

“Sejauh ini kami hanya dari kocek pribadi saja. Ada bantuan kecil-kecilan dari teman-teman seperti makanan dan minuman.

Tapi kalau nanti ada dukungan alat berat dari Dinas PU, pembersihannya bisa lebih cepat,” ungkapnya.

BACA JUGA : Diresmikan Prabowo, PT Lotte Serap 51 Persen Warga Cilegon

Bagi Lulu, langkah kecil ini bukan sekadar soal bersih-bersih, melainkan membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk mencintai lingkungannya. Ia mengaku mulai melihat perubahan dari warga sekitar.

“Saya optimis dan yakin kalau ke depan masyarakat kita bisa menjaga.

Sekarang sudah mulai banyak masyarakat yang bersih-bersih kayak gotong royong gitu. Walau belum semua, tapi setidaknya sudah ada terlihat,” tandasnya. (raffi)

Pos terkait