Di Kedai Kopi, Semua Orang Setara

Di Kedai Kopi, Semua Orang Setara
SERUPUT KOPI: Kedai Kopi Joy selain menyediakan kopi enak juga mengajarkan pengunjung bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan difabel.

BANTENRAYA.CO.ID – Di sebuah sudut Jalan KH Abdul Latif, Sumur Pecung, Kota Serang, aroma kopi perlahan menyebar ke jalan kecil yang persis berada di samping rel kereta api.

Sore itu, Kedai Kopi Joy belum terlalu ramai. Hanya ada seorang lelaki yang tampak menikmati segelas kopi sambil asyik memainkan ponsel miliknya.

Saat saya datang, dia langsung berdiri lalu menyapa dengan ramah. Ternyata dialah Joy, sang pemilik Kedai Kopi Joy. Nama lengkapnya Muhammad Kartubi.

Bacaan Lainnya

Dengan jujur, Joy langsung mengungkapkan bahwa dia tuna rungu atau kawan tuli. Namun, bila lawan bicara cukup dekat, dia masih bisa mendengar lawan bicaranya. Sambil dia perhatikan gerak bibir lawan bicaranya ketika ngobrol.

BACA JUGA : Kolam Renang Ramai Dikunjungi Meski Belum Masuk Libur Sekolah

Kedai Kopi Joy bukan hanya tempat ngopi. Dia lebih tepat sebagai tempat para difabel berinteraksi dengan orang lain untuk menumbuhkan rasa pencaya diri.

Sebab umumnya difabel merasa minder ketika bertemu dengan orang lain. Joy menyebut kedainya sebagai tempat ngopi dan tempat belajar bahasa isyarat.

“Ini kedai kopi dengan konsep kesetaraan,” kata Joy.

Dengan konsep ini dia berharap semua pengunjung, termasuk pengelola yang mayoritas difabel, merasa setara.

BACA JUGA : MUI Serukan Perbaikan Hutan Lindung di Banten

Sebab penyandang disabilitas menurutnya tidak menuntut hak istimewa dari orang lain, hanya ingin diperlakukan setara dengan orang lain.

Namun pada praktiknya, kata Joy, justru para pengelola kedai yang kerap menyemangati pengunjung, yang biasanya mahasiswa, agar semangat menyelesaikan tugas akhir mereka.

Sebab kedai ini kerap digunakan oleh para mahasiswa untuk mengerjakan tugas kuliah termasuk tugas akhir.

Di atas meja pelanggan, terpasang selembar poster BISINDO atau Bahasa Isyarat Indonesia yang menjadi sarana pelanggan yang ingin belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan kawan tuli.

BACA JUGA : Dindikbud Tercuan, Biro Barjas Terkecil

Bahkan, pengelola Kedai Kopi Joy yang sebagian besar difabel bersedia mengajari bahasa isyarat apabila ada pelanggan yang ingin belajar.

Pada hari biasa, Kedai Kopi Joy buka dari pukul 14.00 hingga 24.00. Sedangkan pada Jumat, Sabtu, dan Minggu buka mulai pukul 10.00 hingga 24.00.

Khusus malam Minggu, biasa kedai akan tutup sampai subuh. Untuk harga segelas kopi mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000.

Joy saat ini mempekerjakan 4 orang karyawan yang bertugas sebagai barista, waiters, tim operasional, dan pendamping atau juru bahasa isyarat.

Menjelang magrib, kedai mulai ramai. Satu per satu orang mulai memesan kopi dan menikmati kesetaraan seperti yang diimpikan Joy. (tohir)

Pos terkait