BANTENRAYA.CO.ID – Kementerian Keuangan atau Kemenkeu mengungkapkan jika hutang Pemerintah RI tembus diangka Rp7.849,89 triliun.
Hutang Pemerintah RI tersebut diklaim masih sangat aman karena dominan dalam angka rupiah bukan Dolar Amerika Serikat.
Dimana risiko hutang Pemerintah RI juga dinyatakan sampai dengan saat ini masih sangat rendah.
Hal itu bukan hanya ditunjukan oleh sumber hutang. tapi juga rasio pembayaran pokok dan bunga utang dengan pendapatan atau debt service ratio (DSR).
Beberan jumlah hutang tersebut disampaikan Kemenkeu usai banyaknya pihak yang mempertanyakan besarnya hutang pemerintah sekarang.
Bahkan, beberapa mempertanyakan tokoh publik yang juga Mantan Wakil Presiden Ri Jusuf Kalla.
Jika Pemerintah Ri sekarang haris membyaar hutang Rp1.000 triliun per tahun.
Dikutip BantenRaya.Co.Id dari berbagai sumber pada Senin 5 Juni 2023, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menyatakan.
Pemerintah RI sekarang memiliki hutang Rp7.849,89 triliun. Dimana sebagian besar pinjaman dalam bentuk rupiah.
“Sumber utang utama pemerintah saat ini masih berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN),” tulis Yustinus, melalui akun Twitter pribadinya
BACA JUGA: Nasibnya Kelar di November 2023, Begini Kegalauan Para Pegawai Honorer Pemerintahan
“Nilainya mencapai Rp 7.007,03 triliun, atau setara 89,26 persen total utang pemerintah,” jelasnya.
Selanjutnya, papar Yustinus, Hutang juga bersumber dari pinjaman luar negeri dan dalam negeri sebesar Rp842,3 triliun.
“Nilai pinjaman tersebut terdiri dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 819,8 triliun dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 22,5 triliun,” ucapnya.
Mayoritas hutang pemerintah sendiri, papar Yustinus paling banyak 73 persen pinjaman dalam bentuk rupiah.
“Bentuk rupiah mencapai Rp 5.720,9 triliun atau setara 73 persen total utang. Sementara sisanya, atau Rp 2.128,4 triliun dalam bentuk valas.
BACA JUGA: Kapan Idul Adha 2023? Begini Penetapan Muhammadiyah, NU dan Pemerintah
Hal itu, jelasnya, baik untuk menekan risiko pasar dari melambungnya hutang karena pelamahan rupiah.
“73 persen hutang Indonesia berasal dari SBN domestik. Tentu hal ini baik untuk menekan market risk dari melambungnya nilai utang karena pelemahan rupiah,” katanya.
Lebih lanjut Yustinus menyebutkan, Per April 2023, DSR pemerintah mencapai 28,4 persen. Angka ini terus menurun, di mana pada pengujung 2022 mencapai 34,4 persen.
Selain itu, jelas Yustinus, rasio pembayaran bunga utang terhadap pendapatan atau interest ratio juga menurun. Tercatat hingga April lalu interest ratio mencapai 13,95 persen.
Itu juga karena seiring dengan pendapatan negara yang tumbuh pesat.
BACA JUGA: Sudah Diputuskan Pemerintah, Waktunya ASN Libur Panjang 1 Sampai 4 Juni 2023
Bahkan, pada awal tahun ini, kinerja pendapatan negara memang tumbuh pesat, di mana hingga April nilainya telah mencapai Rp 1.000,5 triliun.
“Penurunan DSR dan IR ini menunjukan bahwa kemampuan APBN dalam membayar biaya utang (pokok dan bunga) semakin menguat,” tegasnya. ***