SERANG, BANTENRAYA.CO.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten bersama Tim Penggerak PKK Banten, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Banten, dan Universitas Indonesia membuat aplikasi E-Asuh.
Aplikasi tersebut dibuat untuk membantu mengoptimalkan efektivitas pola asuh terhadap anak-anak ataupun mengoptimalkan sasaran terkait dengan percepatan penanganan stunting.
Untuk menyosialisasikannya, DP3AKKB Banten bersama DWP Provinsi Banten gencar melakukan edukasi E-Asuh kepada masyarakat.
Kepala DP3AKKB Banten Sitti Ma’ani Nina mengatakan, tumbuh kembang anak usia dini yang optimal merupakan tanggung jawab bersama dan harus dikawal bersama agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
“Menjadikan anak yang sehat, cerdas sehingga pertumbuhannya normal dengan bertambahnya ukuran fisik tubuh, berat badan, tinggi badan, ataupun lingkar kepala merupakan peran semua pihak,” terangnya.
Menurutnya, perkembangan fungsi tubuh yang lebih kompleks dapat dilihat dari beberapa aspek, mulai dari kemampuan bicara, komunikasi, kemampuan motorik halus dan kasar, kemampuan kognitif, dan kemampuan personal sosial.
“Materi E-Asuh ini dapat dibuka oleh siapa saja, dapat dilaksanakan oleh siapa saja, dapat diikuti oleh siapa saja, karena ini sifatnya mengedukasi,” ujar Nina.
“E-Asuh mengedukasi masyarakat tentang bagaimana pola asuh yang berdasarkan hasil riset karena dibuat dengan kersama orang-orang kompeten yang ahli,” sambungnya.
Nina menekankan jika pemberian makanan tambahan yang kaya nutrisi sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
“Kita tahu apa akibatnya kalau kekurangan nutrisi dan gizi. Karena stunting itu adalah menghambat perkembangan otak. Otak anak ini yang mengalami penurunan IQ dan kecerdasan,” ujarnya.
Melalui E-Asuh, lanjut Nina, masyarakat bisa teredukasi tentang stunting yang merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak dengan ditandai tinggi badan lebih pendek pada anak seusianya.
“Karena minimnya akses fasilitas kesehatan, disinilah pentingnya E-Asuh ini diketahui sebagai edukasi masyarakat,” katanya.
Nina menjelaskan, pencegahan stunting bertujuan menjaga agar kelahiran anak tidak mengalami gangguan perkembangan anak dengan memberikan gizi yang cukup selama kehamilan, protein zat besi, asam folat, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran anak dan pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi setelah 6 bulan, imunasi lengkap serta memastikan akses sanitasi dan air bersih.
“Kita harus mengawal tumbuh kembang anak dengan optimal. Karena anak-anak harus menjadi anak yang sehat cerdas ceria menjadi kekuatan generasi bangsa peiode akan datang khusus menuju Indonesia emas 2045,” jelasnya.
Nina berharap agar masyarakat bisa membuka, mempelajari dan juga meningkatkan pengetahuan terhadap pengasuhan salah satunya melalui E-Asuh. (ADV)