Bantenraya.co.id- Peristiwa kemunculan buaya muara hingga menyerang masyarakat terjadi di sejumlah wilayah di Banten. Hal itu diduga akibat terjadinya konflik ruang, dan alih fungsi habitat buaya.
Kepala Resort Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Serang Tuwuh
Rahadianto Laban membenarkan banyaknya fenomena kemunculan buaya yang terlihat oleh masyarakat di sejumlah wilayah di Provinsi Banten.
“Kalau masalah kemunculan buaya itu cukup sering. Memang habitatnya disana,” katanya saat dikonfirmasi Banten Raya, Rabu (17 Januari 2024).
Pj Walikota Serang Yedi Rahmat Tinjau Pembersihan Saluran Induk Cibanten
Anton mengakui sering menerima laporan dari masyarakat. Namun dirinya memastikan, lokasi kemunculan buaya masih di area habitatnya, atau hanya sekedar melintas.
“Banyak, yang jelas lebih dari 10 kasus. Cuma yang saya pastikan itu di habitatnya, atau hanya melintas kemudian dia akan balik lagi,” kata dia.
Anton mencotohkan penangkapan buaya muara yang hidup di Sungai Cisanggoma, oleh warga Kampung Cinutug, Desa Kubangkampil, Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Pandeglang, Senin (8 Januari 2024) kemarin.
“Di Sukaresmi itu buaya yang melintas. Habitatnya ada di Sungai aliran Pagelaran itu. Warga juga mengakui hal itu (Hanya melintas-red), sering melihat,” katanya.
Sampah Berantakan dan Bau Busuk di Warung Jaud Kasemen Kota Serang
Menurut Anton, kemunculan buaya ke permukaan jadi hal yang biasa bagi masyarakat di sekitar. Namun hal itu menjadi ramai, setelah masyarakat pelintas memviralkannya di media sosial.
“Biasanya yang memposting bukan warga sekitar, dan memang menurut warga sekitar habitatnya disitu,” ujarnya.
Akan tetapi, Anton mengungkapkan, kondisi berbeda di wilayah Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang. Dimana habitat buaya diduga terganggu, karena adanya alih fungsi.
“Yang di tambak harus ada kajian khusus oleh beberapa pihak. Kalau yang di tambak mungkin habitatnya diurug, mereka masuk ke Tambak.
Pemkot Serang Rencana Bakal Beton Jalan Kelapa Dua
Dua kali, atau tiga kali ditangkap, bahasa warga memang itu dulu tempat habitatnya, sekarang diurug jadi tambak. Tapi ini perlu kajian,” ungkapnya.
Anton menerangkan, sejauh ini BKSDA telah berhasil menyelamatkan sekitar 8 ekor buaya. Rinciannya, 6 ekor dari habitat liar, dan 2 ekor peliharaan warga yang diserahkan secara sukarela.
“Kurang lebih 6 ekor. Sumur 1 ekor, Lebak 1 ekor, Cikande 1 ekor, Sukaresmi 1 ekor, terus tambak Taman Jaya itu 2 ekor. Itu dari alam, belum penyerahan 2 ekor itu peliharaan masih kecil,” terangnya.
Anton menerangkan, kedelapan ekor buaya tersebut akan dikembalikan ke habitatnya.
Warga Berebut Kaos Jokowi di Terminal Pakupatan Kota Serang
Namun untuk lokasinya di luar wilayah Banten, sebab masyarakat khawatir buaya itu akan mengganggu dan meresahkan.
“Kita rehabilitasi dulu di lembaga konservasi yang ada di Bogor. Di kantor ada 3 nanti kita serahkan juga. Dulu di Pulau Peucang pernah, di Sukabumi, Pelabuhan Ratu.
Kemungkinan rencana kita lepaskan ke wilayah Sumatera. Ini masalahnya warga gak mau (di lepas di Banten), takut,” terangnya.
Diketahui, pada 16 Juli 2023 lalu, sebanyak dua warga diterkam buaya terjadi di Kampung Sindang Rahayu, Desa Idaman,
Pj Walikota Serang Yedi Rahmat Tinjau Banjir di Jalan Samaun Bakrie
Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang. Keduanya dilaporkan diterkam buaya sedang mencari kerang di Sungai Cilemer.
Kedua korban yaitu Among (32) dan Boim (30). Dari kasus penerkaman buaya ini, Among ditemukan tewas di aliran Sungai Cilemer, Desa Idaman, Kabupaten Pandeglang, pada 17 Juli 2023 lalu.
Kasus buaya menyerang warga juga terjadi pada 27 Desember 2023. Kali ini menimpa Surta (53) warga Kampung Kontrak, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Pria yang berprofesi sebagai nelayan ini diterkam buaya di Perairan Laut Legon Sana, Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur saat sedang menangkap ikan.
Pendaftar Identitas Kependudukan Digital Warga Kota Serang Baru 2,9 Persen
Meski nyawa korban selamat, namun tangan sebelah kanan korban mengalami luka robek akibat gigitan buaya.
Kemudian, pada 23 April 2023 warga Kampung Cipari, Desa Manglid, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang,
bernama Haerudin (35) juga diterkam buaya saat sedang memancing di muara pantai di Kecamatan Sumur, Pandeglang.
Akibat gigitan buaya itu, korban mengalami sejumlah luka robek pada kaki dan perutnya, sedangkan tangan kanan dan kirinya mengalami patah tulang.
Jelang Malam Pergantian Tahun Baru 2024 Jembatan Aria Wangsakara Dipenuhi Warga
Terbaru, Kemunculan seekor buaya berukuran sekitar 3 meter di Kali Sabi, Perumahan Pondok Arum Blok G, RW 5 Kelurahan Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci Kota Tangerang pada 16 Januari 2023, yang kini viral di media sosial. (darjat)