Investor Tunda Tanam Modal di Kawasan Industri Cileles

Investor Tunda Tanam Modal di Kawasan Industri Cileles
GERBANG TOL: Suasana di gerbang Tol Rangkasbitung belum lama ini.

BANTENRAYA.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak telah menyiapkan area seluas 3.100 hektare sebagai kawasan industri di Kecamatan Cileles.

Sejak disiapkan pada tahun 2022 silam, hingga kini belum banyak investor yang mantap datang untuk menanamkan modalnya.

Investor masih ragu dan ingin memastikan kesiapan dari Tol Serang-Panimbang (Serpan) yang akan menjadi akses utama distribusi di kawasan tersebut.

Bacaan Lainnya

Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya pada DPMPTSP Kabupaten Lebak Sunaeni mengatakan, promosi investasi di Lebak terus dilakukan secara agresif dibantu oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui forum-forum atau melalui media.

BACA JUGA : ICMI Desak PIK 2 Hentikan Operasi

Katanya, beberapa perusahaan swasta sudah banyak yang melakukan penjajakan.

Selain itu juga sudah terdapat perusahaan yang mulai beroperasi di kawasan industri Cileles meski nilai investasi yang masuk masih cukup kecil, yakni Rp 8 miliar.

Namun keberadaannya diklaim sebagai bukti bahwa kawasan industri Cileles sudah siap menerima investor.

“Mudah-mudahan bisa jadi penarik untuk investor lain agar masuk ke Cileles. Jadi sudah banyak yang melihat-lihat, tapi yang jalan baru satu perusahaan,” ungkapnya.

BACA JUGA : Menteri Kebudayaan Fadli Zon Cuci Muka Saat Meninjau Vihara Avalokitesvara Banten Lama

Sunaeni meyakini, kawasan Industri Cileles akan menjadi salah satu pusat industri hijau terbesar di Banten seiring dengan perkembangan proyek Tol Serpan.

Katanya, beberapa alasan yang membuat Kabupaten Lebak cocok layak untuk dijadikan tujuan investasi ialah upah pekerja yang masih bersaing dengan wilayah lain, dengan dengan ibu kota, transportasi yang berkembang hingga harga lahan yang masih sangat murah.

“Dari segala aspek yang dibutuhkan investor, kita tentunya menang dari wilayah-wilayah lain. Jadi kita yakin sih, jika memang Tol Serpan ini benar-benar jadi, kawasan industri Cileles akan berkembang pesat,” terang dia.

Sunaeni memastikan pihaknya memberikan kemudahan proses perizinan yang sudah terintegrasi secara elektronik menggunakan Online Single Submission (OSS).

BACA JUGA : Menteri Kebudayaan Resmikan Monumen Jalur Masuk Cornelis de Houtman Masuk Banten di Kota Serang

Penerapan OSS berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2018 dan dilakukan secara sinergi di antara satuan tugas yang sudah terbentuk di kementerian maupun lembaga juga pemerintah daerah.

“Kami meyakini proses perizinan melalui digitalisasi itu dapat memudahkan pelayanan untuk menarik investor,” katanya.

Secara keseluruhan, Kabupaten Lebak sendiri membukukan investasi baru besar Rp549 miliar hingga triwulan kedua 2025.

Jumlah itu sendiri berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp485,8 miliar dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp60,2 miliar.

BACA JUGA : Hotel Wisata Baru Berdiri Sejak 1978, Pertahankan 2 Kamar Berusia 47 Tahun

Hingga akhir tahun, Pemkab Lebak memproyeksikan investasi baru yang masuk mencapai Rp1,3 triliun.

Sementara itu, Wakil Bupati Lebak, Amir Hamzah menegaskan bahwa Kabupaten Lebak terbuka dan siap menjadi mitra strategis bagi para investor.

Menurutnya, Lebak memiliki banyak potensi, mulai dari sektor industri hijau, pariwisata, hingga energi terbarukan yang siap dikembangkan bersama pihak swasta.

“Pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen menciptakan iklim investasi yang baik, sehat, dan berkelanjutan.

BACA JUGA : Banana Butterscoth Hadir di Aston Serang, Perpaduan Cita Rasa Lokal dan Internasional

Kami ingin investasi yang masuk dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di daerah,” kata Amir Hamzah belum lama ini.

Di sisi lain, progres pembangunan jalan Tol Serpan pada Seksi II Rangkasbitung-Cileles sepanjang 24,17 kilometer sudah mencapai 89,15 persen.

Progres konstruksi terus dilakukan oleh pihak pelaksana proyek, namun laju pembangunannya masih belum optimal. Selain persoalan teknis di lapangan, hambatan paling signifikan berasal dari proses pembebasan lahan yang belum tuntas dan terkendala dana.

“Saat ini tantangan di Seksi 2 adalah perihal Lahan, ada Lahan Krusial di Simpang Susun Cikulur dan Cileles yang belum bebas sehingga penyelesaian Konstruksi belum bisa maksimal dikerjakan,” kata Manajer Bidang Pemasaran Strategis dan Pengembangan PT Wika Serpan, Albagir saat dihubungi belum lama ini. (aldi)

 

Pos terkait