Trending

Kisah 4 Pahlawan Nasional dari Banten, Pemantik Perlawanan terhadap Penjajah

Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651-1683. Dia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Sultan menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

Saat itu Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, ia berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi.

Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat Sultan. Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan sekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Brigjen KH Syam’un.

Dikutip Banten Raya dari dev2019.bantenprov.go.id, KH Syam’un bin H Alwiyan adalah pendiri Perguruan Tinggi lslam Al-Khairiyah Citangkil, Desa Wanasari, Kecamatan Pulomerak (sekarang Kecamatan Citangkil), Kota Cilegon, Banten. Perguruan tersebut didirikan dalam dua tahap, yaitu sistem pesantren (tradisional) yang kemudian dikembangkan dengan sistem madrasah (klasikal).

Brigjen KH Syam’un merupakan putra pasangan H Hajar dan H Aiwiyan. KH Syam’un masih keturunan KH Wasid, tokoh Geger Cilegon 1888. Sejak masih anak-anak, Brigjen KH Syam’un mendapat pendidikan pesantren, tepatnya pada usia 4 tahun sudah dikirim orang tuanya menimba ilmu agama di pesantren Delingseng. Selama dua tahun di sana, (1898-1900) Ki Syam’un yang masih usia balita belajar di bawah asuhan KH Sa’i, dilanjutkan ke Pesantren Kamasan (1901-1904) di bawah asuhan KH Jasim.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button