Trending

Kisah 4 Pahlawan Nasional dari Banten, Pemantik Perlawanan terhadap Penjajah

Pascaperang, Wangsakara mengubah strategi pertahanan dengan membuat permukiman dan kanal sehingga menjangkau daerah Tangerang pedalaman. Wangsakara wafat pada tanggal 15 Agustus 1681 dan dimakamkan di Lengkong, Pagedangan, Tangerang atau Taman Makam Pahlawan, Kabupaten Tangerang.

Mufti Ali, akademisi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang juga merupakan penyusun naskah akademik Aria Wangsakara, menilai Aria Wangsakara layak diberikan gelar sebagai pahlawan karena perjuangannya melawan Belanda saat masih hidup. Ketika terjadi konvrontasi antara Belanda dengan Kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan pasukan terbaiknya yang didampingi Aria Wangsakara yang saat itu menjabat sebagai Imam Besar Kesultanan untuk memperkuat spiritualitas pasukan.

Aria Wangsakara dikenal sebagai ulama yang luas ilmu pengetahuan agamanya seperti ilmu fikih, termasuk ilmu tasawuf. Aria Wangsakara menghabiskan usianya di Lengkong, Tangerang. Karena itu, Lengkong dikenal sebagai salah satu spot utama dalam penyebaran ilmu-ilmu tasawuf di Kesultanan Banten.

Sebelumnya, ketika Sultan Abul Mafakhir berkuasa, Aria Wangsakara sempat diutus sebagai Duta Besar Kesultanan Banten ke Mekkah bersama dua orang kepercayaan Sultan lain pada tahun 1936 dan kembali tahun 1638. Sepulang dari Mekkah, Sultan Abul Mafakhir yang merupakan kakek dari Sultan Ageng Tirtayasa ini memberikan gelar Haji Mas Wangsaraja kepada Aria Wangsakara.

Mufti Ali mengaku, pengusulan gelar pahlawan bagi Aria Wangsakara adalah yang paling lancar dibandingkan dengan sejumlah tokoh pahlawan lain yang dia kerjakan pula, misalkan Brigjen Sjamun. Sekali mengusulkan, Aria Wangsakara langsung diverifikasi oleh tim. Usulan gelar pahlawan untuk Aria Wangsakara diterima tahun 2019.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button