Trending

Kisah 4 Pahlawan Nasional dari Banten, Pemantik Perlawanan terhadap Penjajah

Pada umur 11 tahun ia melanjutkan studi ke Mekkah (1905-1910) berguru di masjid Al-Haram tempat ahli-ahli keislaman terbaik di dunia berkumpul membagi ilmu. Pendidikan akademiknya dilalui di Al-Azhar University Cairo Mesir (yang saat itu masih masuk dalam jajaran perguruan tinggi termasyhur di dunia) tempat Ki Syam’un kuliah pada 1910-1915.

KH Syam’un bergabung dengan PETA, gerakan pemuda bentukan Jepang. Bagi orang yang tidak mengerti, KH Syam’un dianggap plin-plan dan pro Jepang, padahal yang ia Iakukan adalah strategi mempersiapkan perlawanan.

Semasa di PETA, jabatan KH Syam’un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA yang wilayah kekuasaannya meliputi Serang, yang pada akhirnya pindah ke Labuan. Selama menjadi Sai Dan Tyo, KH Syam’un sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang. Maksud tersebut ia utarakan kepada pemimpin Dai Dan Tyo M KH Oyong Ternaya dan Dai Dan Tyo IV Uding Surya Atmadja
untuk mengumpulkan kekuatan.

Keterlibatan KH Syam’un dalam dunia militer ini mengantarkan KH Syam’un menjadi pimpinan Brigade l Tirtayasa Badan Keamaman Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan berganti menjadi TNI Divisi Siliwangi. Dengan pangkat terakhir Brigadir Jendral (Brigjen). Karir KH Syam’un di ketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945-1949.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button