BANTENRAYA.CO.ID – Kabar mengenai ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) yang akan diselenggarakan pada 17-21 Juli 2023 di Jakarta, tengah menimbulkan kontroversi di Indonesia.
Acara ini menjadi tempat berkumpulnya para aktivis LGBTQ dari Asia Tenggara. Dari Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan lainnya.
Namun, beberapa tokoh telah menyuarakan penolakan mereka terhadap kegiatan tersebut, mengaitkannya dengan bahaya kesehatan yang terkait dengan hubungan sesama jenis.
Dalam konteks yang lebih luas, munculnya perdebatan mengenai hubungan sesama jenis dan isu LGBTQ menggambarkan perbedaan pandangan dan keberagaman dalam masyarakat.
Beberapa menghubungkan kegiatan tersebut dengan bahaya kesehatan yang dianggap melanggar nilai dan norma sosial yang ada.
Lalu apa bahaya berhubungan sesama jenis yang menjadi salah satu landasan penolakan LGBTQ oleh beberapa tokoh?
Dikutip Bantenraya.co.id dari Alodokter.com pada 11 Juli 2023, disampaikan bahwa melakukan berhubungan sesama jenis, baik antara sesama laki-laki maupun sesama perempuan, dapat menimbulkan risiko kesehatan yang berbahaya.
Salah satu contohnya adalah berhubungan sesama jenis antara laki-laki yang biasanya dilakukan melalui anus, yang dapat meningkatkan risiko penyakit menular melalui anus.
Tindakan ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ anus karena kurangnya pelumas alami, meningkatkan risiko infeksi bakteri karena anus merupakan area yang rentan terhadap infeksi, serta melemahkan otot cincin anus yang mengendalikan buang air besar.
Selain itu, risiko tertular penyakit menular seksual juga menjadi ancaman, seperti HIV, gonore, sifilis, kutil kelamin, herpes kelamin, klamidia, dan lainnya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh dr. Riska Larasati melalui Alodokter.com sejak 23 Januari 2023 lalu.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak penyelenggara ASEAN Queer Advocacy Week terkait penolakan dan bahaya kesehatan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di Indonesia.***








