BANTENRAYA.CO.ID – Kota Serang kembali mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Pratama tahun 2023.
Penghargaan KLA diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
Penyebab Kota Serang kembali mendapat kategori Pratama, lantaran pemenuhan hak anak masih minim, salah satunya penyediaan fasilitas taman bermain anak.
BACA JUGA:Kafilah Kota Serang Siap Unjuk Gigi di MTQ XX Banten, Ini Harapan Walikota Syafrudin
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua III DPRD Kota Serang Hasan Basri buka suara.
Hasan Basri mengatakan, Kota Serang harusnya sudah mendapat penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Madya.
“Harusnya sudah naik ke Madya. Tadi apa yang disampaikan oleh Pak Wali ya harus disegerakanlah. Misalnya ramah anak,” ujar Hasan Basri, kepada Bantenraya.co.id.
Hasan Basri menuturkan, beberapa waktu lalu Kota Serang mendapat penghargaan Kota Ramah Anak, namun faktanya di lapangan masih banyak iklan-iklan yang justru tidak ramah anak.
“Memang ini dilema ya. Kita cari PAD tapi sisi lain juga bagaimana hak-hak masyarakat juga bisa terpenuhi dari sisi yang lain,” tutur dia.
Menurut Hasan Basri, Kota Serang belum menjadi Kota Layak Anak, karena kasus kekerasan masih banyak terjadi.
BACA JUGA:Tiga SMP Swasta di Kota Serang Terancam Gulung Tikar, Dua Tahun Berturut-turut Tidak Dapat Siswa
“Belum. Predikatnya masih Pratama. Kekerasan masih terjadi. Jangan salah di perempatan jalan itu anak-anak kecil. Kalau lewat berhenti di lampu merah ada anak bawa kencleng, kemoceng,” ungkap dia.
Hasan Basri mengaku pihaknya akan mendorong dari sisi budgeting agar Kota Serang ramah anak.
“Kalau perlu misalnya dari sisi anggaran kita sama-sama dengan dewan kita anggarkan bagaimana caranya kota serang lebih ramah terhadap anak,” katanya.
“Terus tadi kalau masih ada iklan-iklan di Billboard yang kurang ramah anak, termasuk iklan u can see, rokok, itu kan iklan-iklan yang dinilai juga oleh anak. Dilema. Sisi lain PAD, sisi lain kita juga harus ramah anak,” imbuh Hasan Basri.
Dari sisi pendidikan, lanjut Hasan Basri, Pemkot Serang juga harus menampung siswa sesuai daya tampungnya. Berdasarkan Permendiknasnya maksimal 35-36 per rombel.
“Nah kalau ada di atas 50 ini juga sama nggak ramah anak. Saya tempo hari survei ada SD yang sampai 50 ditambah kursi yang sudah reog, bocor. Gimana anak mau belajar kalau kondisinya kayak begini,” beber dia.
Hasan Basri menyebutkan, salah satu upaya untuk mengentaskannya adalah mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM) dan forum anak.
“Saya kira harus difasilitasi. Tadi juga ada tokoh juga yang komentar di sini. Kok ini yang menyelenggarakan TBM Lentera ilmu, kenapa bukan pemerintah kota,” katanya.
Hasan Basri mengaku dirinya senantiasa mengajak rekan-rekannya untuk terus meningkatkan literasi.
BACA JUGA:Balai BPOM Sebut Peredaran Obat Keras Marak di Kota Serang
“Saya ke konstituen, ke teman-teman selalu literasi terus ditingkatkan. Di sini saya dorong ada TBM. Di titik-titik yang lain juga sama. Buat TBM, buat yayasan pendidikan dan sebagainya,” jelas Hasan Basri. ***