Kue Apem Putih Bohay Kadubungbang yang Melegenda dari Tahun 2000

Kue Apem Putih Bohay Kadubungbang yang Melegenda dari Tahun 2000
APEM: Proses pembuatan apem putih di Kampung Kadubungbang, RT 005, RW 001, Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Rabu (5 Maret 2025).

BANTENRAYA.CO.ID – Puasa Ramadan identik dengan berburu makanan untuk berbuka. Diantara makanan yang banyak diburu oleh warga Kabupaten Pandeglang adalah kue apem putih bohay yang sudah melegenda dari tahun 2000.

Apem putih merupakan kue tradisional ciri khas di Kabupaten Pandeglang selama bulan puasa Ramadan.

Selain makanannya yang unik, apem putih memiliki cita rasa unik dengan tekstur lembut, dan sedikit asam.

Selama bulan Ramadan, penjual apem putih dibanjiri orderan. Hal ini memberikan keberkahan bagi penjual apem untuk meraup omzet jutaan rupiah.

Program Talenta KBS Mengajar, Sasar Siswa Madrasah Hingga Mahasiswa

Kue apem putih merupakan jajanan tradisional yang mudah ditemukan di Kabupaten Pandeglang.

Kue apem putih khas Pandeglang telah melewati berbagai generasi dan tetap menjadi warisan budaya yang disukai oleh banyak orang.

Kue apem putih memiliki warna yang sangat putih, sedangkan disebut Bohay karena bentuknya yang gemuk dan padat.

Pembuat kue apem putih bohay berada di Kampung Kadubungbang, RT 005 RW 001, Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Pol PP Bakal Jaga Stadion Maulana Yusuf Agar PKL Tak Berjualan Kembali

Aninah, pembuat apem putih mengatakan, selama bulan Ramadan, pesanan apem putih melonjak.

Dengan harga apem yang relatif murah, yang bisa dijangkau oleh pembeli.

“Alhamdulillah, puasa mah banyak yang pesan. Untuk buat eceran puasa per hari kita buat 100 bungkus. Per bungkusnya kita jual Rp 10 ribu,” kata Ani, ditemui di rumahnya saat membuat adonan apem putih, Rabu (5 Maret 2025).

Selama bulan Ramadan, kata Ani, pesanan apem putih meningkat. Bahkan, pesanan tidak hanya datang dari daerah, namun juga datang dari luar daerah.

DPRD Setuju Tukin Pejabat Dipotong

“Iya, puasa mah meningkat, enggak seperti hari-hari biasa. Yang pesan apem kebanyakan dari Pandeglang, tapi ada juga dari Serang,” terangnya.

Kata Ani, apem putih yang diproduksinya sudah ada sejak tahun 2000, hingga sampai sekarang. Apem yang dibuatnya merupakan warisan dari keluarganya.

“Sudah ada sejak tahun 2000. Usaha mandiri penerus almarhum ibu saya, karena almarhum ibu itu dulunya pembuat apem, jadi sekarang usaha apem saya yang meneruskan,” ujarnya.

Dijelaskannya, apem putih yang diproduksinya terbuat dari beberapa bahan makanan. Pembuatan apem tidak mudah, karena harus memiliki keahlian.

Pol PP Kota Serang Pasang Stiker Imbauan di Rumah Makan

“Bahan kue apem ini terbuat dari beras, tape, air, tepung beras, dan ragi,” jelasnya.

Katanya, sudah lebih dari 10 tahun ia menjalani profesi sebagai penjual apem.

Ia mengaku, mampu memproduksi apem putih sebanyak empat karung beras berukuran 25 kilogram, atau satu kwintal per hari saat bulan Ramadan.

“Kalau bulan biasa paling habis 1 karung. Tapi karena puasa permintaan meningkat, sehari bisa habis 4 karung untuk 4.000-6.000 bungkus sehari,” katanya.

Pol PP Bakal Jaga Stadion Maulana Yusuf Agar PKL Tak Berjualan Kembali

Kepala Desa Kadubungbang, Supandis membenarkan, desanya merupakan pembuat kue apem putih bohay.

Kue apem yang diproduksi warganya sangat diminati oleh warga, terutama saat bulan Ramadan.

“Awal adanya kue apem memang dari sini (Kadubungbang). Apalagi kalau lagi bulan puasa, warga sini semuanya pada buat kue apem untuk dijual lagi, karena biasanya banyak yang pesan,” katanya.

Kata Idis, kue apem yang diproduksi oleh warganya sudah ada puluhan tahun.

DPRD Setuju Tukin Pejabat Dipotong

Sebab, apem Kadubungbang memiliki kelembutan yang berbeda, dibandingkan dengan jenis apem putih lainnya.

“Saat saya masih kecil, di sini sudah banyak yang buat kue apem. Mungkin sudah puluhan tahun. Selain rasanya yang enak, mungkin warna putihnya yang menggoda,” ujarnya. (YANADI )

 

Pos terkait